Setelah melewati ketegangan, tubuh Feng Mo tiba-tiba menjadi rileks sehingga dia tertidur untuk sepanjang malam.
Bangun keesokan hari, Feng Mo mulai merasa sakit di sekujur tubuhnya yang diakibatkan dari cerukan kekuatan spiritual.
Dia mulai duduk bermeditasi. Aura di udara berbondong-bondong masuk ke dalam tubuh. Mengisi kembali dantian yang kosong.
Setelah bermeditasi seharian, Feng Mo merasa tubuhnya ringan seperti telah dicuci kembali.
Ketika Feng Mo turun ke restoran, dia kebetulan melihat Kong Li sedang makan.
"Saudara Mo, kamu telah keluar."
"Saudara Kong, apakah kamu baik-baik saja?"
"Tidak masalah, hanya kelemahan sesaat karena terlalu banyak menggunakan kekuatan spiritual. Ini bukan pertama kalinya bagiku."
"Bagus."
"Omong-omong aku telah memesankan makanan untukmu, aku khawatir kamu tidak keluar dari kamar."
"Aku baik-baik saja, terima kasih Saudara Kong."
Feng Mo duduk di sebelah Kong Li. Kong Li terus mengeluh tentang kejadian kemarin.
"Apa yang terjadi kemarin masih membuatku bertanya-tanya, kami tidak tahu apa yang terjadi, binatang buas itu tiba-tiba muncul dan menyerang kita. Bukankah sebelumnya dia tidak ada di sana?"
Feng Mo juga tidak habis pikir. Gurita raksasa itu harus melintasi seluruh perairan untuk bisa muncul di sana.
"Bagaimana Saudara Kong menemukan anomali kemarin?"
"Saya telah bertemu dengan banyak pembudidaya tingkat Jindan. Juga sebelum kultivasiku macet, aku telah menyentuh penghalang tingkat ketiga, hanya masalah waktu untuk menerobos penghalang. Jadi kesadaranku telah lama berada di puncak tingkat kedua. Dan kemarin kami tidak menemukan serangan binatang buas lainnya, saya hanya iseng memeriksa laut di bawah perahu. Siapa yang tahu bahwa binatang itu telah mengintai di bawah sana."
Mengerutkan kening, Feng Mo merasa kejadian kemarin tidak sesederhana yang dia pikirkan. Sesuatu melintasi di pikirannya.
"Saudara Kong, saya memiliki tebakan, tapi saya tidak bisa mengatakannya di sini."
"Kalau begitu mari kita bicarakan setelah kembali ke kamar."
Feng Mo dan Kong Li makan dengan memuaskan. Dan bergegas kembali ke kamar untuk terus melanjutkan analisis.
Tapi ternyata seseorang telah menunggu di depan kamar keduanya.
"Tuan Kong, Tuan Mo, tolong luangkan waktu sebentar." Seorang pria paruh baya menghentikan keduanya di depan pintu kamar.
"Tuan ini, apakah ada sesuatu yang salah?" Kong Li maju untuk berbicara.
"Nama keluarga saya Xia. Saya adalah pembantu rumah tangga di mansion Tuan kota, Tuan kota mempercayakan saya untuk mengirimkan hadiah untuk keduanya." Sebuah kotak muncul tiba-tiba di tangannya.
"Hadiah?" Kong Li terkejut. "Apakah Tuan kota tidak salah mengirimkan hadiah? Meskipun kami memang berada di sana, kami tidak ikut pertempuran. Kami hanya beruntung melihat kejadian secara langsung."
Pembantu Xia menggelengkan kepala. "Ini adalah apa yang dikatakan Tuan kota. Tuan kota menghargai apresiasi keduanya karena tidak menuntun binatang buas itu menuju dermaga."
Bukankah jika kami melakukannya, bahkan jika kami tidak diusir secara langsung, kami akan dimasukkan ke dalam daftar hitam Haicheng?
Garis hitam muncul di wajah Feng Mo dan Kong Li.
Tidak biasanya keduanya memiliki pemikiran yang sama.
