Tanah Terlarang ada di bagian pusat kompleks istana. Biasanya jika tidak ada sesuatu yang penting, tanah Terlarang tidak boleh dimasuki.
Setelah berjalan beberapa saat di dalam formasi pelindung, akhirnya sekelompok orang tersebut berhasil keluar dari formasi.
Jika tidak ada seseorang yang menuntun jalan dan membawa token, maka orang tersebut dapat tersesat di dalam formasi dan dianggap sebagai penyusup.
Sebagai penyusup, yang menunggunya adalah hukuman bahkan kematian.
Begitu keluar dari formasi, seruan kagum dari sekelompok anak-anak terdengar. Feng Mo yang berada di belakang barisan dapat merasakan gelombang hangat menerpa wajahnya.
Aura atau energi spiritual yang berkali-kali lipat jumlahnya memenuhi udara.
Bisa dibayangkan bahwa di bawah tanah Terlarang terdapat nadi spiritual yang langkah.
Para Tetua tidak mengatakan apa-apa tentang seruan anak-anak, dan terus melanjutkan perjalanan ke suatu tempat.
Kemudian mereka sampai di sebuah gua yang sangat besar. Para Tetua berhenti di depan pintu masuk gua.
"Ayo masuk, warisan apapun yang akan kalian dapatkan di dalam adalah takdir kalian masing-masing."
"Ya, Penatua!"
"Terima kasih, Penatua!"
Sekelompok anak mulai gugup. Bagaimanapun warisan adalah sesuatu yang sangat penting untuk memulai jalan kultivasi.
Dalam klan iblis, pewarisan dilakukan melalui darah. Semakin murni darah, semakin kuat dan tinggi warisan yang didapat.
Itulah sebabnya iblis-iblis tingkat tinggi memperhatikan kemurnian darah dalam garis keturunannya.
Semakin kuat warisan yang didapat, semakin tinggi juga tingkat kultivasi yang akan dicapai kelak.
Feng Mo tidak mendapatkan warisan melalui darah. Darah manusia di dalam tubuhnya mencegahnya mendapat warisan.
Jika dia bisa mengeluarkan darah manusia dari tubuhnya, maka dia akan mendapatkan warisannya.
Akan tetapi untuk memurnikan darah, dibutuhkan banyak obat-obatan dan harta langit bumi yang langkah.
Untuk Feng Mo yang miskin dan diasingkan, memurnikan darah hanyalah angan-angan.
Satu persatu anak-anak mulai melangkah ke dalam gua. Feng Mo menunggu gilirannya dalam diam.
Begitu semua anak telah masuk, para tetua pergi dan meninggalkan seorang penatua untuk menjaga pintu.
Feng Mo masuk ke dalam gua, apa yang dilihatnya adalah sebuah platform tunggal.
Tidak ada seorangpun di sekitarnya.
Dia adalah satu-satunya yang ada di sana. Entah pergi ke mana sekelompok anak di depannya tadi.
Feng Mo melihat sekeliling, setelah memastikan bahwa dia lah satu-satunya. Feng Mo pergi menaiki platform tersebut.
Di tengah platform terdapat sebuah tikar yang membentang. Feng Mo tidak ragu untuk duduk di atas tikar.
Tidak ada yang tidak ingin mendapatkan warisan. Bahkan Feng Mo telah mencari cara untuk memulai jalan kultivasi.
Jika Kamu bisa berkultivasi, maka Kamu bisa menjadi kuat.
Feng Mo ingin menjadi kuat sehingga tidak ada lagi yang bisa menghinanya. Bahkan jika dia adalah phoenix hitam sekalipun.
Di dunia ini, yang kuat dihormati.
Begitu Feng Mo memposisikan dirinya untuk bermeditasi, sebuah suara bergema di dalam pikirannya.
Suara itu sangat lembut dan damai. Feng Mo segera berkonsentrasi untuk mendengarkan isi ceramah senior tersebut.
Setelah beberapa hari kemudian, Feng Mo di pindahkan ke dalam sebuah kolam.
Feng Mo terkesiap begitu menyentuh air kolam. Karena air tersebut bukanlah air biasa.
Rasa sakit menyerang tubuhnya. Feng Mo menggigit bibirnya berusaha untuk menahan.
