Cup.
"Yuk kita kebelakang." ajak Lucas setelah selesai mengakhiri ciumannya dengan memberikan kecupan di bibir Lexa.
"Yuk, tapi bantu aku pegangin gaun, soalnya kalau buat jalan susah." pinta Lexa dan langsung di laksanakan oleh Lucas.
Vino yang masih ada di sana pun mengeraskan rahangnya dan tangannya terkepal kuat melihat kemesraan mereka berdua.
Tanpa mengucapkan apapun Vino langsung pergi dari rumah Lexa membawa sakit hati yang dia rasakan.
Sedangkan Lucas dan Lexa yang tidak tahu kehadiran Vino pun melanjutkan acara foto prewed nya di halaman belakang rumah Lexa.
...**...
"AAGRR." lagi dan lagi Vino mengamuk di dalam mobilnya.
"Kenapa Lex, kenapa kamu harus memilih dia dari pada aku, kenapa Lex?" racau Vino dengan air mata yang sudah menetes.
"Aku cinta sama kamu Lex, aku cinta."
"Kalau memang kamu tidak cinta sama aku, kenapa harus Lucas yang kamu pilih Lex, kenapa?"
Racau Vino yang sangat terluka hatinya, Vino tak tahu lagi harus pergi kemana untuk menyalurkan semua rasa yang ada di hatinya.
Terlintas dalam benaknya untuk datang ke markas papanya dan membuat onat di sana. Tapi dia mengurungkan itu, mengingat nanti papanya yang akan pusing membereskan kekacauan yang dia buat.
Bagiamana pun Vino juga tidak tega kalau harus membuat kedua orang tuanya sengsara, meskipun dalam hati Vino masih ada rasa kecewa pada mereka berdua.
Karena bingung memikirkan mau kemana, alhasil Vino memutuskan untuk kembali ke apartemennya saja, biar nanti dia mengacak-acak apartemennya saja dari pada harus membuat keributan di luar dan nanti bisa bikin malu keluarganya.
Sampai di depan pintu apartemennya, Vino langsung masuk ke dalam, dan betapa kagetnya dia saat mendapati ada seseorang di dalam sana.
"Mama." kaget Vino karena saat pertama kali membuka pintu wajah mamanya lah yang menyambut kedatangan dirinya.
Bruk.
"Sayang maafkan mama, mama sayang Samarinda kalian berdua, mama tidak pernah membandingkan kalian berdua. Bagi mama sama papa, kamu sama kakak kamu itu sama, kalian itu sama sama anak kesayangan mama papa." ucap mama Vani memeluk Vino dengan erat sambil menangis.
Vino diam saja tak membalas pelukan mamanya.
"Kamu ingat, waktu kamu masih kecil. Mama selalu membela kamu ketika kamu ribut sama kakak kamu, mama selalu menuruti apa mau kamu, bahkan di saat kamu menghilangkan black card milik papapun mama tidak marah sama kamu." lanjut mama Vani.
Vino yang mendengar kalimat terakhir mamanya pun terkekeh dalam hati, mengingat bagiamana dulu dia menyimpan black card papanya dan pura pura sudah membuangnya dari jendela dan berakhir ketahuan oleh kakaknya.
"Mama sayang sama kamu, kamu mau kan maafin mama." ucap mama Vani mohon pada Vino.
Perlahan tangan Vino terulur membalas pelukan mamanya, dia juga tidak tega kalau harus membiarkan mamanya terus terusan menangis seperti ini.
Kalau di ingat ingat juga memang lebih banyak dirinya yang mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya dari pada kakaknya.
Mungkin karena waktu itu emosi Vino lagi gak stabil makanya dia berbicara seperti itu.
"Vino yang seharusnya minta maaf sama mama, Vino salah udah bentak mama, Vino salah udah buat mama menangis." balas Vino memeluk mamanya dengan erat.
"Vino maukan pulang lagi ke rumah, mama kesepian gak ada kamu, mama kangen sama kamu." ajak mama Vani.
