Part 5

Cristal sangat heran karena malam ini dia tidak perlu menari dengan rekan-rekan yang lainnya. Dia bahkan diberikan pakaian yang sedikit berbeda. Pakaian dalam itu semakin seksi saja dan dia juga harus memakai kaus kaki berbentuk jala padahal biasanya dia menggunakan stocking.

Firasat buruk, sang manager juga berkata akan memberinya bonus besar jika dia bisa memuaskan tamu yang ada di dalam sebuah ruangan exclusive karena malam ini dia harus menari untuk tamu exclusive yang bersedia membayarnya mahal.

Cristal curiga jika tamu yang ada di dalam ruangan itu adalah tamu yang dia tolak dan benar saja, Lucius sudah menunggunya dengan tidak sabar. Wajah Cristal pucat melihat pria itu, dia merasa pria itu tidak akan berhenti sampai dia menyetujui permintaannya.

Segelas minuman memabukkan berada di tangan Lucius, matanya tidak berpaling dari Cristal begitu wanita itu masuk ke dalam ruangan. Cristal meneguk ludah dengan kasar, sial. Kenapa pria itu lagi? Firasatnya semakin buruk dan dia jadi takut.

"Malam ini Tuan Lucius ingin melihat tarianmu jadi senangkanlah dia," ucap sang manager.

Cristal mengangguk dan berusaha tersenyum, namun matanya tidak lepas dari Lucius yang memandanginya dengan penuh nafsu. Minumannya sudah di teguk sampai habis namun rasa dahaga yang dia rasakan tidak juga hilang. Entah kenapa dia sangat menginginkan tubuh Cristal Aaron. Rasanya ingin menikmati tubuhnya siang malam agar dahag yang dia rasakan bisa diredakan.

Tanpa banyak bicara, Cristal naik ke atas meja. Musik keras mulai terdengar, Cristal pun mulai menari di atas tiang. Dia tidak peduli dengan tatapan mata Lucius yang sangat menginginkan dirinya, yang dia inginkan segera menyelesaikan pekerjaan itu dan segera pergi tapi waktu terasa berputar begitu lama.

Satu lagu telah selesai, kini Cristal menari mengikuti musik kedua. Dia kira satu lagu saja sudah cukup, tapi sepertinya tebakannya salah. Minuman yang ada di atas meja bahkan sudah hampir habis, beberapa gadis yang menemani Lucius mulai menggodanya dan sialnya, mereka melakukan or*l s**x di depan mata Cristal.

Cristal tidak peduli, mereka sama-sama bekerja namun profesi mereka berbeda. Mata Lucius terpejam, dia tampak menikmatinya namun saat itu dia sedang berfantasi jika Cristal yang sedang memberikannya kenikmatan itu. Dia sedang membayangkan Cristal yang sedang menggodanya saat itu, dia bahkan sangat ingin melihat tubuh polosnya berada di atas ranjang. Tubuhnya yang ramping dan seksi, kedua dadanya yang berisi yang dia lihat tidak bisa dia lupakan.

Lucius meminta para wanita itu pergi setelah selesai, dia tidak tertarik melanjutkannya ke tahap yang lebih jauh dengan mereka karena dia lebih penasaran dengan Cristal. Kini dia meminta Cristal untuk duduk di sisinya. Waktunya memberikan wanita itu penawaran dan dia yakin wanita itu tidak akan menolak.

"Duduk denganku dan temani aku minum. Malam ini aku sudah membayarmu dan kau hanya boleh menari untukku dan menemaniku minum!" ucap Lucius.

Cristal menggigit bibirnya, Lucius menepuk kursi yang ada di sisinya dengan seringai menghiasi wajah. Mau tidak mau Cristal turun dari atas meja. Lagi pula dia sudah lelah karena menari cukup lama. Tatapan mata Lucius benar-benar tidak berpaling, tatapan matanya melihat tubuh Cristal dari atas sampai ke bawah.

"Minum!" Lucius menuangkan segelas minuman untuk Cristal.

"Setelah aku menghabiskan minuman ini, apa aku boleh pergi?" tanya Cristal seraya mengambil gelas minuman yang ada di atas meja.

"Ha... Ha... Ha...! Tidak!" jawab Lucius.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan, Tuan. Tolong jangan mempersulit aku. Aku hanya seorang pekerja yang mencari uang jadi tolong jangan mempersulit aku," pinta Cristal memohon.

"Seharusnya kau tahu, Cristal Aaron. Aku menginginkan tubuhmu," ucap Lucius tanpa ragu.

Cristal terkejut, bagaimana pria  itu bisa tahu namanya? Matanya menatap ke arah Lucius, perasaan takut semakin memenuhi hati.

