NovelToon NovelToon

Phoenix Penghancur

1. Feng Mo

Alam semesta dibagi menjadi tiga ribu dunia besar, tiga ribu dunia menengah, dan tiga ribu dunia kecil.

Dunia tempat Benua kultivasi Haoyue berada termasuk ke dalam jajaran tiga ribu dunia besar. Yang terdiri dari alam bawah, alam atas, dan alam tertinggi.

Di Benua Haoyue, makhluk cerdas dibagi menjadi dua ras. Yaitu Manusia dan Iblis (Monster/sebutan untuk binatang yang bisa berubah bentuk menjadi manusia).

Sejak zaman dahulu, manusia dan iblis telah bertarung satu sama lain untuk saling memperebutkan sumber daya, yang mengakibatkan perselisihan terus menerus antar generasi.

Namun meski begitu, perseteruan antara manusia dan iblis tidak menutup memungkinkan adanya keturunan antara manusia dan iblis yang disebut Ras setengah-iblis.

Ras setengah-iblis telah hidup di tengah-tengah manusia dan iblis.

Akan tetapi manusia dan iblis itu sendiri memandang rendah ras ini.

Karena, Mereka berasumsi bahwa darah setengah-iblis tidaklah murni.

Bagi para iblis, darah yang murni juga bermanfaat bagi kultivasi mereka.

Wilayah manusia dan iblis telah dibagi sejak zaman dahulu.

Manusia memadati tanah benua yang luas dengan membagi beberapa wilayah.

Sedangkan para iblis dibagi menurut kebiasaan hidup masing-masing.

Ras iblis dibagi menjadi klan Naga, klan Phoenix, klan Harimau, klan Rubah, dan klan Laut.

Masing-masing klan iblis memiliki wilayah yang sangat besar yang tersebar di penghujung hutan belantara, di bagian timur benua.

"Ayo cari! Aku ingin melihat, apalagi yang bisa disembunyikan oleh gagak ini!"

Seorang anak laki-laki yang berumur belasan tahun sedang memerintahkan para pelayan di belakangnya.

Para pelayan itu buru-buru mengikuti perintah sang majikan. Mereka masuk ke dalam ruangan yang sangat bobrok, mengobrak-abrik ruangan yang hanya berisi tempat tidur dan lemari.

Sementara itu di sudut ruangan, meringkuk seorang anak laki-laki yang sangat kurus tubuhnya dan tidak terawat badannya.

Dia berusaha untuk meminimalkan rasa kehadirannya agar tidak dipukul oleh sekelompok orang ini.

"Hei gagak! Beraninya kamu mengabaikan Tuan Muda ini, Tuan Muda ini sudah berbaik hati membersihkan kamarmu. Tidakkah kamu memberiku sesuatu?"

Anak kecil yang dipanggil gagak itu tidak merespon. Anak belasan tahun yang memproklamirkan diri sebagai Tuan Muda mendengus.

"Ayo cari, cepat!"

"Tuan Muda, ruangan itu sudah dicari sejak lama. dan tidak ada lagi yang tersisa." Seorang pelayan menghampirinya.

"Tidak ada lagi yang tersisa?"

"Tidak Tuan Muda."

"Kalau begitu ayo pergi! Aku tidak ingin berlama-lama ditempat ini, membuatku merasa kotor." Tuan Muda itu meludah ke tanah kemudian melambaikan tangannya dan pergi.

Suara langkah kaki bergema semakin jauh, dan anak yang meringkuk di sudut mengangkat kepalanya perlahan.

Mata hitam itu berkilat.

Feng Mo adalah salah satu anak yang lahir di dalam klan Phoenix.

Sayangnya, dia adalah seekor Phoenix hitam.

Di dalam klan Phoenix, yang kemurnian darah dianggap prioritas, Feng Mo seperti seorang alien.

Tidak hanya dia memiliki darah manusia di dalam tubuhnya, tetapi juga bulunya berwarna hitam murni.

Sejak zaman dahulu, bagi para monster, hitam berarti dosa.

Sejak menetas dari telur, Feng Mo telah diasingkan dari klan.

Feng Mo terlahir dengan darah manusia yang membuatnya bisa berubah bentuk sejak lama. Meski begitu, karena warna bulunya, klan telah memutuskan bagaimana kelangsungan hidupnya.

Feng Mo dibesarkan oleh seorang pelayan setengah-iblis lainnya.

