.
Setelah selesai melakukan interview, Leo mengantarkan Esme pulang dengan mobilnya.
Sesampainya mereka di depan rumah Esme, ia mengajak Leo masuk. Leo pun tak sungkan-sungkan, ia langsung menyetujuinya.
Bi Inah melihat kedatangan Esme, ia langsung membukakan pintu gerbang. Bi Inah terkejut dengan seseorang yang berada di belakang Esme. "Ah ! Apakah Bibi tidak salah lihat? Bukankah ini Leo?" tanyanya, sambil membelalakkan kedua bola matanya.
"Iya, Bi. Ini Leo!" sahut Esme sambil tersenyum.
"Ternyata, Bi Inah masih mengenaliku?" sapa Leo, sopan. "Padahal menurut Esme, aku yang dulu dan sekarang sangat jauh berbeda!" sambungnya sambil tertawa kecil.
Bi Inah terpukau saat melihat gaya berpakaian Leo yang bagaikan orang-orang penting saja. Dari ujung kaki hingga ujung kepalanya, semua tampak sempurna. Berbeda dari Leo yang dulu.
"Wah! Sudah lama tidak bertemu, sekarang kau semakin tampan saja, nak. Pantas saja Non Esme selalu melamun di balkon kamarnya, sepertinya Non Esme terus memikirkanmu. Hihihi...." bisik Bi Inah, sambil tertawa cekikikan.
"Bibi! Aku mendengarnya, loh." Esme langsung memelototi Bi Inah. Tapi, Bi Inah malah tertawa geli. Kemudian, Bi Inah langsung menyuruh mereka masuk kedalam.
Nampak Ny.Hilda yang sedang bersantai di atas sofa sambil menonton televisi, beserta dengan beberapa buah-buahan di atas meja yang sedang ia nikmati.
"Assalamualaikum! Bu, aku pulang," ucap Esme.
Ny.Hilda langsung menoleh, dan terhentak kaget saat melihat ada sosok lelaki yang tak asing baginya berdiri di samping anaknya. Ia langsung terduduk, membenarkan posisi tubuhnya. "Ah!... Leo?" sapa Ny.Hilda, kemudian ia beranjak mendekati mereka.
Leo langsung meraih tangan kanan Ny.Hilda untuk bersalaman. "Ny.Hilda, bagaimana kabar anda?" tanyanya sedikit sungkan.
Ny.Hilda membelalakan kedua bola matanya, menatap tajam pakaian Leo. Ia terpukau dengan pakaian yang Leo kenakan. Sungguh! Perubahan yang sangat drastis, menurutnya.
"Mm... aku selalu baik," jawabnya dengan mulut tersenyum. Kemudian, Ny.Hilda menyuruh Leo duduk, dan menyuruh Bi Inah untuk membuatkan minuman.
Baru juga Ny.Hilda akan menanyakan beberapa pertanyaan pada Leo. Tiba-tiba, terdengar ucapan salam dari luar. Ternyata Lolyta yang baru pulang sekolah. Dengan seragam putih abunya, ia langsung menghampiri Ny.Hilda dan Esme untuk bersalaman.
"Uh, bukankah ini kak Leo?" Lolyta sedikit terkejut setelah melihat keberadaan Leo.
Leo pun langsung tersenyum dan menganggukan kepalanya.
"Baru jam 12 kenapa sudah pulang?" tanya Ny.Hilda, terheran. Lolyta langsung menjawab, karena guru di sekolahnya akan mengadakan rapat mengenai Ujian Nasional yang akan di adakan beberapa bulan lagi lalu semua murid-murid dibubarkan.
"Wah! Tidak terasa, ya. Lolyta yang dulu sering mengintili Kak Esme, sekarang sudah remaja dan akan lulus sekolah," ucap Leo sambil tersenyum.
Lolyta tertunduk, ia tersipu malu. Kemudian, Lolyta merogoh saku bajunya karena ada pesan masuk di ponselnya.
"Bu, aku kedepan dulu." Lolyta langsung berjalan cepat, mengabaikan semuanya.
Leo melihat sekeliling ruangan. "Oh ya... dimana Tn.Harits?" tanyanya. "Aku... ingin membicarakan soal pernikahan," ucapnya gugup, dengan pipi yang memerah.
Esme langsung terhentak kaget, ia membulatkan matanya dan tersipu malu saat kata 'pernikahaan' terucap dari mulut Leo. Jantungnya berdebar.
Ekhem (Esme mendehem)
Ny.Hilda dan Esme bertatap muka.
"Mm... suamiku sedang di kantor, dia selalu pulang larut. Menurutku, sebaiknya jika membahas soal pernikahan, dua keluarga harus di pertemukan dulu, nak," jelasnya.
"Alice, ayo masuk!" Suara Lolyta yang tiba-tiba dan sedikit keras itu, memecahkan suasana canggung yang terjadi di dalam ruang tamu.
Ternyata Lolyta membawa temannya, yaitu Alice.
