Nikah Kontrak Di Penthouse

Nikah Kontrak Di Penthouse

Wanita Idaman

Achilles Places, 22 Mei pukul 22:15.

Berkali-kali pria itu membenarkan tatanan rambutnya yang sudah nyaris sempurna. Setiap helainya seakan dibuat berbaris rapih menyesuaikan bentuk kepala pemiliknya. Cahaya matahari yang menembus kaca dari gedung itu membuat rambutnya tampak berkilauan. Wajah yang tegas dan datar seakan menambah kesan pria misterius pada dirinya. Meski dihiasi dengan paras yang rupawan tak membuat pria itu mengesampingkan tatakrama. Ia percaya bahwa tatakrama adalah hal yang harus dimiliki oleh semua pria hebat.

Pria itu berpenampilan sangat rapih setiap harinya bahkan saat hendak pergi tidur. Orang-orang di sekelilingnya mencuriagi pria itu sebagai pengidap OCD akut, yang pada kenyataanya tidak sama sekali. Mungkin itu hanya karakter yang melekat pada dirinya. Begitupun dengan sifat angkuh dan sok benarnya. Walau begitu ia adalah Presiden Armor Group, Arran Xavier. Ia merupakan pemimpin yang bisa diandalkan bagi perusahaanya. Sudah hampir delapan tahun ia memimpin perusahaan peninggalan mendiang Ayahnya itu. Di tangan pria itu perusahaannya kini mengalami kemajuan yang signifikan.

Mengingat tentang kesuksesan di usia mudanya banyak orang yang mempertanyakan soal privasinya. Terutama soal hubungan pribadinya. Orang di luar sana mengira bahwa Arran adalah sosok yang begitu dingin dan misterius sehingga para gadis enggan mendekatinya. Arran terkenal dengan sifat gila kerjanya. Setiap dua tahun sekali perusahaannya mengalami reorganisasi skala besar. Itu karena ia tidak bisa mentoleransi setiap kesalahan yang terjadi di perusahaannya. Ia selalu berani mengambil keputusan walaupun terkadang cenderung agresif. Tetapi selalu berhasil mencapai target kinerja perusahaan. Semua itu membuat wanita di luar sana semakin sulit untuk mendekati Arran. Beberapa orang mengira bahwa mungkin Arran adalah seorang G*y. Tentu saja itu tidak benar. Arran adalah pria normal yang terlalu meninggikan dirinya dan menganggap dirinya terlalu istimewa bagi dunia ini. Ia berpikir bahwa ia terlalu sempurna untuk wanita manapun di dunia ini. Wanita biasa bukan seleranya.

Arran kini menatap kosong ke arah jendela. Ia menatap pantulan dari dirinya sambil tersenyum sendiri. Ia lalu kembali merapikan tatanan rambutnya yang kini sudah rapih sempurna. Ia menyunggingkan senyuman sambil berkata pelan pada dirinya sendiri,

" Jika benar ada sosok wanita di luar sana yang memang diciptakan untukku, Ia pasti sama sempurnanya dengan diriku. Bukankah pasanganmu adalah cerminan dirimu?. Oh ya ampun, aku begitu bersinar hari ini". Ia menutup perkataannya dengan melakukan pose ganteng andalannya.

Atalanta hotels, 22 Mei pukul 22.30.

Seorang wanita terlihat tengah terisak haru. Berkali-kali ia menarik nafas panjang tanda tertekan oleh sesuatu hal. Kitchen face shield nya kini tampak beruap. Kedua bola matanya kini penuh oleh air mata yang siap untuk menetes ke wajahnya.

"Oi, kupas bawangnya lebih cepat. Pelanggan sudah tak sabar menunggu. Dasar lambat!". Seorang pria yang mengenakan hat cook serta chef jacket lengkap dengan apronnya meneriakinya dengan lantang.

Wanita itu sudah berusaha dengan keras untuk mengupas satu ember bawang bombay itu. Kini sekujur tubuhnya bak dilumuri oleh sebotol parfum bawang bombay. Tetapi masih saja ia menerima bentakan dari atasannya itu. Ia tak bisa berkutik jika menerima perlakuan seperti itu karena posisinya saat ini hanyalah sebagai cook helper. Ia terpaksa harus menerima berbagai tugas berat yang dibebankan kepadanya. Wanita itu terpaksa harus bekerja di tempat seperti ini demi bisa menghidupi dirinya sendiri.