Karena tidak bisa lagi mendapatkan sumber daya untuk berkultivasi, sang pelayan mengabdikan diri kepada klan untuk sumber daya. Hanya saja, waktu tidak bertahan lama.

Semenjak mengetahui bahwa ada seekor Phoenix hitam di dalam klan, anak-anak klan telah menyusahkan bayi Feng Mo sejak saat itu. Dan sang pelayan yang merawat Feng Mo juga terkena dampaknya, dia tidak tahan lagi kemudian memutuskan pergi.

Feng Mo telah hidup sendiri sejak dia bisa mengingatnya. Halamannya berada di bagian terpencil dari seluruh kompleks istana.

Uang bulanan yang dibagikan juga sering dirampok. Dan karena dia belum mulai berkultivasi, Feng Mo sendiri sering merasakan kelaparan karena kekurangan makanan.

Dia hampir berusia lima belas tahun, tapi karena kekurangan makanan, tubuhnya telah kurus kering seperti anak berusia sebelas-dua belas tahun.

Itu adalah hari lain dari penindasan. Feng Mo telah lama terbiasa.

Jika dulunya dia masih melawan, maka sekarang dia suka diabaikan. Karena setiap kali dia mengeluh, yang didapat hanya tatapan dingin dan acuh tak acuh.

Beberapa hari kemudian, di saat Feng Mo sedang mencari makanan. Seseorang datang kepadanya. Dia adalah orang kepercayaan dari Patriark klan.

"Feng Mo, Patriark memanggilmu untuk datang menghadapnya." Orang kepercayaan itu menatap jijik kepada Feng Mo.

Feng Mo telah terbiasa.

"Terima kasih, Pelayan He."

Pelayan He, orang kepercayaan Patriark mendengus. "Apalagi yang kau butuhkan, cepatlah!"

"Ya."

Feng Mo buru-buru merapikan tubuhnya dan mengikuti langkah Pelayan He.

Dari kamar Feng Mo ke halaman utama, jaraknya sangat jauh bagi manusia biasa.

Sang pelayan merasa sangat merepotkan, dia dengan enggan membawa Feng Mo terbang.

Dari langit terlihat sebuah kompleks istana yang sangat besar.

Halaman Istana hanya diperuntukkan bagi Patriark dan Tetua klan.

Untuk anak-anak yang dilahirkan dari klan, mereka yang tidak memiliki orang tua juga dibesarkan di istana sampai mereka memulai jalan kultivasi.

Feng Mo termasuk dari telur-telur yang tidak diketahui siapa orang tuanya. Hanya saja tidak ada yang berbeda dari dia saat dia masih berbentuk telur.

Itulah sebabnya saat diketahui bahwa dia terlahir berbulu hitam, hal tersebut segera menggemparkan seluruh klan.

Karena phoenix hitam termasuk phoenix kelas bawah, bahkan yang terendah dari semua kelas.

Sesampainya di depan halaman Patriark, Pelayan He melemparkan Feng Mo dengan tergesa-gesa.

Feng Mo yang jatuh bangkit perlahan dan membersihkan dirinya sendiri.

Pelayan He mendengus dingin kemudian berbalik menghadap pintu.

"Patriark, bawahan telah membawa Feng Mo."

"Masuk."

Pelayan He melotot kearah Feng Mo kemudian membuka pintu ruangan. Feng Mo mengikuti di belakang.

Ruangan tempat Patriark berada sangat besar. Dia telah duduk menunggu di atas kursinya.

"Patriark, bawahan telah membawa Feng Mo bersamanya." Pelayan He melapor sambil memberi hormat.

"Ya."

Patriark klan Phoenix mengalihkan matanya ke arah Feng Mo.

"Patriark." Feng Mo memberi salam.

Pria itu mengangguk.

"Feng Mo, besok tanah warisan klan akan dibuka. Kamu dan anak-anak lainnya yang belum menerima warisan akan masuk. Di dalam, apapun yang kamu dapatkan tergantung keberuntungan mu. Sekarang bersiaplah, jika kamu terlambat, kamu harus menunggu lebih lama lagi untuk mendapatkan warisan."

"Terima kasih, Patriark!"

"Pergi."

Pelayan He membawa Feng Mo pergi ke halaman yang sudah disiapkan. Di sana sudah ada pelayan yang menunggu.

