# Selamat Membaca #
********
Perjalanan yang lumayan jauh....sungguh menguras seluruh energiku...
Sesampainya di rumah, aku langsung menuju kamarku untuk beristirahat.
Saat akan naik tangga, tak sengaja aku bertemu Nisa...
" Mas Rian baru pulang.... dari mana saja mas....Nisa kuatir....mas Rian juga gak ngasih kabar...!".
Nisa banyak bertanya padaku, terlihat gurat kecemasan di raut wajahnya.
" Ikut aku..!".
Ku tarik tangan Nisa dengan lembut, dan membawanya ke kamarku.
" Kok ke kamar mas...?".
tanyanya padaku.
" Aku lelah Nisa...akan kujelaskan sambil istirahat... ".
Nisa menurut dan mengikutiku masuk ke dalam kamar.
Langsung kurebahkan tubuhku di kasur, tanpa melepas sepatuku.
Nisa yang melihat itu, mendekatiku.....melepas sepatu dan kaos kaki yang melekat di kakiku.
Sungguh aku merasa senang sekali.... seperti di layani seorang istri.... bahkan lelahku pun sedikit berkurang.
" Mas Rian gak gerah.....gak mandi dulu...atau ganti pakaian saja.....yang ini sepertinya sudah kotor mas...!".
Nisa memperingatkanku.
" Mas terlalu capek....Nisa aja yang gantiin baju mas...".
Aku tersenyum ke arahnya, kukira dia akan menolak.... tapi kulihat dia berjalan menuju lemari pakaian, dan mengambil kaos santai dan juga celana pendek untukku.
Nisa mulai membuka kancing kemejaku satu per satu...kenapa aku jadi salah tingkah gini.
Kemejaku pun terlepas...
" Mas Rian pakai kaosnya...kalo celana lepas sendiri ya mas....Nisa takut....ntr lihat ular cobra....hi..hi..hi.....
ceritanya nanti saja, setelah mas Rian istirahat.... sepertinya mas terlalu lelah..!".
Aku terkekeh mendengar jawaban Nisa tentang ular cobra.
Aku tersenyum smirk.....
Timbul ide jahilku untuk menggoda Nisa.
Kutarik tangannya.... dia pun terduduk di pinggir kasurku....kudekatkan bibirku.. kuberbisik di telinganya..
" Nisa gak penasaran sama ular cobra milik mas...hemm.."
Nisa bergidik.... entah jijik atau ngeri....
" Emang mas Rian berani nunjukin ular cobra mas ke Nisa...."
Nisa malah balik menggodaku.
Kukerjai dia...pelan - pelan ku buka resleting celanaku....belum selesai ku buka...Nisa sudah berdiri.... sedikit berlari ke arah pintu.
" Gak jadi mas.....Nisa masih waras....belum saatnya Nisa lihat....ha...ha..ha.."
Nisa membawa baju kotorku, dan akan berlalu meninggalkanku di kamar.
Sebelum menyentuh handle pintu kamarku... aku memanggil nya...
" Nisa.....terima kasih...... I love you...".
" Sama - sama mas Rian..... I love you too..!".
Jawaban Nisa membuat hatiku berbunga bunga...seperti ada kupu - kupu berterbangan.....kata - kata simpel tapi menyejukan.
****
Malam hari....Rian di sidang oleh Ayah dan Bundanya....
Bunda juga sudah menyuruh bik Sumi untuk memanggil Nisa.
Nisa pun datang dan bergabung dengan keluarga Rian.....tanpa Viano tentunya,
Anak itu belum pulang.... masih sibuk dengan teman- temannya.
Bunda mulai bicara...
" Gimana Yan....kunjunganmu ke rumah Nisa...?".
Nisa yang mendengar Rian datang ke rumahnya begitu kaget, karena Rian belum mengatakan apapun padanya.
" Maaf bunda....Mas Rian ke rumah Nisa....kapan bund..?".
" Kamu belum mengatakannya ke Nisa ...Yan..?".bunda bertanya ke Rian.
" Eh iya Bund.... aku tadi lelah sekali....
maaf ya Nisa....itu yang tadi mau mas jelaskan padamu...". jelas Rian.
" Gak apa-apa mas....aku juga lihat kok...tadi mas sangat lelah sekali.....aku juga belum sempat memberi tahu ayah dan ibu tentang masalah ini...". kata Nisa lirih.
" Begini Yah...Bund, aku sudah menemui orangtua Nisa.....Alhamdulillah mereka sudah merestuinya....aku bilang ke mereka....seminggu lagi pernikahannya...".
Rian menjelaskan ke Ayah Bunda...sekaligus juga ke Nisa.
" Apa mas....seminggu..... gimana bisa....aku saja belum bicara ke ayah ibu....trus persiapan....ya aku belum mempersiapkan apa - apa....bagaimana ini..!".
Nisa kelihatan panik.....dia meremas kedua tangannya.
