Sesampainya di restoran resort aku pamit ke toilet, di dalamm toilet aku mendengar ada suara seseorang yang sedang menangis.
"Hiks hiks papii Ara takut" samar ku dengar suara seseorang menangis, karena suaranya begitu lirih. aku terus berjalan mencari asal suara.
Di pintu toilet paling ujung suara tangisan itu terdengar jelas, suara anak kecil. Akau mencoba membukanya tapi tidak bisa.
"Hallo sayang, kamu dengar suara tante" tanyaku.
"Tolong buka'in pintunya tante, Ara takut tante" jawab anak kecil itu memukul pintu dari dalam.
"Iya sayang, kamu jangan nangis lagi, kamu tolong menjauh dari pintu ya sayang, coba tante dobrak pintunya" titahku.
Satu kali, dua kali, tiga kali masih belum juga terbuka malah lengan tanganku terasa sakit, ternyata dobrak pintu memang nggak semudah di pilem pilem ya pemirsah. Sakit euy, cobain sendiri kalau nggak percaya hehe.
Karena lenganku sudah sakit dan pintu juga masih belum mau terbuka, akhirnya aku keluar untuk meminta bantuan, kebetulan aku bertemu dengan pelayan restoran, dan memintanya membantuju mendobrak pintu.
Setelah pintu terbuka betapa terkejutnya aku melihat anak kecil duduk di lantai membenamkan wajahnya di kedua lututnya.
"It's okay sayang, yuk keluar dulu yuk, tante gendong ya" ucapku memeluknya.
"Ara mau sama Papi tante" ucapnya sendu.
"Iyaa nanti kita cari papinya Ara ya, sekarang Ara ikut tante dulu" jawabku lalu berdiri menggendongnya keluar.
"Lama banget sih lu Nay di toilet ,boker lu yaa, eh anak siapa tuh, lu nyulik anak siapa Nay" tanya Given nyrepet kayak petasan.
"Anak siapa itu yank, kok bisa sama kamu?" Tanya Rizwan padaku
"Nggak tahu, tadi ketemu di toilet,"jawabku "Sayang makan dulu ya, tante suapin mau ?"tanyaku pada anak kecil di pangkuanku. Ara menggelengkan kepalanya di leherku. Aku hanya menghela nafas.
"Dek, kamu tadi bawa minyak kayu putih nggak dari rumah, ini Ara kayaknya demam" tanyaku pada Nuha.
"Bawa kok mbak, ada di tas bagian samping" jawab Nuha.
"Aku ke tenda duluan duluan ya, kalian lanjutin aja makannya, jangan lupa aku di bawa'in makannya ke tenda ya" ucapku berdiri meninggalkan mereka bertiga.
Aku langsung ke bagian resepsionis, mengatakan jika ada orang yang mencari anak kecil perempuan bisa langsung menghubungiku, aku meninggalkan nomor telfon di bagian resepsionis. Karena Ara yang tidak mau lepas dariku maka aku putuskan untuk mengajaknya ke tenda campingku.
Aku mendudukannya di atas matras, aku balurkan minyak kayu putih di telapak kaki dan punggungnya.
"Ara makan roti ya sama minum suau coklat mau ? Tante bikinin ya" tanyaku setelah membungkus tubuhnya dengan selimut.
"Ara nggak mau makan, Ara mau papi tante," ucapnya menahan tangis.
"Iyaa, nanti kita cari papinya Ara ya, tapi Ara makan dulu biar nggak lemes badannya, Ara juga lagi demam sayang" jawabku menyentuh kepalanya.
Akhirnya Ara mau memakan rotinya meskipun hanya beberapa gigit dan menghabiskan susunya lalu dia tertidur mungkin terlalu lelah karena kebanyakan menangis.
Tak berselang lama Rizwan, Given dan Nuha datang membawa makanan untuk'ku.
"Nih mbak, makan dulu. Biar aku temenin adeknya" ucap Nuha memberikan ku bungkusan makanan. Aku keluar setelah mengucapkan terimakasih.
Aku memilih untuk makan di luar sekalian menikmati hembusan angin malam pantai.
"Gimana ceritanya tadi yank, kenapa kamu bawa anak kecil itu?" Tanya Rizwan yang duduk di sebelahku.
"Dia di kunci'in di toilet yank, kasihan" jawabku sambil melahap makanan ..
"Kenapa nggak di titipin sama pihak resort, nanti kalau orangtuanya nyari'in gimana yank?" tanyanya lagi.
"Ara-nya nggak mau, daripada nangis lagi mending aku bawa aja, aku juga udah kasih nomor telfon aku pada resepsionis, jadi nanti kalau ada yang mencari anak kecil yang hilang bisa telfon ke nomor aku" jelasku.
"Yaudah, habis selesai makan masuk tenda aja yank, ini di luar dingin banget. Besok kita main-main air di pantai ya, siangnya kita pulang" ucapnya mengusap kepalaku.
"Iyaaa yank" jawabku. Setelah selesai makan aku hendak berdiri tapi tanganku di tarik oleh Rizwan hingga jatuh terduduk , lalu tiba-tiba Rizwan memeluk'ku.
"Aku pasti bakal kangen banget sama kamu yank" ucapnya usai melepas pelukannya.
"Aku juga sama" jawabku.
"Jangan lirik-lirik cowok lain ya selama aku nggak disini" ucapnya menatap wajahku.
"Iyaa enggak bakalan kok" jawabku, lalu wajah Rizwan mulai mendekat, aku menjadi tegang, refleks aku menutup mataku. Apa Rizwan akan menciumku ? Lalu aku merasakan ada yang menyentuh pipiku.
"Ngapain tutup mata gitu yank, aku cuman mau ambil ini, ada nasi di pipi kamu" ucapnya.
"Oh" jawabku memalingkan wajah ke samping.
dasar malu-maluin. rutukku dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Widia Aja
Ingat pesan mama yaaa.....😃
2023-01-27
2