Kemudian Pelayan He menyuruh para pelayan untuk memandikannya yang masih kotor. Mengganti pakaiannya dan menyuruhnya untuk langsung beristirahat untuk mengisi tenaga.

Feng Mo merasa tidak ada yang bisa dilakukan dan berbaring di tempat tidur. Matanya menatap langit-langit ruangan.

Sebagai anak terlantar, Feng Mo bisa menghitung jari berapa kali dia menemui Patriark klan.

Patriark klan Phoenix adalah keberadaan terkuat di dalam klan. Dia hanya setengah langkah lagi dari kenaikan ke alam atas.

Dan Patriak klan memiliki bentuk asli yang adalah seekor Phoenix Ilahi.

Sebagai anak terlantar, Feng Mo biasanya selalu diabaikan oleh semua orang. Hanya saja Patriark selalu bisa mengingatnya di setiap kesempatan penting.

Seperti halnya tanah warisan, jika itu orang lain, tidak ada yang akan mengingat dirinya. Bahkan jika ingat, mereka tidak akan menyebutkan namanya.

Feng Mo menutup mata. Dia telah lama mengetahui dirinya sendiri. Dan dia tidak tahu apakah ada sesuatu dalam dirinya yang menarik perhatian Patriark.

Bagaimanapun dia hanyalah seekor phoenix hitam.

Keesokan paginya, Feng Mo dibangunkan pagi-pagi sekali. Setelah mandi dan berganti pakaian, dia dipimpin oleh seorang pelayan menuju tanah Terlarang.

Tanah Terlarang klan biasanya tidak boleh dimasuki. Di sana lah para tetua biasanya mundur untuk berkonsentrasi dalam kultivasi.

Dan terdapat harta klan yang tidak boleh diperlihatkan untuk orang lain.

Di depan penghalang tanah terlarang telah berkumpul sekelompok orang. Anak-anak klan yang belum mendapat warisan berjumlah hampir selusin orang.

Biasanya mereka adalah anak-anak yang lahir dari phoenix kelas menengah kebawah.

Bagaimana pun phoenix berdarah murni telah mendapatkan warisan dari sejak dia lahir.

Sekelompok lobak berbulu ini memiliki rata-rata umur dua belas hingga lima belas tahun.

Feng Mo adalah yang tertua. Namun fisiknya terlihat lebih muda karena tubuhnya yang kurus.

Setelah beberapa saat, orang-orang yang akan memasuki tanah terlarang telah berkumpul.

Tetua yang membawa token masuk meminta semua orang untuk berkumpul di belakangnya.

"Sejak kamu masuk, berjalanlah di belakangku. Jika kamu tersesat, jangan salahkan saya jika kamu tidak menemukan jalan keluar."

"Ya Penatua!"

"Ya!"

Anak-anak itu sangat bersemangat.

Feng Mo bergabung dalam bagian belakang barisan tanpa mengatakan sesuatu. Anak-anak yang baru saja bersemangat itu diam-diam menghindarinya.

Tetua yang membawa token melemparkan token giok tersebut ke arah penghalang transparan.

Riak mulai muncul di penghalang dan kemudian membentuk sebuah pintu. Tetua mulai berjalan diikuti oleh orang-orang di belakang.

2. Tanah Warisan

Tanah Terlarang ada di bagian pusat kompleks istana. Biasanya jika tidak ada sesuatu yang penting, tanah Terlarang tidak boleh dimasuki.

Setelah berjalan beberapa saat di dalam formasi pelindung, akhirnya sekelompok orang tersebut berhasil keluar dari formasi.

Jika tidak ada seseorang yang menuntun jalan dan membawa token, maka orang tersebut dapat tersesat di dalam formasi dan dianggap sebagai penyusup.

Sebagai penyusup, yang menunggunya adalah hukuman bahkan kematian.

Begitu keluar dari formasi, seruan kagum dari sekelompok anak-anak terdengar. Feng Mo yang berada di belakang barisan dapat merasakan gelombang hangat menerpa wajahnya.

Aura atau energi spiritual yang berkali-kali lipat jumlahnya memenuhi udara.

Bisa dibayangkan bahwa di bawah tanah Terlarang terdapat nadi spiritual yang langkah.

Para Tetua tidak mengatakan apa-apa tentang seruan anak-anak, dan terus melanjutkan perjalanan ke suatu tempat.

Kemudian mereka sampai di sebuah gua yang sangat besar. Para Tetua berhenti di depan pintu masuk gua.