Alice adalah putri tunggal salah satu Gubernur di Indonesia. Wajah cantik, tubuh tinggi, kulit putih, rambut hitam lurus terurai. Lekuk tubuhnya nampak terlihat jelas, karena seragam putih abunya yang sedikit ketat.
Alice langsung tersenyum setelah melihat ada Ny.Hilda di ruang tamu. Lalu ia bersalaman dan menyapa ibu dari temannya itu.
Di tengah sapaan antara Alice dan Ny Hilda, Lolyta langsung memperkenalkan Esme dan Leo pada Alice.
Alice menunduk menyapa mereka, ia terlihat sangat malu dan sungkan. Kemudian tidak lama, Lolyta menggiring Alice menuju kamarnya.
Bi Inah berjalan ke ruang tamu, dengan membawa beberapa minuman di atas baki yang ia pegang hati-hati.
Leo melirik arlojinya. "Ny.Hilda sepertinya aku harus pamit sekarang. Maaf, tidak bisa berlama-lama," ucap Leo, sambil beranjak dari duduknya dan merapihkan jas beserta dasinya.
"Loh! Kenapa harus terburu-buru? Minumannya juga baru sampai," seru Ny.Hilda yang juga ikut bangkit dari duduknya.
"Mm... ada suatu hal yang harus aku urus, Nyonya. Aku akan sering bertamu kemari," jawabnya sambil tersenyum ramah. Kemudian ia bersalaman pada Ny.Hilda dan mengusap rambut Esme.
Leo pun berjalan keluar. "Bu, aku akan mengantarnya ke depan !" seru Esme sambil berjalan cepat.
Bruk..
Leo menutup pintu mobilnya.
"Leo! Kabari aku kalau kau sudah sampai kantor, ya?" ucap Esme sambil melambaikan tangan.
Leo mengangguk dan tersenyum pada Esme, lalu mobil itupun melaju.
...
Malam hari di kediaman Esmeralda.
Ny.Hilda terlihat sedang menata meja makan dengan beberapa hidangan makan malam yang lezat, sambil menunggu suaminya pulang kantor.
"Esme! Loly! Cepat turun, kita makan malam," teriaknya.
Tidak lama, Esme dan Lolyta pun menuruni tangga, bersamaan dengan Tn.Harits yang membuka pintu. Lalu, anak-anak beserta istrinya menyapa hangat. Tak pikir panjang, Tn.Harits pun duduk dan Ny.Hilda langsung menghidangkan makan malam untuk suaminya dengan penuh cinta.
Sungguh, keluarga yang sangat harmonis. Kebahagiaannya sangat terpancar jelas saat itu.
Di sela makan malam, terlihat Loly yang sangat lahap memakan makanan yang Ny.Hilda buat. Karena, rendang daging sapi yang ibunya buatkan adalah makanan favoritnya.
"Yah, tadi Leo bertamu ke rumah kita," ucap Ny.Hilda. Tn.Harit sedikit terkejut.
"Leo? Leomord?" tanyanya, dengan mengangkat kedua alisnya.
Ny.Hilda pun mengangguk cepat.
"Dia membicarakan soal pernikahannya dengan Esme!" seru Ny.Hilda sambil menyicikan air kedalam gelas Tn.Harits.
Uhuk.. uhuk..
Lolyta tiba-tiba tersedak, ia dengan paniknya meminum satu gelas besar air putih.
Akhirnya, semua terfokus pada Lolyta.
"Santai saja makannya!" seru Esme.
"Aku sudah kenyang." Lolyta langsung beranjak dari duduknya. "Aku akan melanjutkan tugas sekolahku," Ia langsung berjalan menaiki anak tangga dengan raut wajah yang dingin.
Esme melirik isi piring Loly, makanannya belum habis.
Ia terheran, karena jika Ny.Hilda memasak rendang daging sapi, pasti akan selalu habis olehnya.
Ada apa dengannya? Aneh sekali! (Batin Esme, terheran)
Kemudian, Ny.Hilda dan Tn.Harits melanjutkan obrolan tentang pernikahan Esme.
Tapi, raut wajah Esme terlihat sedikit cemas, karena ia menunggu pesan dari Leo sejak siang.
Kling..
Tiba-tiba saja ponsel Esme berbunyi. Ada pesan masuk, dan itu dari Leo. Esme langsung berseringai, lalu ia membukanya.
Aku akan kerumahmu besok malam, dengan orang tuaku. Melamarmu dan membicarakan pernikahan kita. ❤
Jantung Esme berpacu, dengan tubuh gemetar.
Betul-betul sebuah pesan penuh makna untuknya. Rasa senang didalam jiwanya meletup-leptup bagaikan popcorn.
Dengan tak pikir panjang, Esme langsung mengabarkan kepada orang tuanya.
Orang tuanya pun merasa senang dengan kabar baik itu. Akhirnya, anak mereka dipinang juga.
...
BERSAMBUNG !!!
Ayo, Like, komen & vote ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Nur Ckhanela
masih nyimak
2022-03-26
0
Sulati Cus
lolyta selingkuhan pcr esme? hanya praduga
2021-12-10
0
Tri Widayanti
apakah Lolyta menyukai Leo?
2021-03-23
0