CGJT#05

Vino pulang ke rumahnya dan langsung berlalu masuk ke dalam kamar karena dia tidak menemukan siapapun di dalam rumahnya kecuali para pembantu.

Klunting.

Handphone Vino bergetar, Vino pun langsung membuka notifikasi yang ada di handphonenya dan langsung membukanya.

Sorry Vin, aku mau ngabarin kamu kalau mulai besok aku sudah tidak bisa bekerja di perusahaan kamu lagi.

Isi pesan yang Vino terima dari Lexa.

"Apa maksud Lexa, kenapa dia ngomong gitu." ucap Vino menanggapi pesan Lexa.

Vino pun langsung menghubungi Lexa tapi panggilannya tidak di angkat, bahkan sampai beberapa kali Vino menghubungi Lexa masih tetap sama tidak di angkat juga.

"Kenapa Lexa jadi seperti ini, pasti ini ada yang tidak beres." gumam Vino.

Vino mencoba menghubungi Lexa lagi, tapi malah sekarang handphone Lexa tidak bisa di hubungi.

"Aku harus cari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Lexa." Vino bangkit dari duduknya dan langsung berlalu keluar dari kamarnya.

"Loh, kamu kok udah ada di rumah, bukannya ini masih jam kantor ya?" mama Vani heran melihat keberadaan Vino di rumah, padahal ini masih jam tiga sore, biasanya Vino akan pulang jam 4 sore.

"Iya tadi Vino pulang duluan ma." balas Vino.

"Kenapa kamu pulang duluan, apakah papa kamu tahu kalau kamu pulang?" tanya mama Vani.

"Tidak ma, seharian ini Vino belum ketemu sama papa." balas Vino.

"Terus sekarang kamu mau kemana lagi?" heran mama Vani yang melihat Vino hendak pergi lagi.

"Vino ada urusan sebentar ma, nanti kalau urusan Vino sudah selesai Vino pasti pulang kok." jawab Vino.

"Ya sudah ma, Vino pamit pergi dulu." pamit Vino sambil mencium punggung tangan mama Vani.

"Iya hati hati kamu, jangan kebut kebutan kalau bawa mobil." balas mama Vani.

Vino pun langsung pergi lagi dari rumahnya menuju rumah Lexa untuk mencari keberadaan Lexa.

...**...

Sedangkan di tempat Amoora, dia sudah selesai merapikan semua barang barangnya, karena merasa lelah, Amoora pun merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Hufft... akhirnya selesai juga." lega Amoora.

"Terimakasih ya Allah, karena engkau telah mempertemukan hamba dengan orang yang baik." ucap syukur Amoora karena dia bisa bertemu dengan orang sebaik Lexa.

"Semoga besok kerjaan ku lancar, aamiin." doa Amoora.

Setelah beberapa saat istirahat, Amoora merasakan perutnya yang mulai keroncongan. Amoora pun memilih untuk pergi mencari tempat makan yang harganya murah dan isinya banyak.

Amoora berjalan kaki saat mencari makanan, dia tidak mungkin menggunakan uangnya untuk memesan ojek atau naik taksi. Bagi Amoora lebih baik dia jalan kaki saja agar nanti uangnya bisa dia gunakan untuk makan sehari-hari.

Amoora melihat ada warung pinggir jalan yang di sekitarnya banyak truk tronton bermuatan banyak tengah parkir di sana.

Amoora sangat yakin, pasti warung itu adalah tempat para sopir sopir truk itu makan, tak banyak berfikir lagi Amoora langsung menyebrang jalan menuju warung itu.

Amoora masuk ke dalam warung itu dan ternyata warung itu adalah warung prasmanan, dengan senang hati Amoora melangkah menuju penjual yang memiliki warung itu.

"Lauknya berapaan ya Bu?" tanya Amoora.

"Untuk lauk semuanya sama mbak dua ribu, dan untuk nasinya tiga ribu bisa ambil sepuasnya." jawab pemilik warung itu.

Mendengar itu hati Amoora pun senang, akhirnya dia bisa menemukan makanan yang murah dan isinya banyak.

"Kalau di bungkus boleh gak Bu?" tanya Amoora lagi.

"Boleh mbak, ini kertasnya, kalau mbaknya mau ambil sayur ini pastinya." jawab ibu pemilik warung itu menjelaskan.

Dengan gesit Amoora pun mengambil nasi satu bungkus, tapi karena dulu Amoora tinggal di kampung jadi dia bisa membungkus nasi menjadi kecil, padahal isinya banyak.