"Ayo masuk, warisan apapun yang akan kalian dapatkan di dalam adalah takdir kalian masing-masing."

"Ya, Penatua!"

"Terima kasih, Penatua!"

Sekelompok anak mulai gugup. Bagaimanapun warisan adalah sesuatu yang sangat penting untuk memulai jalan kultivasi.

Dalam klan iblis, pewarisan dilakukan melalui darah. Semakin murni darah, semakin kuat dan tinggi warisan yang didapat.

Itulah sebabnya iblis-iblis tingkat tinggi memperhatikan kemurnian darah dalam garis keturunannya.

Semakin kuat warisan yang didapat, semakin tinggi juga tingkat kultivasi yang akan dicapai kelak.

Feng Mo tidak mendapatkan warisan melalui darah. Darah manusia di dalam tubuhnya mencegahnya mendapat warisan.

Jika dia bisa mengeluarkan darah manusia dari tubuhnya, maka dia akan mendapatkan warisannya.

Akan tetapi untuk memurnikan darah, dibutuhkan banyak obat-obatan dan harta langit bumi yang langkah.

Untuk Feng Mo yang miskin dan diasingkan, memurnikan darah hanyalah angan-angan.

Satu persatu anak-anak mulai melangkah ke dalam gua. Feng Mo menunggu gilirannya dalam diam.

Begitu semua anak telah masuk, para tetua pergi dan meninggalkan seorang penatua untuk menjaga pintu.

Feng Mo masuk ke dalam gua, apa yang dilihatnya adalah sebuah platform tunggal.

Tidak ada seorangpun di sekitarnya.

Dia adalah satu-satunya yang ada di sana. Entah pergi ke mana sekelompok anak di depannya tadi.

Feng Mo melihat sekeliling, setelah memastikan bahwa dia lah satu-satunya. Feng Mo pergi menaiki platform tersebut.

Di tengah platform terdapat sebuah tikar yang membentang. Feng Mo tidak ragu untuk duduk di atas tikar.

Tidak ada yang tidak ingin mendapatkan warisan. Bahkan Feng Mo telah mencari cara untuk memulai jalan kultivasi.

Jika Kamu bisa berkultivasi, maka Kamu bisa menjadi kuat.

Feng Mo ingin menjadi kuat sehingga tidak ada lagi yang bisa menghinanya. Bahkan jika dia adalah phoenix hitam sekalipun.

Di dunia ini, yang kuat dihormati.

Begitu Feng Mo memposisikan dirinya untuk bermeditasi, sebuah suara bergema di dalam pikirannya.

Suara itu sangat lembut dan damai. Feng Mo segera berkonsentrasi untuk mendengarkan isi ceramah senior tersebut.

Setelah beberapa hari kemudian, Feng Mo di pindahkan ke dalam sebuah kolam.

Feng Mo terkesiap begitu menyentuh air kolam. Karena air tersebut bukanlah air biasa.

Rasa sakit menyerang tubuhnya. Feng Mo menggigit bibirnya berusaha untuk menahan.

Kemudian Feng Mo berusaha menjalankan cheat kultivasi yang baru saja didapatkannya.

Siang dan malam terus berlalu, Feng Mo tidak tahu berapa hari lagi yang dia habiskan di dalam kolam. Dia membuka mata setelah menyelesaikan kultivasinya.

Feng Mo tersenyum bahagia. Akhirnya dia mendapatkan apa yang diinginkannya.

Berjalan keluar dari kolam, Feng Mo membersihkan dirinya.

Sepertinya sudah lama sekali sejak dia masuk ke dalam gua. Dia tidak tahu apa yang akan didapat oleh anak-anak yang lain. Tapi yang pasti Feng Mo mendapatkan miliknya sendiri.

Keluar dari gua, Feng Mo melihat satu-satunya penatua yang sedang menunggu.

"Kamu yang terakhir keluar."

"Terima kasih penatua, telah bersedia menunggu junior ini." Feng Mo dengan tergesa-gesa menghormati.

"Ya, ayo pergi."

"Merepotkan Penatua." Feng Mo buru-buru mengikuti tetua tersebut.

Setelah keluar dari formasi tanah Terlarang, sang penatua berbaik hati mengantarkan kembali Feng Mo ke halamannya.

Begitu bayangan penatua menghilang dari matanya, Feng Mo menutup rapat pintu rumahnya.