Melihat keduanya terdiam, Pembantu Xia memasukkan kotak hadiah tersebut ke dalam pelukan Kong Li.
"Kalau begitu saya pamit terlebih dahulu. Juga mansion Tuan kota mengadakan perjamuan untuk menjamu pembudidaya yang berpartisipasi dalam pertempuran malam ini, jika keduanya ingin datang, keduanya dipersilakan." Pria paruh baya itu segera pergi setelah menyelesaikan ucapannya.
Kong Li belum sempat mengucapkan terima kasih ketika pria tersebut sudah menghilang. "Bagaimana dengan hadiah ini?"
"Karena sudah diberikan, kami terima saja."
Keduanya masuk ke dalam kamar Feng Mo.
"Tebakan apa yang ingin dibicarakan Saudara Mo?"
"Pernahkah Saudara Kong berpikir jika tujuan Gurita raksasa itu memang kami?"
Kong Li tertegun. "Maksud Saudara Mo adalah Gurita itu melintasi lautan hanya untuk membunuh kami?"
"Lebih tepatnya untuk memakan kalian."
Sebuah suara menyela Feng Mo yang ingin mengatakan pikirannya. Keduanya terkejut, segera melompat menjauh dari sumber suara.
Seorang pria paruh baya lain tidak tahu kapan telah berada di dalam kamar.
Feng Mo dan Kong Li segera waspada. Keduanya memiliki sikap bertarung kapan saja.
"Kalian iblis kecil berani keluar rumah tanpa mengetahui akal sehat dunia." Satu kalimat mengungkapkan identitas mereka.
Alarm berbunyi di pikiran keduanya, dan segera meningkatkan kewaspadaan ketingkat tertinggi.
"Tidak tahu apa yang dilakukan Senior di sini?" Feng Mo bertanya dengan waspada.
Pria paruh baya itu mendengus. "Tidak perlu berhati-hati, kami pernah bertemu sebelumnya."
"Di mana itu?"
"Di pasar."
Seorang penjual pil iblis muncul di pikiran Feng Mo, bahkan jika senior itu adalah seorang kenalan, Feng Mo tetap tidak menurunkan kewaspadaannya.
Melihat bahwa mereka telah mengenalinya, tapi tetap waspada, Pria paruh baya itu menunjukkan apresiasinya. Tapi wajahnya tetap tidak berubah.
"Ke marilah."
Kong Li menarik Feng Mo ke belakang tubuhnya. "Senior tidak tahu apa yang perlu dikatakan?"
"Ke marilah dan duduk, mari kita mengobrol."
Dengan lambaian tangan, satu set meja muncul bersama dengan teko teh dan makanan ringan.
Jika tidak ada suasana tegang di antara mereka, pasti waktu yang baik untuk teh sore dan obrolan.
Feng Mo dan Kong Li saling berpandangan, keduanya berjalan dengan waspada jika sewaktu-waktu senior itu menyerang mereka dengan tiba-tiba.
Pria paruh baya itu pura-pura tidak melihat kewaspadaan mereka terhadapnya.
"Tidak ada yang memberitahu kalian untuk menyembunyikan nafas iblis mu ketika kalian berjalan di antara manusia?" Pertanyaan lugas itu membungkam keduanya.
Kong Li mengerutkan kening tidak senang.
Hal itu mengingatkannya pada pengkhianatan pelayan kecilnya. "Senior, sebenarnya kami telah tersesat di wilayah manusia, kami tidak punya cara untuk kembali pulang."
"Bagaimana kamu tersesat?"
"Beberapa musuh memukul kami ke bawah jurang, ketika kami sadar, kami sudah berada di wilayah manusia."
"Kalian menggunakan formasi teleportasi?."
"Sepertinya ada yang seperti itu."
Mulut pria itu berkedut. "Intinya kalian belum belajar cara menyembunyikan nafas iblis."
"Belum, tapi sepertinya seseorang telah mengajariku."
"Bagaimana denganmu?"
Feng Mo yang diam membiarkan Kong Li berbicara. "Saya tidak memiliki orang tua, tidak ada yang mengajari saya."