Kemudian Feng Mo berusaha menjalankan cheat kultivasi yang baru saja didapatkannya.
Siang dan malam terus berlalu, Feng Mo tidak tahu berapa hari lagi yang dia habiskan di dalam kolam. Dia membuka mata setelah menyelesaikan kultivasinya.
Feng Mo tersenyum bahagia. Akhirnya dia mendapatkan apa yang diinginkannya.
Berjalan keluar dari kolam, Feng Mo membersihkan dirinya.
Sepertinya sudah lama sekali sejak dia masuk ke dalam gua. Dia tidak tahu apa yang akan didapat oleh anak-anak yang lain. Tapi yang pasti Feng Mo mendapatkan miliknya sendiri.
Keluar dari gua, Feng Mo melihat satu-satunya penatua yang sedang menunggu.
"Kamu yang terakhir keluar."
"Terima kasih penatua, telah bersedia menunggu junior ini." Feng Mo dengan tergesa-gesa menghormati.
"Ya, ayo pergi."
"Merepotkan Penatua." Feng Mo buru-buru mengikuti tetua tersebut.
Setelah keluar dari formasi tanah Terlarang, sang penatua berbaik hati mengantarkan kembali Feng Mo ke halamannya.
Begitu bayangan penatua menghilang dari matanya, Feng Mo menutup rapat pintu rumahnya.
Tidak disadari Feng Mo, sang penatua menoleh kembali ke arah halamannya. Wajahnya sedikit cemberut.
Untuk seekor phoenix hitam, berapa lama yang dibutuhkan untuk berada di dalam gua warisan, seharusnya tidaklah lama.
Tapi anak phoenix ini keluar lebih lama dari yang lain. Entah dia tidak bisa memahami jalan kultivasi atau dia mendapatkan cheat kultivasi yang tinggi.
Sayangnya, warisan adalah apa yang ada dalam darah, bahkan jika Feng Mo mendapatkan cheat kultivasi tingkat tinggi, dia tidak bisa mempraktekkannya.
Feng Mo tidak tahu bahwa seseorang baru saja mendambakan warisannya.
Duduk di atas tempat tidur, Feng Mo buru-buru bermeditasi.
Feng Mo masuk ke dalam pikirannya. Apa yang ada di benaknya adalah sebuah buku, yang merupakan sebuah cheat kultivasi tingkat Surga tingkat tinggi.
Cheat kultivasi dibagi menjadi empat bagian.
Tingkat Huang, Xuan, Bumi, dan Surgawi.
Dari yang terendah hingga yang tertinggi. Kemudian dibagi lagi menjadi tiga tingkatan. Tingkat rendah, menengah, dan tinggi.
Mungkin Feng Mo menghabiskan seluruh keberuntungannya untuk mendapatkan cheat kultivasi tersebut.
Cheat yang didapat Feng Mo bernama [Sepuluh Ribu Racun].
Seperti namanya, Feng Mo harus berkultivasi menggunakan racun. Dan racun yang dibutuhkan Feng Mo adalah racun yang mematikan.
Untuk berkultivasi, dibutuhkan juga tubuh yang kebal terhadap segala macam racun.
Untungnya selain cheat kultivasi, Feng Mo juga mendapatkan cheat penempaan tubuh. Yang selaras dengan metode kultivasi.
"Racun ... " Di mana harus mendapatkan racun?
Feng Mo berhenti dari bermeditasi. Untuk mendapatkan racun mematikan, yang pertama harus dilakukan adalah mempelajari segala macam hal tentang racun.
Entah bunga beracun, hewan beracun, air beracun, atau tempat-tempat yang bisa menghasilkan racun.
Berbicara tentang air beracun, kolam yang dimasuki Feng Mo di dalam gua sebenarnya adalah kolam beracun. Hanya saja toksinitas racun di dalamnya hanya sedikit, sangat-sangat sedikit.
Mungkin itu diperuntukkan bagi klan yang baru saja memulai jalan kultivasi.
Kemudian Feng Mo mengeluarkan barang-barangnya dari alam semesta miliknya.
Alam semesta adalah sebuah tempat penyimpanan yang melekat pada jiwa.
Feng Mo menemukan bahwa dia memiliki tempat penyimpanan miliknya sendiri. Walaupun miliknya tidak sebesar ruangan tempat dia tinggal.
Di tempat warisan, bersama dengan cheat kultivasi, Feng Mo mendapatkan sebuah tungku alkimia.
Tungku alkimia itu berwarna abu-abu kebiruan dengan pola bunga teratai di tubuhnya.
Feng Mo melepaskan kesadarannya untuk menandai tungku alkimia tersebut.
Namun tidak butuh waktu lama, wajah Feng Mo memucat saat kesadarannya ditarik dengan keras.
Ternyata tungku alkimia tersebut merupakan sebuah alat spiritual tingkat tinggi, yang tidak sesuai dengan tingkat kultivasi Feng Mo yang baru di mulai.
Feng Mo berusaha keras untuk bertahan. Jika dia dengan ceroboh menarik kesadarannya, maka dia tidak tahu konsekuensi apa yang harus diterima.
Beberapa saat kemudian Feng Mo berhasil menarik kesadarannya dengan mulus. Sakit menyerang kepalanya. Menyebabkan dirinya merasakan pusing yang hebat.
Dan sebelum kesadarannya jatuh, Feng Mo merasakan ketidakberdayaannya.
Hutan di wilayah iblis lebih menakutkan dan berbahaya daripada hutan di wilayah manusia. Karena binatang tanpa kecerdasan yang menghuni hutan lebih kejam dan agresif daripada yang lain.
Binatang-binatang buas itu hidup dengan saling memakan satu sama lain.
Feng Mo sedang berjalan di dalam hutan untuk mencari makanan.
Ya, makanan.
Setelah bangun dari pingsan beberapa hari yang lalu, Feng Mo menyadari bahwa tubuhnya telah kelaparan untuk waktu yang lama.
Dia terlalu bersemangat karena mendapatkan cheat kultivasi sehingga melupakan kondisi tubuhnya sendiri.
Sekarang yang harus dilakukan Feng Mo adalah memenuhi kebutuhannya. Sebelum berkultivasi, Feng Mo harus mencari makan terlebih dahulu.
Klan Phoenix telah tinggal di wilayah hutan sejak zaman dahulu. Dan binatang-binatang buas tanpa kebijaksanaan yang menempati hutan telah lama menyingkir.
Karena dengan adanya penindasan dalam darah, binatang-binatang buas itu tidak berani mendekati wilayah yang dimiliki klan.
Feng Mo harus berjalan lebih jauh ke dalam hutan untuk mencari mangsa. Feng Mo telah terbiasa berburu sejak dia bisa mengingat.
Jika dia tidak berburu, dia akan mati kelaparan. Dan akan menjadi satu-satunya phoenix yang mati dengan keadaan memalukan.
Suara kepakkan sayap terdengar tidak jauh di depan. Feng Mo berjalan dengan diam-diam. Matanya melihat seekor burung pegar yang sedang bersandar di salah satu dahan pohon.
Feng Mo bersembunyi di balik sebuah pohon dan mengeluarkan busur dan anak panahnya.
Memposisikan anak panah ke arah burung tersebut. Feng Mo menahan nafas kala melepaskan anak panah.
Melesat!
Panah itu melesat cepat mengenai burung tersebut.
Burung itu panik karena sakit yang merobek lehernya, sebelum akhirnya jatuh ke bawah.
Feng Mo tidak bergerak dari tempat persembunyiannya. Diam-diam menatap burung yang mulai berhenti bergerak.
Setelah memastikan bahwa burung pegar itu benar-benar mati, Feng Mo mendekat.
Setelah mengambil burung mati itu, Feng Mo membersihkan buruannya dan menyalakan api.
Saat Feng Mo mulai memanggang, matanya tidak sengaja melihat sarang Semut api yang berada tidak jauh.
Yang menarik minatnya adalah semut itu termasuk dalam kategori hewan beracun.
Racun seekor Semut api mungkin sangat kecil, tapi jika itu adalah sekawanan semut...
Feng Mo menundukkan kepalanya dan tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Sasi Kirana
saran saja coba kasih dialog peristiwa waktu mendapatkan kultivasi dari awal masuk goa sampai selesai bakal lebih menarik lagi kalau hanya narasi kesannya kurang greget dalam bacanya dan imajinasinya gk dapat
2023-11-08
1