Tidak disadari Feng Mo, sang penatua menoleh kembali ke arah halamannya. Wajahnya sedikit cemberut.

Untuk seekor phoenix hitam, berapa lama yang dibutuhkan untuk berada di dalam gua warisan, seharusnya tidaklah lama.

Tapi anak phoenix ini keluar lebih lama dari yang lain. Entah dia tidak bisa memahami jalan kultivasi atau dia mendapatkan cheat kultivasi yang tinggi.

Sayangnya, warisan adalah apa yang ada dalam darah, bahkan jika Feng Mo mendapatkan cheat kultivasi tingkat tinggi, dia tidak bisa mempraktekkannya.

Feng Mo tidak tahu bahwa seseorang baru saja mendambakan warisannya.

Duduk di atas tempat tidur, Feng Mo buru-buru bermeditasi.

Feng Mo masuk ke dalam pikirannya. Apa yang ada di benaknya adalah sebuah buku, yang merupakan sebuah cheat kultivasi tingkat Surga tingkat tinggi.

Cheat kultivasi dibagi menjadi empat bagian.

Tingkat Huang, Xuan, Bumi, dan Surgawi.

Dari yang terendah hingga yang tertinggi. Kemudian dibagi lagi menjadi tiga tingkatan. Tingkat rendah, menengah, dan tinggi.

Mungkin Feng Mo menghabiskan seluruh keberuntungannya untuk mendapatkan cheat kultivasi tersebut.

Cheat yang didapat Feng Mo bernama [Sepuluh Ribu Racun].

Seperti namanya, Feng Mo harus berkultivasi menggunakan racun. Dan racun yang dibutuhkan Feng Mo adalah racun yang mematikan.

Untuk berkultivasi, dibutuhkan juga tubuh yang kebal terhadap segala macam racun.

Untungnya selain cheat kultivasi, Feng Mo juga mendapatkan cheat penempaan tubuh. Yang selaras dengan metode kultivasi.

"Racun ... " Di mana harus mendapatkan racun?

Feng Mo berhenti dari bermeditasi. Untuk mendapatkan racun mematikan, yang pertama harus dilakukan adalah mempelajari segala macam hal tentang racun.

Entah bunga beracun, hewan beracun, air beracun, atau tempat-tempat yang bisa menghasilkan racun.

Berbicara tentang air beracun, kolam yang dimasuki Feng Mo di dalam gua sebenarnya adalah kolam beracun. Hanya saja toksinitas racun di dalamnya hanya sedikit, sangat-sangat sedikit.

Mungkin itu diperuntukkan bagi klan yang baru saja memulai jalan kultivasi.

Kemudian Feng Mo mengeluarkan barang-barangnya dari alam semesta miliknya.

Alam semesta adalah sebuah tempat penyimpanan yang melekat pada jiwa.

Feng Mo menemukan bahwa dia memiliki tempat penyimpanan miliknya sendiri. Walaupun miliknya tidak sebesar ruangan tempat dia tinggal.

Di tempat warisan, bersama dengan cheat kultivasi, Feng Mo mendapatkan sebuah tungku alkimia.

Tungku alkimia itu berwarna abu-abu kebiruan dengan pola bunga teratai di tubuhnya.

Feng Mo melepaskan kesadarannya untuk menandai tungku alkimia tersebut.

Namun tidak butuh waktu lama, wajah Feng Mo memucat saat kesadarannya ditarik dengan keras.

Ternyata tungku alkimia tersebut merupakan sebuah alat spiritual tingkat tinggi, yang tidak sesuai dengan tingkat kultivasi Feng Mo yang baru di mulai.

Feng Mo berusaha keras untuk bertahan. Jika dia dengan ceroboh menarik kesadarannya, maka dia tidak tahu konsekuensi apa yang harus diterima.

Beberapa saat kemudian Feng Mo berhasil menarik kesadarannya dengan mulus. Sakit menyerang kepalanya. Menyebabkan dirinya merasakan pusing yang hebat.

Dan sebelum kesadarannya jatuh, Feng Mo merasakan ketidakberdayaannya.

Hutan di wilayah iblis lebih menakutkan dan berbahaya daripada hutan di wilayah manusia. Karena binatang tanpa kecerdasan yang menghuni hutan lebih kejam dan agresif daripada yang lain.

Binatang-binatang buas itu hidup dengan saling memakan satu sama lain.