Memang mama Vani tidak bisa jauh dari Vino, bahkan pernah waktu Vino ada pekerjaan diluar negri pun mama Vani sempat merengek untuk ikut, tapi papa William melarang mama Vani, hingga berakhir mama Vani yang tetap berada di Indonesia.
Vino melepaskan pelukannya, dia menatap mamanya penuh cinta.
"Ma, Vino udah besar, Vino bukan lagi anak kecil. Jadi boleh ya kalau Vino tinggal sendiri di sini, Vino janji kalau Vino akan sering sering datang ke rumah untuk mengunjungi mama sama papa." ucap Vino.
Memang sudah dari lama Vino ingin tinggal sendiri, dia ingin mandiri. Maka dari itu saat sudah mulai bekerja, Vino langsung membeli apartemen itu untuk dia tinggali. Tapi sayang, mama Vani tidak mengizinkan Vino tinggal di apartemen.
"kenapa kamu gak mau pulang ke rumah, apakah karena kamu masih marah sama mama?" sedu mama Vani.
"Tidak ma, Vino gak pernah marah sama mama, Vino hanya ingin mandiri di sini." balas Vino mencoba memberikan pengertian buat Vino.
"Kalau kamu tinggal di sini, mama di rumah sama siapa, mama gak bisa jauh dari kamu, mama juga pasti nanti akan merasa kesepian kalau kamu pergi." balas mama Vani berusaha menahan Vino.
"Mama tidak akan kesepian, mama bisa mengajak cucu kesayangan mama untuk tinggal sama mama. Vino juga yakin kalau Vian pasti akan dengan senang hati tinggal di rumah papa kalau mama memberikannya laptop." ide Vino.
"Tapi...."
"Mama tidak perlu memikirkan kak Vano, mama cukup merengek sama dia pasti nanti kak Vano akan langsung mengizinkan Vian tinggal sama mama." potong Vino.
"Kalau dia tetap tidak mengizinkan Vian tinggal sama mama, mama tinggal iming iming saja dengan kata kata andalan mama yang ingin mempunyai cucu lagi, pasti nanti kak Vano akan langsung menyetujui keinginan mama." lanjut Vino.
"Ide yang bagus, ya sudah kamu boleh tinggal di sini, lagian mama juga mulai sekarang harus terbiasa hidup berjauhan dengan kamu, karena pasti cepat atau lambat kamu akan menemukan jodoh kamu." balas mama Vani yang akhirnya mengizinkan Vino tinggal di apartemen.
"Nah gitu dong, kalau soal jodoh sepertinya Vino gak akan menikah ma." sekarang gantian Vino yang sedih, mengingat kekasih hatinya sudah berada di pelukan orang lain.
"Hei kenapa kamu bicara seperti itu, anak mama ini ganteng jadi banyak wanita di luar sana yang akan mau menjadi istri kamu, lagian wanita di dunia ini tidak hanya ada satu." mama Vani tidak suka dengan apa yang bisa Vino katakan.
"Benar memang tidak hanya ada satu wanita di dunia ini, melainkan ada banyak. Tapi yang Vino cintai hanya satu di antara banyaknya wanita di dunia ini, sedangkan wanita yang Vino cintai sudah mau menjadi milik orang lain." balas Vino.
"Mungkin sekarang kamu bisa bicara seperti itu, tapi nanti siapa tahukan kalau kamu bisa mencintai wanita lagi, bahkan bisa jadi kamu nanti akan mencintai wanita lagi lebih dari rasa cinta kamu sekarang kepada Lexa."
"Itu tidak akan mungkin ma, Vino sudah lama mencintai Lexa, dan itu tidak akan mudah tergantikan oleh orang yang baru."
"Kita lihat saja nanti, pokoknya mama gak mau kamu galau galau lagi, apalagi sampai kamu mau melakukan hal hal yang tidak baik." pesan mama Vani.
"Vino masih punya otak kok ma." balas Vino santai.
"Baguslah."
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 387 Episodes
Comments
💞 NYAK ZEE 💞
🤣🤣🤣 ngak jadi ngamuk ya vino.....di apartemen dah ditungguin mama Vani ......selamat tuh apartemen.......
2022-10-24
2