Ayah dan Bunda Rian hanya tersenyum.... mereka tahu, Rian sudah mempersiapkan semuanya tanpa sepengetahuan Nisa.
" Kamu gak usah panik Nis....orangtua mu sudah tahu, bahkan sudah memberi restu...semua sudah aku persiapkan....orangtua mu tidak perlu melakukan apa- apa....dan kamu cukup siapkan mentalmu untuk menjadi Nyonya Rian..."
Penjelasan Rian membuat Nisa bernafas lega.
" Bunda dan Ayah berharap, semoga acara pernikahannya berjalan dengan lancar..."
Tiba - tiba muncul Viano dari balik pintu, tanpa mengucap salam...
" Siapa yang mau nikah.....jangan bilang bang Rian yang mau nikah.....Kok ada Nisa juga di sini....jangan bilang juga abang nikahnya sama Nusa..."
Viano mencecar banyak pertanyaan.
" Ucap salam dulu Vian...!".
kata Bunda.
" Maaf Vian lupa bund..... Assalamualaikum"
" Waalaikumsalam..."
Mereka semua menjawab salam Viano.
" Sekarang jawab pertanyaan Vian...!".
kata Viano agak sedikit menekan.
Rian menghembuskan nafas kasar....ia tahu pasti Viano akan membencinya.
" Hhhaaahhh....ya Vian.... abang akan nikah sama Nisa.....maafkan abang...".
" Tidak... tidak....ini bohong kan....abang hanya bercanda kan bang.....bunda bisa jelaskan...?".
Viano masih tak percaya.
" Benar yang dikatakan oleh abangmu nak...".
kata bunda.
" Bunda kan tau....aku yang pertama bilang Nisa calon istriku.... kenapa jadi malah abang yang akan menikahinya.....aku tak percaya ini....kenapa tidak ada yang bicara padaku.....
Nisa...... kau tau aku sangat menyukaimu.... dan abang ...kenapa abang tega menusukku dari belakang... ".
Viano berlalu pergi meninggalkan kami dengan amarah yang meluap - luap.
Akupun beranjak.....hendak mengejar Viano.
" Bunda, Ayah....mas Rian... biar Nisa yang bicara sama mas Viano... "
" Nisa.....".
Mas Rian memegang tanganku, menggelengkan kepalanya tanda ia melarangku.
" Rian......biarkan Nisa yang bicara sama Vian....".
Bunda menyuruh Rian mengijinkanku.
Akhirnya Rian pun mengangguk dan melepas tanganku yang dipegangnya.
Di kamar mas Viano....
kuketuk pintu kamarnya.... perlahan.
Tok...tok...tok...tok...tok...
Ceklek......
" Mas Vian..... Nisa masuk ya mas....".
aku melangkah masuk... kulihat Vian ada di balkon kamarnya.... ku mendekat.
" Mas....mas Vian.....maafin Nisa ya mas...."
kataku lirih.
Tak kusangka mas Rian berbalik badan dan langsung memelukku erat.
Ku dengar....Vian menangis ...
Ku biarkan sejenak, ku biarkan mas Vian memelukku sambil menangis.... mungkin itu bisa mengurangi beban di hatinya.
" Aku gak rela Nis.....gak rela.....gak akan pernah rela......walaupun itu dengan abangku sendiri.... ".
" Mas Vian..... jangan begini mas.....Nisa gak bisa nafas.....meluknya terlalu kencang..."
Heh.....dahi Vian mengernyit.....lagi sedih gini masih sempet - sempet nya Nisa bercanda.
Vian pun mulai mengendorkan pelukannya.
" Kita kawin lari Nis ..!".
ajak Viano padaku.
" Gak cape mas.....kawin sambil lari...! ".
jawabku mode polos.
Vian menyentil kepalaku pelan......
" Masih bercanda aja......aku serius Nis..."
" Aku dua rius malahan mas...."
kulihat Viano mulai kesal ku kerjai terus.
" Sini mas.....!". aku menarik tangan Viano dan kami pun duduk di sofa.
Dan.......
***********
Author mengucapkan....
* Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H *
* Mina Aidzin Wal Faidzin.........Mohon Maaf Lahir dan Batin "
Terima kasih bagi yang sudah mampir di karyaku.
Dukung terus Author ya..... Jangan lupa kasih like dan coment nya......
Tekan juga tanda love.
Makin banyak like .....Author makin semangat nulisnya.
Mampir juga di karya Author yg lain judulnya " " Perjuangan Yuna "
Ditunggu....
Maaf juga bila banyak typo dimana- mana...
Harap maklum ya.....
************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
HNF G
nah lo mulai panas nih si vian😅
2024-11-19
0
Sandisalbiah
hah.. wes angel urusan ne... rival cinta antara dua sadar itu susah
2024-04-29
0
Arnijum
hahaha duh keinget ma yayang dulu tak ajak kawin lari.....habis ortu gk ngrestui
2021-05-08
2