Feng Mo sedang berjalan di dalam hutan untuk mencari makanan.

Ya, makanan.

Setelah bangun dari pingsan beberapa hari yang lalu, Feng Mo menyadari bahwa tubuhnya telah kelaparan untuk waktu yang lama.

Dia terlalu bersemangat karena mendapatkan cheat kultivasi sehingga melupakan kondisi tubuhnya sendiri.

Sekarang yang harus dilakukan Feng Mo adalah memenuhi kebutuhannya. Sebelum berkultivasi, Feng Mo harus mencari makan terlebih dahulu.

Klan Phoenix telah tinggal di wilayah hutan sejak zaman dahulu. Dan binatang-binatang buas tanpa kebijaksanaan yang menempati hutan telah lama menyingkir.

Karena dengan adanya penindasan dalam darah, binatang-binatang buas itu tidak berani mendekati wilayah yang dimiliki klan.

Feng Mo harus berjalan lebih jauh ke dalam hutan untuk mencari mangsa. Feng Mo telah terbiasa berburu sejak dia bisa mengingat.

Jika dia tidak berburu, dia akan mati kelaparan. Dan akan menjadi satu-satunya phoenix yang mati dengan keadaan memalukan.

Suara kepakkan sayap terdengar tidak jauh di depan. Feng Mo berjalan dengan diam-diam. Matanya melihat seekor burung pegar yang sedang bersandar di salah satu dahan pohon.

Feng Mo bersembunyi di balik sebuah pohon dan mengeluarkan busur dan anak panahnya.

Memposisikan anak panah ke arah burung tersebut. Feng Mo menahan nafas kala melepaskan anak panah.

Melesat!

Panah itu melesat cepat mengenai burung tersebut.

Burung itu panik karena sakit yang merobek lehernya, sebelum akhirnya jatuh ke bawah.

Feng Mo tidak bergerak dari tempat persembunyiannya. Diam-diam menatap burung yang mulai berhenti bergerak.

Setelah memastikan bahwa burung pegar itu benar-benar mati, Feng Mo mendekat.

Setelah mengambil burung mati itu, Feng Mo membersihkan buruannya dan menyalakan api.

Saat Feng Mo mulai memanggang, matanya tidak sengaja melihat sarang Semut api yang berada tidak jauh.

Yang menarik minatnya adalah semut itu termasuk dalam kategori hewan beracun.

Racun seekor Semut api mungkin sangat kecil, tapi jika itu adalah sekawanan semut...

Feng Mo menundukkan kepalanya dan tersenyum.

3. Racun Semut Api

Semut api termasuk dalam serangga beracun. Toksisitasnya sangat rendah sehingga siapa pun yang tergigit, asalkan mempunyai obat detoksifikasi yang ditargetkan, akan bisa segera disembuhkan.

Feng Mo segera mengeluarkan tungku alkimia miliknya dan menggunakan penindasan dalam darah untuk mengumpulkan sekawanan Semut api.

Yang membuat Feng Mo lebih terkejut adalah Raja Semut api telah bermutasi.

Mengumpulkan sekawanan semut, Feng Mo segera merapikan barang bawaannya dan kembali ke Halamannya.

Sekarang yang harus dilakukan Feng Mo adalah mengekstrak racun yang ada pada Semut api untuk digunakan untuk membuat sup mandi obat.

Tapi selain itu, Feng Mo harus menambahkan beberapa rumput spiritual guna melembutkan kadar racun dalam sup obat.

Jika tidak dinetralisir, racun akan langsung menyerang tubuh bahkan sebelum sempat digunakan untuk berkultivasi.

Feng Mo telah memiliki bayangan tentang beberapa rumput spiritual yang akan digunakan untuk menetralisir.

Hanya saja, semua rumput spiritual itu Feng Mo tidak mengenal satu pun diantaranya.

Warisan yang dia dapat hanya memberinya gambaran tentang bentuknya. Adapun karakteristik yang lain, tidak ada.

Tidak ada gunanya hanya berdiam diri. Feng Mo memikirkan satu tempat yang bisa dikunjunginya.

Perpustakaan klan.

Perpustakaan klan berada di tempat yang sangat dekat tempat pelatihan.

Biasanya anak-anak klan yang baru saja memulai kultivasi berkumpul bersama untuk belajar bertarung. Bagaimana pun iblis berkultivasi dengan pertarungan.

Di wilayah ras iblis pertarungan adalah hal yang biasa.