"Ja-Jangan bercanda, Tuan. Kau bisa membeli wanita mana pun seperti para wanita yang baru saja menemanimu jadi jangan mengganggu aku karena aku tidak menjual tubuhku!" sebaiknya dia pergi dari sana. Dia takut berlama-lama dengan pria itu namun langkah Cristal terhenti saat dua orang mencegat langkahnya di depan pintu.

"Jangan terburu-buru, Cristal," ucap Lucius sambil menggoyang minuman yang ada di dalam gelas, "Aku bahkan belum memberikan tawaran untukmu," ucapnya lagi.

"Tawaran?" Cristal berpaling untuk melihat ke arahnya.

"Yeah, aku memiliki tawaran menarik untukmu," Lucius beranjak dan melangkah mendekati Cristal.

"Apa yang ingin kau tawarkan?" tanya Cristal dengan sinis.

"Aku yakin kau akan tertarik, Cristal Aaron. Aku sudah menyelidiki semua tentangmu. Kau ditinggal mati oleh suamimu, kau memiliki seorang putri yang berusia tiga tahun dan kau harus berjuang untuk ibu mertuamu yang sakit-sakitan tapi aku tahu apa yang membuatmu bekerja di tempat seperti ini," Lucius berjalan memutarinya dan melihat tubuhnya yang menggoda.

Cristal diam, pria itu ternyata tidak main-main. Dia harus mewaspadainya karena dia tahu pria itu berbahaya tapi bagaimana caranya dia bisa keluar dari ruangan itu?

"Aku tahu kau harus menanggung banyak hutang yang ditinggalkan oleh almarhum suamimu," ucap Lucius sambi berbisik.

"Aku rasa semua ini tidak ada hubungannya denganmu!" Cristal melangkah pergi namun Lucius meraih tangannya sehingga langkah Cristal terhenti.

"Aku bisa membantumu, Cristal Aaron. Aku akan membayar semua hutang yang ditinggalkan oleh suamimu dan aku juga akan memberikan perawatan yang terbaik untuk ibu mertuamu," ucapnya.

Cristal menunduk dan menggigit bibirnya, dia tahu semua itu tidaklah gratis. Pasti ada yang diinginkan oleh pria itu dan dia tahu apa.

"Semua itu tidaklah gratis, bukan?" tanyanya sambil tersenyum pahit.

"Tentu saja, kau tahu apa yang aku inginkan oleh sebab itu jadilah pemuas naf*suku!"

"Hng," Cristal tersenyum sinis. Pada akhirnya dia harus menjual tubuhnya juga.

"Berapa lama?" tanyanya.

"Sampai aku bosan padamu!" ucap Lucius dengan seringai lebar.

"Maaf, sudah aku katakan aku tidak menjual tubuhku karens aku bukan ja*ang jadi aku tidak akan tergoda oleh tawaranmu!" Air mata Cristal hampir tumpah. apa dia begitu menyedihkan?

"Tidak perlu menjawab dengan terburu-buru. Aku beri kau waktu untuk memikirkannya dan besok, aku ingin mendengar jawaban darimu," ucap Lucius seraya mengangkat tangannya sebagai isyarat pada anak buahnya yang berdiri di depan pintu.

Pintu ruangan terbuka, Cristal keluar dengan terburu-buru. Dia bahkan tidak menoleh, dia tidak melakukan hal itu dan tidak mau memikirkan tawaran gila yang diberikan oleh pria itu. Lucius kembali ke kursi dan menjatuhkan diri di sana, dia sangat yakin Cristal Aaron akan menerima tawaran darinya tapi jika wanita itu menolak maka dia akan memaksa menggunakan caranya.

Cristal kembali ke dalam ruangan sambil menahan air mata, apa sebegitu hinanya wanita di mata seorang pria? Tawaran pria itu memang menggoda tapi apa dia harus melakukannya? Tidak, dia masih memiliki harga diri dan dia tidak akan melakukan hal hina seperti itu.

Terpopuler

Comments

Siti Mujimah

Siti Mujimah

resiko dari pekerjaan yang kamu ambil...

2023-11-24

0

Fey Julianti

Fey Julianti

yah resiko pekerjaan km jeng sebagai penari striptis meskipun km bukan jalang tapi pamer tubuh pasti orang sdh berpikiran yg jelek wajarlah kamu di rendahkan walaupun tuntutan hidup kmu keras paling tidak jgn sampe half naked

2023-07-18

0

Lusiana_Oct13

Lusiana_Oct13

Hmmmm kasian km Cristal aku juga janda tapi aku rasa lebih beruntung tdk sampai berjuang begitu beratmya seperti kamu wlpn hidup pas2an cukuo utk makan paling tidak aku masih bersyukur apa pun itu masih bisa beleha2 golek2 baca novel 🙊

2023-02-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!