Aku mengangkat kedua tanganku ke atas untuk meregangkan otot. Karena saking fokusnya aku sampaii tidak sadar waktu pulang kerja sudah lewat 15meniit membuatku terlonjak dan sesegera mungkin membereskan barangku, menyimpan file dan mematikan komputer.
"Duhhh, gimana nih" gumamku.
Ponselku selepas smakan siang memang aku mode silent. Jadi tidak tahu jika ada yang telfon dan kirim pesan.
"Gue kira lu udah pulang Nay?" Tanya Given yang melihatku masih di ruangan.
"Bentar lagi,ini gue lagi nge-save file" jawabku.
"Yaudah bareng gue aja pulangnya" ajak Given melihatku berdiri.
"Gue di jemput Ara sama mas Alan" tukasku lalu berjalan ke arah lift.
"Wow, Mas ?" Gosanya dengan wajah Watados. "Di kasih infooohh Maseeeeeee muweheheheeeee"lanjutnya terkekeh kekeh membuatkuu memutar bola mataku malas.
Aku memilih diam tidak menanggapi candaan Given, aku memainkan ponsel sampai lift yang membawa kami sampai di lantai 1.
Aku melihat ke arah sofa untuktamu yang menunggu informasi tapi tidak ada Alan dan Ara di sana. Bersamaan dengan ponselku yang berdering. Aku lantas mengangkatnya.
"Saya ada di dalam mobil Nay, kamu langsung ke mobil saya saja" ucapnya aku mengedarkan pandangan dan memang benar ada mobil Alan yang parkir di depan perusahaan.
"Iyaa mas, saya kesana sekarang" jawabku lalu panggilan berakhir.
"Gak jadi di jemput Maseehhh Nay" Given masih menggodaku.
"Jadilah, gue duluan yaa" jawabku berlalu.
"Salam buat calon istri gue dek Nuha ya" teriaknya dengan senyun jumawa.
"Najisssss"sinisku.
***
"Loh Ara mana mas?" Tanyaku setelah masuk ke dalam mobil dan tidak melihat Ara.
"Ara sudah di rumah kamu, tadi dia minta di antar kesana dulu, kitaa belanja dulu gapapa kan Nay, tadi Ara minta Bbq.an, jadi dia minta di beliin marsmelow sama fish dumpling cheese" ucapnya.
"Okeey mas, saya telfon Althaf dulu biar tanya ke mamah mau titip apa?" Jawabku.
Aku men-dial nomor Althaf, tak belama-lama langsung di angkat.
"Dek, tanya mamaa mau nitip apa? Mbak mau ke supermarket" todongku.
"Wuesssss sabar atuh mbak, salan assalamualaikum dulu aturannya baru ngomong" jawabnya.
Aku menghela nafas perlahan " assalamualaikum ya akhy, tolong tanyakan pada ibunda ratu beliau mau nitip apa?" Ucapku membuat Althaf tertawa ,aku mendengus kesal.
"Cepetan ihhhhh" kesalku.
"Iyaaaaa iyaa, maaaaaa! Mau titip apa? Mbak Naya mau ke supermarket" teriaknya. Aku langsung menjauhkan ponselku dari telinga.
"Nggak usah teriak-teriak Althaf" geramku.
"Heheeee, maaf mbak. Mamah titip keju sama buah-buahan aja katanya mbak, mama mah bikin kue sama puding buah" jawabnya.
"Okeee nanti mbak beliin" ucapku
"Mbak nggak mau tanya aku mau titip apa?" Tanyanyaa.
"Emang mau titip apa?" Jawabku.
"Sosis jumbo, pringles, poki-pokii..." aku mengakhiri panggilannya sebelum Althaf menyelesaikan pesanannya.
Aku terkekeh saat membayangkan wajahnya pasti sekarang lagi cemberut dan marah-marah.
"Kamu kayaknya deket banget sama adik kamu ya?" Tanya Alan padaku.
"Ya gitulah mas, mungkin karna aku anak paling besar, papa juga udah nggak ada jadi ya begitu, sebisa mungkin aku jaga dan lindungi mama dan adik-adiku" jawabku lirih dengan mata memerah karena teringat papa.
Papaa aku rindu. Batinku
Aku memilih memejamkan mataku agar airmataku tak luruh, dan sepertinya Alan menyadari itu hingga ia tak lagi mengajak'ku berbicara sampai kami memasuki pelataran parkiran supermarket. Aku membuka mataku saat ku rasakan Alan mematikan mesin mobil.
"Sudah sampai yaa, yuk mas" ajak'ku. Dia mengangguk.
Kami berbelanja bersamadengan Alan yang mendorong trolinya.
Kami seperti sepasang suami istri kalau begini. Aku menggelengkan kepalaku yang bisa-bisanya membayangkan kami sepasang suami istri sementara aku sendiri masih memiliki kekasih. Ya benar Rizwan.
Seharian ini dia tidak mengirimku pesan dan mengabaikan pesanku.
"Mau tambah apalagi Nay" tanya Alan membuyarkan lamunanku.
Aku melihat ke arah trolly "udah semua kayaknya mas" jawabku.
"Yaudah yuk bayar dulu" ajaknya, aku mengikuti dari belakang.
Begitu sampai di kasir dia membuma dompet dan menyerahkan gold cardnya dan memberikannya padaku.
"Kamu yang bayar ya, saya ambil mobilnya" ucapnya.
"Totalnya 325rebu mbak" ucap kasirnya. Aku mengeluarkan kartu ATM di dompetku dan menyerahkannya pada sang kasir, kenapa aku tidak memakai kartu Alan itu karna belanjaan ini kebanyakan adalah belanjaanku.
"Terimakasih sudah berbelanja di stwmpat kami"ucapnya ramah menyerahkan kartuku. Aku tersenyum dan mengangguk.
Aku mendorong trolly dan mendorongnya ke mobil Alan yang sudah ada di depan, dia dengan sigao membantuku memindahkan barang masuk ke dalam mobil.
"Kenapa tidak memakai kartu yang saya berikan" ucapnya setelah mobil mulai berjalan perlahan.
"Gapapa mas, ini kan banyakan belanjaan saya daripada mas"jawabku .
Diaa menghela nafas taoi tidak menjawabku.
"Ini mas kartunya" aku menyodorkan gold cardnya.
"Kamu bawa dulu aja, saya lagi nyetir" jawabnya.
Sepanjang jalan kami hanya duam tidak ada yang berbicara hanya suara musik yang memutarkan lagu I Can't make you love me dari Adelle.
'Cause I can't make you love me
If you don't
You can't make your heart feel
Something that it won't
And even in the dark
These final hours
I will lay down my heart
I will feel the power
But you won't
No, you won't
'Cause I can't make you love me
When you don't
When you don't, yeah
I'll close my eyes
'Cause then I don't see
The love you don't feel
When you're holding me
Morning will come
And I'll do what's right
Just give me till then
To give up this fight
And I will give up this fight.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Widia Aja
Mak Lampir pasti tambah gelisah liat duda kaya mepet anak gadis sebelah, saingan berat anaknya sendiri..
2023-01-28
1
Zuraida Zuraida
pepet terus mas duda😁, takutnya rizwan diembat anaknya denok😁
2023-01-23
1