Phoenix Penghancur
Alam semesta dibagi menjadi tiga ribu dunia besar, tiga ribu dunia menengah, dan tiga ribu dunia kecil.
Dunia tempat Benua kultivasi Haoyue berada termasuk ke dalam jajaran tiga ribu dunia besar. Yang terdiri dari alam bawah, alam atas, dan alam tertinggi.
Di Benua Haoyue, makhluk cerdas dibagi menjadi dua ras. Yaitu Manusia dan Iblis (Monster/sebutan untuk binatang yang bisa berubah bentuk menjadi manusia).
Sejak zaman dahulu, manusia dan iblis telah bertarung satu sama lain untuk saling memperebutkan sumber daya, yang mengakibatkan perselisihan terus menerus antar generasi.
Namun meski begitu, perseteruan antara manusia dan iblis tidak menutup memungkinkan adanya keturunan antara manusia dan iblis yang disebut Ras setengah-iblis.
Ras setengah-iblis telah hidup di tengah-tengah manusia dan iblis.
Akan tetapi manusia dan iblis itu sendiri memandang rendah ras ini.
Karena, Mereka berasumsi bahwa darah setengah-iblis tidaklah murni.
Bagi para iblis, darah yang murni juga bermanfaat bagi kultivasi mereka.
Wilayah manusia dan iblis telah dibagi sejak zaman dahulu.
Manusia memadati tanah benua yang luas dengan membagi beberapa wilayah.
Sedangkan para iblis dibagi menurut kebiasaan hidup masing-masing.
Ras iblis dibagi menjadi klan Naga, klan Phoenix, klan Harimau, klan Rubah, dan klan Laut.
Masing-masing klan iblis memiliki wilayah yang sangat besar yang tersebar di penghujung hutan belantara, di bagian timur benua.
"Ayo cari! Aku ingin melihat, apalagi yang bisa disembunyikan oleh gagak ini!"
Seorang anak laki-laki yang berumur belasan tahun sedang memerintahkan para pelayan di belakangnya.
Para pelayan itu buru-buru mengikuti perintah sang majikan. Mereka masuk ke dalam ruangan yang sangat bobrok, mengobrak-abrik ruangan yang hanya berisi tempat tidur dan lemari.
Sementara itu di sudut ruangan, meringkuk seorang anak laki-laki yang sangat kurus tubuhnya dan tidak terawat badannya.
Dia berusaha untuk meminimalkan rasa kehadirannya agar tidak dipukul oleh sekelompok orang ini.
"Hei gagak! Beraninya kamu mengabaikan Tuan Muda ini, Tuan Muda ini sudah berbaik hati membersihkan kamarmu. Tidakkah kamu memberiku sesuatu?"
Anak kecil yang dipanggil gagak itu tidak merespon. Anak belasan tahun yang memproklamirkan diri sebagai Tuan Muda mendengus.
"Ayo cari, cepat!"
"Tuan Muda, ruangan itu sudah dicari sejak lama. dan tidak ada lagi yang tersisa." Seorang pelayan menghampirinya.
"Tidak ada lagi yang tersisa?"
"Tidak Tuan Muda."
"Kalau begitu ayo pergi! Aku tidak ingin berlama-lama ditempat ini, membuatku merasa kotor." Tuan Muda itu meludah ke tanah kemudian melambaikan tangannya dan pergi.
Suara langkah kaki bergema semakin jauh, dan anak yang meringkuk di sudut mengangkat kepalanya perlahan.
Mata hitam itu berkilat.
Feng Mo adalah salah satu anak yang lahir di dalam klan Phoenix.
Sayangnya, dia adalah seekor Phoenix hitam.
Di dalam klan Phoenix, yang kemurnian darah dianggap prioritas, Feng Mo seperti seorang alien.
Tidak hanya dia memiliki darah manusia di dalam tubuhnya, tetapi juga bulunya berwarna hitam murni.
Sejak zaman dahulu, bagi para monster, hitam berarti dosa.
Sejak menetas dari telur, Feng Mo telah diasingkan dari klan.