Hanya saja Feng Mo tidak ingin bertemu dengan yang lain. Dia tidak ingin menunjukkan warna bulunya pada siapa pun.

Beberapa iblis ketika bertarung, Mereka akan menggunakan bentuk aslinya.

Untuk mencapai tempat perpustakaan berada, Feng Mo perlu terbang sendiri.

Biasanya Feng Mo tidak perlu menggunakan bentuk iblisnya. Dia hanya menggunakannya di saat-saat terdesak.

Seperti saat dia diintimidasi oleh anak-anak lain. Feng Mo akan menggunakan bentuk iblisnya untuk bersembunyi.

Warna bulunya yang hitam membuatnya bisa bersembunyi di tempat-tempat yang redup. Hanya saja setelah berubah bentuk, Feng Mo akan merasakan kelemahan untuk beberapa hari.

Sekarang Feng Mo telah berhasil memasuki kultivasi sehingga kelemahan kecil itu bisa diselesaikan dengan bermeditasi.

Setelah menentukan rencana, Feng Mo memilih sore hari untuk mengunjungi perpustakaan. Dia juga berencana untuk tinggal selama beberapa hari guna mencari informasi lain tentang racun yang ada.

Feng Mo menyapu semua yang ada di kamarnya ke dalam tempat penyimpanan. Hanya menyisakan cangkang kosong.

Kemudian dia bermeditasi untuk mengumpulkan energi spiritual.

Energi spiritual di udara perlahan-lahan masuk ke dalam tubuh Feng Mo.

Ketika matahari mulai terbenam, Feng Mo bersiap untuk pergi.

Bulu hitam murni berterbangan ketika Feng Mo berubah bentuk.

Tubuhnya yang hitam membuatnya dapat disalahpahami sebagai seekor gagak. Feng Mo merentangkan kedua sayapnya dan bergegas terbang ke angkasa.

Terbang adalah naluri setiap burung. Bahkan jika Feng Mo jarang berubah bentuk, insting mengajarinya cara untuk mengepakkan sayapnya.

Di malam yang gelap di hutan, Feng Mo terbang rendah di antara dedaunan pohon. Setelah terbang untuk sebatang dupa, Feng Mo melihat sebuah bangunan.

Feng Mo mendarat di sebuah pohon yang tidak jauh.

Kembali ke bentuk manusia, Feng Mo melihat papan nama perpustakaan. Bangunan itu disebut Paviliun Haotian.

"Siapa di sana?!" Sebuah suara terdengar dari dalam paviliun.

Feng Mo keluar dari pinggiran hutan dan berjalan memasuki paviliun.

"Junior Feng Mo memberi hormat kepada Tetua." Feng Mo memberi salam kepada satu-satunya orang yang menjaga paviliun.

Tetua itu mendengus. "Apa yang kamu lakukan malam-malam disini?"

"Junior ingin mencari buku tentang rumput spiritual, karena terlalu bersemangat sehingga junior melupakan waktu."

"Huh, pergi cari sendiri, jangan mengganggu ku."

"Ya Tetua."

Keuntungan dari diabaikan oleh orang lain, Feng Mo bisa melakukan apa pun yang dia inginkan.

Tidak akan ada yang memperdulikan. Bahkan jika dia menggunakan lantai perpustakaan sebagai tempat tidur.

Bagaimana pun tidak ada yang terlalu penting di dalam Paviliun Haotian. Hanya kumpulan buku-buku yang didapat generasi sebelumnya dari luar. Atau kumpulan pengalaman kultivasi beberapa orang tua.

Butuh waktu lama bagi Feng Mo untuk menemukan buku-buku tentang rumput spiritual.

Rumput spiritual dibagi menjadi sembilan tingkatan. Dari tingkat satu hingga tingkat sembilan, dibagi lagi menjadi kelas rendah, kelas menengah, dan kelas atas.

Yang dibutuhkan Feng Mo sekarang hanyalah rumput spiritual tingkat pertama. Sesuai dengan metode kultivasinya.

Cheat Kultivasi Feng Mo dibagi menjadi enam bagian.

Hanya saja, Feng Mo hanya bisa melihat bagian pertama dari cheat kultivasi.

Tapi jika dia bisa menguasai bagian pertama, bahkan tingkat kultivasinya bisa menyaingi iblis dari tingkat ke lima. Atau setara dengan kultivator tahap Transformasi Dewa.

Feng Mo terlalu bersemangat sehingga dia mengumpulkan semua buku tentang rumput spiritual yang bisa dia lihat.

Tidak lupa juga buku-buku yang membahas racun dunia. Feng Mo menempatkan buku tersebut di bagian paling bawah.

Setiap kultivator memiliki metode kultivasi yang berbeda-beda. Tetap saja, setiap rahasia masih harus dirahasiakan.

Feng Mo telah mengetahui akal sehat itu sejak lama.

Feng Mo menemukan tempat di sudut, yang tidak akan ditemukan orang dengan mudah. Kemudian membenamkan diri ke dalam pengetahuan.

"Feng Mo telah berada di dalam Paviliun Haotian dalam beberapa minggu ini."

"Apa yang dia lakukan?"

"Dia telah membaca buku tentang rumput spiritual."

"Ya, kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu."

"Ya, Patriark!"

Patriark klan phoenix sekarang berada di ruang pribadinya.

Sudah hampir seribu tahun sejak dia menerima telur Feng Mo, dia telah berhenti berkonsentrasi untuk berkultivasi.

Selain orang yang memberikan telur Feng Mo kepadanya, Patriark tidak tahu apa-apa lagi tentang Feng Mo.

Sang Patriark ingin melihat apa yang istimewa dari Feng Mo sehingga beberapa orang repot-repot memberikannya kepadanya, tapi setelah telur menetas, Patriark telah kehilangan minatnya.

Sayangnya setelah itu, dia tidak bisa lagi memasuki konsentrasi.

Ada sebuah perasaan yang membuatnya harus terus memperhatikan keadaan Feng Mo.

Sebagai kultivator setengah kenaikan, Patriark sangat menyadari intuisi-nya. Sehingga dia harus membuat orang untuk memperhatikan keberadaan Feng Mo setiap beberapa hari sekali.

Tapi apa pun yang terjadi, Patriark tidak akan ikut campur dalam pertumbuhan Feng Mo. Dia menutup mata atas segala macam penindasan yang didapatkannya.

Bagaimana pun inilah kehidupan seorang kultivator.

Yang kuat memakan yang lemah.

Setelah sekian hari membenamkan diri di dalam paviliun, Feng Mo akhirnya menyelesaikan bacaannya.

Dia memutuskan untuk mulai mencari rumput spiritual untuk digunakan menjadi sup mandi obat.

Dibutuhkan setidaknya beberapa rumput spiritual tingkat pertama. Yang masih hemat biaya.

Feng Mo bisa mendapatkannya dengan mencari di luar wilayah kompleks istana.

Feng Mo telah keluar-masuk hutan di pinggiran wilayah. Mungkin dia bisa masuk lebih jauh ke dalam.

Feng Mo berjalan keluar dari paviliun sebelum dihentikan oleh sang penatua.

"Tidak tahu apa yang diminta Penatua?"

Penatua itu cemberut. "Pernahkah kamu kembali sebelumnya?"

Feng Mo menggelengkan kepala, ragu-ragu.

"Halamanmu telah terbakar."

Wajah Feng Mo memucat. "Apa- apa yang terjadi?"

"Halamanmu telah terbakar beberapa hari yang lalu."

Feng Mo linglung sejenak sebelum mengambil nafas panjang.

"Terima kasih Penatua atas informasinya, junior akan pergi terlebih dahulu."

"Pergi."

Feng Mo pergi dengan terhuyung-huyung kemudian berubah menjadi bentuk aslinya dan terbang secepat mungkin.

Apa yang dilihat Feng Mo begitu dia kembali adalah reruntuhan.

Rumah yang dia tinggali selama lima belas tahun telah berubah menjadi reruntuhan hitam.

Kemarahan hampir memenuhi dadanya. Feng Mo merasa gemetar karena menahan emosi.

Bahkan jika dia tidak suka tinggal di dalamnya. Halaman bobrok itulah yang menaunginya selama bertahun-tahun.

Halaman itulah yang masih membuat Feng Mo merasakan rasa memiliki terhadap klan yang mengasingkannya.

Tapi kenapa?

Kenapa menghancurkan satu-satunya miliknya?

Feng Mo berdiri terhuyung-huyung, menatap langit biru di atas sana. Kemudian berjalan perlahan menuju keluar wilayah.

Karena tidak ada yang menginginkannya, untuk apa lagi dia tetap berada di sini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!