Sudah empat tahun wanita itu bekerja di tempat ini. Ia sebenarnya tak memiliki background dalam dunia memasak. Hanya berbekal ijazah SMA dan kemampuan memasaknya yang selalu enak yang membuatnya bisa bekerja di tempat ini. Beberapa orang yang dulu bekerja bersamanya kini telah naik pangkat menjadi commis atau demi chef. Entah mengapa ia masih saja belum naik pangkat, padahal ia adalah pekerja yang paling baik dan dan rajin di tempat ini.

Meski harus menjalani pekerjaan yang berat itu setiap hari dan mengisi waktu liburnya dengan pekerjaan paruh waktu wanita itu tetap saja selalu terlihat ceria dan ramah. Wanita itu terlalu baik untuk dunianya yang begitu kejam dan keras. Wanita itu sudah hidup sebatang kara sejak kecil. Ia bukan berasal dari keluarga yang utuh. Ia dibesarkan di panti asuhan. Ia tak pernah bisa tahu siapa kedua orang tuanya dan dari mana ia berasal. Kehidupan yang pahit bahkan sudah ia alami sejak ia masih kecil. Tetapi hal itu tak menjadikannya tumbuh menjadi seseorang yang rapuh. Sebaliknya ia tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan ceria. Wanita itu memiliki senyuman hangat dan hati yang tulus.

Kini hanya tersisa satu lagi bawang bombay yang belum terkupas. Wanita itu akhirnya berhasil mengupas semua bawang bombay itu dengan rapih. Seharian ini sudah banyak pekerjaan dapur yang dibebankan kepada wanita itu. Malangnya, atasannya selalu memberi tugas yang aneh dan berat. Semua itu ia selesaikan dengan sendiri. Waktu kini sudah menunjukkan pukul 22:40. Ini artinya hanya dua puluh menit lagi sisa waktu kerjanya untuk hari ini. Setelah Chef itu selesai menghidangkan dua menu penutup pada tamu di meja nomor 16 maka ia bisa pulang.

Wanita itu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik pada hari ini. Pulang adalah waktu yang selalu ia nantikan. Kini ia memiliki tempat milik sendiri untuk pulang. Walaupun hanya sebuah rumah susun yang masih dicicilnya hingga saat ini tapi itu bisa disebut rumah bagi dirinya sendiri. Rumah itu adalah hasil kerjanya selama empat tahun terakhir ini. Setelah lulus dari SMA ia harus meninggalkan panti asuhan. Ia mulai mencari pekerjaan dan tinggal di mess. Setelah dua tahun bekerja ditambah dengan pekerjaan paruh waktunya wanita itu akhirnya bisa menyicil sebuah apartment berukuran mungil.

Jarak dari tempat kerja dan rumahnya cukup jauh. Tetapi wanita itu memutuskan untuk berangkat dan pulang dengan jalan kaki. Meski terkadang ia dihantui oleh rasa takut saat pulang tengah malam sendiri ia selalu memberanikan dirinya dan mengusir rasa takutnya.

Kali ini wanita itu tampaknya tengah memikirkan sesuatu. Ia tiba-tiba berhenti di sebuah rumah besar dengan pagar tinggi. Ia memandangi rumah itu cukup lama. Ia kemudian menghela nafas dalam-dalam.

"Rumah. Entahlah. Aku bahkan tak pernah pulang ke rumah. aku tak memiliki rumah untuk pulang. Aku bahkan tak memiliki keluarga untuk kembali. Terkadang aku ingin mengasihani diriku. Ah, sudahlah. Aku hanya membung-buang waktu jika terus meratapi diriku seperti ini".

Wanita itu lalu melanjutkan langkahnya. Baru saja ia berjalan beberapa langkah tiba-tiba ia langsung menghentikan langkahnya kembali.

"Apakah hidupku akan terus menerus seperti ini?. Terkadang aku merasa kesepian. Adakah orang lain di luar sana yang akan mengisi ruang kosong ini?. Astaga. Lagi-lagi aku berpikiran aneh. Ayo pulang Aleris, hari sudah larut. Oh, ya ampun. Punggungku rasanya mau copot".

Wanita itu kini benar-benar melanjutkan jalannya hingga sampai di rumahnya.

Terpopuler

Comments

Fitri Sri Dewi

Fitri Sri Dewi

mampir thor.. banyak ya thor novel yg lg jalan.. asal jgn lp yg di tetangga upnya banyakin

2022-10-14

0

teti kurniawati

teti kurniawati

wah.. sedih ya.

mampir yuk kakak" yang baik hati ke karya aku

"Cinta berakhir di lampu merah."

2022-10-12

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

smg karya baruy sukses ya thoor dan biasa bab awal mantau dilu..stlh tsu gercap abis..bunga sdh meluncur ya..

2022-09-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!