Feng Mo terlahir dengan darah manusia yang membuatnya bisa berubah bentuk sejak lama. Meski begitu, karena warna bulunya, klan telah memutuskan bagaimana kelangsungan hidupnya.
Feng Mo dibesarkan oleh seorang pelayan setengah-iblis lainnya.
Karena tidak bisa lagi mendapatkan sumber daya untuk berkultivasi, sang pelayan mengabdikan diri kepada klan untuk sumber daya. Hanya saja, waktu tidak bertahan lama.
Semenjak mengetahui bahwa ada seekor Phoenix hitam di dalam klan, anak-anak klan telah menyusahkan bayi Feng Mo sejak saat itu. Dan sang pelayan yang merawat Feng Mo juga terkena dampaknya, dia tidak tahan lagi kemudian memutuskan pergi.
Feng Mo telah hidup sendiri sejak dia bisa mengingatnya. Halamannya berada di bagian terpencil dari seluruh kompleks istana.
Uang bulanan yang dibagikan juga sering dirampok. Dan karena dia belum mulai berkultivasi, Feng Mo sendiri sering merasakan kelaparan karena kekurangan makanan.
Dia hampir berusia lima belas tahun, tapi karena kekurangan makanan, tubuhnya telah kurus kering seperti anak berusia sebelas-dua belas tahun.
Itu adalah hari lain dari penindasan. Feng Mo telah lama terbiasa.
Jika dulunya dia masih melawan, maka sekarang dia suka diabaikan. Karena setiap kali dia mengeluh, yang didapat hanya tatapan dingin dan acuh tak acuh.
Beberapa hari kemudian, di saat Feng Mo sedang mencari makanan. Seseorang datang kepadanya. Dia adalah orang kepercayaan dari Patriark klan.
"Feng Mo, Patriark memanggilmu untuk datang menghadapnya." Orang kepercayaan itu menatap jijik kepada Feng Mo.
Feng Mo telah terbiasa.
"Terima kasih, Pelayan He."
Pelayan He, orang kepercayaan Patriark mendengus. "Apalagi yang kau butuhkan, cepatlah!"
"Ya."
Feng Mo buru-buru merapikan tubuhnya dan mengikuti langkah Pelayan He.
Dari kamar Feng Mo ke halaman utama, jaraknya sangat jauh bagi manusia biasa.
Sang pelayan merasa sangat merepotkan, dia dengan enggan membawa Feng Mo terbang.
Dari langit terlihat sebuah kompleks istana yang sangat besar.
Halaman Istana hanya diperuntukkan bagi Patriark dan Tetua klan.
Untuk anak-anak yang dilahirkan dari klan, mereka yang tidak memiliki orang tua juga dibesarkan di istana sampai mereka memulai jalan kultivasi.
Feng Mo termasuk dari telur-telur yang tidak diketahui siapa orang tuanya. Hanya saja tidak ada yang berbeda dari dia saat dia masih berbentuk telur.
Itulah sebabnya saat diketahui bahwa dia terlahir berbulu hitam, hal tersebut segera menggemparkan seluruh klan.
Karena phoenix hitam termasuk phoenix kelas bawah, bahkan yang terendah dari semua kelas.
Sesampainya di depan halaman Patriark, Pelayan He melemparkan Feng Mo dengan tergesa-gesa.
Feng Mo yang jatuh bangkit perlahan dan membersihkan dirinya sendiri.
Pelayan He mendengus dingin kemudian berbalik menghadap pintu.
"Patriark, bawahan telah membawa Feng Mo."
"Masuk."
Pelayan He melotot kearah Feng Mo kemudian membuka pintu ruangan. Feng Mo mengikuti di belakang.
Ruangan tempat Patriark berada sangat besar. Dia telah duduk menunggu di atas kursinya.
"Patriark, bawahan telah membawa Feng Mo bersamanya." Pelayan He melapor sambil memberi hormat.
"Ya."
Patriark klan Phoenix mengalihkan matanya ke arah Feng Mo.