Pria itu mendengus dan melambaikan tangannya lagi.
Dua titik cahaya terbang ke arah Feng Mo dan Kong Li, kemudian masuk ke dalam kepala mereka.
Feng Mo terkejut begitu sebuah mantra muncul di dalam pikirannya.
"Hum, alasan mengapa Gurita itu menargetkan kalian sebelumnya, karena dia mencium nafas iblis yang kalian pancarkan. Binatang buas selalu bertindak dengan naluri, mereka mengincar pembudidaya iblis kecil seperti kalian karena dengan memakan pembudidaya iblis, kekuatan dan kebijaksanaan mereka akan semakin tinggi. Dengan begitu mereka akan bisa mengikuti jalan kultivasi dan berumur panjang."
"Terima kasih Senior atas petunjuknya."
"Hum, berlatihlah mantra itu dengan baik."
"Ya Senior."
"Jika kalian ingin kembali ke pedalaman, bertanyalah pada Tuan kota. Dia memiliki cara untuk pergi dari Haicheng."
Kong Li terkejut. "Bagaimana senior tahu?"
"Dengan bentuk aslimu, maukah kamu tinggal di laut?" Satu kalimat lagi mengungkapkan kebenaran.
Keduanya lebih yakin bahwa pria di depan mereka merupakan pembudidaya iblis tingkat tinggi.
"Bagaimana kami harus bertanya?"
"Cari tahu sendiri."
"Mengapa Senior tidak membawa kami keluar sendiri?"
"Apa untungnya bagiku?!" Melihat pertengkaran keduanya, Feng Mo hanya menundukkan kepala untuk meminum teh di cangkir.
"Ayo-ayo! Aku tidak memiliki sesuatu lagi untuk diberitahukan kepada kalian lagi." Pria tua itu mengambil kembali set meja teh miliknya.
Menggantinya dengan dua kotak misterius.
"Kotak ini untuk kalian, cepat berkultivasi agar tidak menyia-nyiakan nyawa kecil kalian."
"Terima kasih Senior."
Pria itu mengangguk dan berjalan ke arah jendela, tapi sebelum dia pergi dia sempat melihat ke arah Feng Mo.
"Dan kamu Phoenix kecil, aku tidak tahu bagaimana Feng Tian membiarkanmu berkeliaran di luar. Hati-hatilah dengan kultivasimu, biarkan masa lalu tetap di masa lalu, masa depan masih di tanganmu sendiri." Pria tua itu menghilang setelah mengatakan sesuatu yang mengejutkan.
Perkataan misterius pria tua itu mengejutkan Feng Mo.
Kultivasi Feng Mo tiba-tiba berfluktuasi, dia menahan nafas menekan energi spiritual yang bocor.
"Saudara Mo?"
"Saudara Kong, bisakah kamu keluar sebentar? Aku akan menstabilkan kultivasiku terlebih dahulu."
"Tidak apa-apa, kamu harus berhati-hati."
Setelah Kong Li keluar dari kamar, Feng Mo duduk bermeditasi di atas tempat tidur.
Ketika Feng Mo membuka matanya lagi, hari telah menjadi gelap. Sinar bulan masuk dari jendela dan memerangi sebagian ruangan.
Mata gelap Feng Mo menatap kosong.
Ucapan pria paruh baya itu menyadarkan Feng Mo bahwa sebenarnya jauh di dalam hatinya, dia masih memiliki ketakutan akan masa lalu.
Perasaan cemoohan, penghinaan, pengabaian, bahkan jika Feng Mo telah meninggalkan klan, dia masih menyimpannya di dalam hatinya.
Selama Feng Mo tidak bisa melepaskannya, hal itu akan menjadi setan hati dan menjadi hambatan bagi kultivasinya di masa depan.
Jika setan hati terus tumbuh tanpa sepengetahuannya, kultivasi akan terhambat secara bertahap, dan semua tingkah lakunya di masa depan akan di dominasi oleh perasaan.
Feng Mo tentu saja tidak ingin hal itu terjadi.