"Patriark." Feng Mo memberi salam.
Pria itu mengangguk.
"Feng Mo, besok tanah warisan klan akan dibuka. Kamu dan anak-anak lainnya yang belum menerima warisan akan masuk. Di dalam, apapun yang kamu dapatkan tergantung keberuntungan mu. Sekarang bersiaplah, jika kamu terlambat, kamu harus menunggu lebih lama lagi untuk mendapatkan warisan."
"Terima kasih, Patriark!"
"Pergi."
Pelayan He membawa Feng Mo pergi ke halaman yang sudah disiapkan. Di sana sudah ada pelayan yang menunggu.
Kemudian Pelayan He menyuruh para pelayan untuk memandikannya yang masih kotor. Mengganti pakaiannya dan menyuruhnya untuk langsung beristirahat untuk mengisi tenaga.
Feng Mo merasa tidak ada yang bisa dilakukan dan berbaring di tempat tidur. Matanya menatap langit-langit ruangan.
Sebagai anak terlantar, Feng Mo bisa menghitung jari berapa kali dia menemui Patriark klan.
Patriark klan Phoenix adalah keberadaan terkuat di dalam klan. Dia hanya setengah langkah lagi dari kenaikan ke alam atas.
Dan Patriak klan memiliki bentuk asli yang adalah seekor Phoenix Ilahi.
Sebagai anak terlantar, Feng Mo biasanya selalu diabaikan oleh semua orang. Hanya saja Patriark selalu bisa mengingatnya di setiap kesempatan penting.
Seperti halnya tanah warisan, jika itu orang lain, tidak ada yang akan mengingat dirinya. Bahkan jika ingat, mereka tidak akan menyebutkan namanya.
Feng Mo menutup mata. Dia telah lama mengetahui dirinya sendiri. Dan dia tidak tahu apakah ada sesuatu dalam dirinya yang menarik perhatian Patriark.
Bagaimanapun dia hanyalah seekor phoenix hitam.
Keesokan paginya, Feng Mo dibangunkan pagi-pagi sekali. Setelah mandi dan berganti pakaian, dia dipimpin oleh seorang pelayan menuju tanah Terlarang.
Tanah Terlarang klan biasanya tidak boleh dimasuki. Di sana lah para tetua biasanya mundur untuk berkonsentrasi dalam kultivasi.
Dan terdapat harta klan yang tidak boleh diperlihatkan untuk orang lain.
Di depan penghalang tanah terlarang telah berkumpul sekelompok orang. Anak-anak klan yang belum mendapat warisan berjumlah hampir selusin orang.
Biasanya mereka adalah anak-anak yang lahir dari phoenix kelas menengah kebawah.
Bagaimana pun phoenix berdarah murni telah mendapatkan warisan dari sejak dia lahir.
Sekelompok lobak berbulu ini memiliki rata-rata umur dua belas hingga lima belas tahun.
Feng Mo adalah yang tertua. Namun fisiknya terlihat lebih muda karena tubuhnya yang kurus.
Setelah beberapa saat, orang-orang yang akan memasuki tanah terlarang telah berkumpul.
Tetua yang membawa token masuk meminta semua orang untuk berkumpul di belakangnya.
"Sejak kamu masuk, berjalanlah di belakangku. Jika kamu tersesat, jangan salahkan saya jika kamu tidak menemukan jalan keluar."
"Ya Penatua!"
"Ya!"
Anak-anak itu sangat bersemangat.
Feng Mo bergabung dalam bagian belakang barisan tanpa mengatakan sesuatu. Anak-anak yang baru saja bersemangat itu diam-diam menghindarinya.
Tetua yang membawa token melemparkan token giok tersebut ke arah penghalang transparan.
Riak mulai muncul di penghalang dan kemudian membentuk sebuah pintu. Tetua mulai berjalan diikuti oleh orang-orang di belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-09-19
0
Al^Grizzly🐨
Walaupun ada yg salah sebut..ceritanya bagus.
2023-09-11
1
Halu
misi numpang nyimak bang
2023-05-24
1