Dia menginginkan kekuatan karena dia tidak ingin dipandang rendah, tapi jika hal itu membuatnya menumbuhkan setan hati, Feng Mo bahkan tidak menginginkannya.
Tapi kekuatan adalah tujuan utamanya.
Balas dendam masih harus dilakukan. Tapi tujuan kultivasi harus di tata ulang.
Umur pembudidaya sangat panjang, jika tujuan kultivasi tidak ditetapkan sedari awal maka akan mudah untuk tersesat dan tidak bisa kembali.
Feng Mo belum menemukan tujuan kultivasinya, para pembudidaya memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan bakat yang berbeda.
Jika seorang pembudidaya memiliki bakat yang rendah, bahkan jika dia menggunakan seluruh hidupnya untuk mencari jalan kultivasi, dia tidak akan bisa mencapainya.
Kecuali dia memiliki petualangan yang bisa memperbaiki bakatnya.
Untuk pembudidaya dengan bakat yang tinggi, biasanya mereka memiliki tujuan yang lebih tinggi.
Selain umur panjang, mereka mencari jalan menuju keabadian.
Keabadian!
Feng Mo melompat dari tempat tidur dengan bersemangat.
Bagaimana dia bisa melupakannya. Apa itu balas dendam, apa itu penghinaan, mereka tidak ada artinya di depan keabadian!
Feng Mo sangat senang sehingga dia ingin melompat, tapi wajahnya masih tidak berubah sedikitpun.
Jalan keabadian sangat panjang.
Selama Feng Mo menetapkan tujuannya dan bekerja keras. Bahkan jika membutuhkan waktu selama ribuan atau puluhan ribu tahun untuk terbang ke alam atas, Feng Mo mampu membelinya.
Di malam yang sunyi, Feng Mo tidak ingin tidur lagi karena terlalu bersemangat. Dia ingin keluar mencari angin dan menenangkan diri.
Ketika Feng Mo membuka pintu, dia melihat seseorang duduk di depan kamarnya.
Kong Li yang terkantuk-kantuk tersentak bangun, pakaiannya berantakan karena duduk sembarangan.
"Saudara Mo, kamu akhirnya keluar."
"Saudara Kong, apa yang kamu lakukan di depan pintu? Apakah kamu tidak kembali ke kamarmu? "
Kong Li tersenyum malu. "Bukankah aku mengkhawatirkan mu?" Awalnya dia benar-benar terkejut ketika mengetahui bahwa Feng Mo sebenarnya adalah seekor Phoenix.
Tapi kemudian ketika dia menyadari bahwa fluktuasi spiritual Feng Mo disebabkan oleh perasaan emosional. Dia sedikit mengerti, mungkin sesuatu telah terjadi.
Dia bertanya-tanya, apakah Feng Mo pernah terluka secara emosional sebelum mereka bertemu?
Karena khawatir, Kong Li tidak berminat kembali ke kamarnya.
Feng Mo adalah satu-satunya teman yang dia miliki sekarang. Kong Li tidak ingin dia mengalami kesulitan.
Mendengar kekhawatiran Kong Li, Feng Mo merasa tersentuh. "Terima kasih telah mengkhawatirkan ku, Saudara Kong. Aku baik-baik saja, tapi bukankah kamu bisa menunggu besok pagi untuk bertanya lagi?"
"Aku hanya tidak bisa menunggu, ngomong-ngomong mari kita buka hadiah dari Tuan kota." Kong Li tidak bertanya lagi tentang apa yang terjadi.
"Kalau begitu masuklah terlebih dahulu."
Keduanya kembali masuk ke dalam kamar. Feng Mo segera menempatkan batasan di dalam kamar, sesuatu yang diberikan oleh Tuan kota pasti merupakan hal yang baik.
Ketika Kong Li membuka kotak hadiah, sebuah tekanan yang kuat menyelimuti seisi kamar.
Feng Mo segera membangun batasan yang lebih kuat untuk mencegah tekanan bocor keluar. Mereka tidak ingin membuat keributan malam-malam.
"Tentakel Gurita!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments