Lamaran

.

Malam telah berlalu.

Mentari menyambut hangat pagi itu.

Esme membuka mata dengan wajah berseri-seri beserta rasa senang di dasar hatinya.

Karena malam ini, keluarganya dan keluarga Leo akan dipertemukan untuk melamarnya.

Kling..

Pesan masuk dari ponselnya.

Esme langsung mengambil ponselnya, dan memeriksa isi pesan itu.

"Apa! A-aku di terima kerja di perusahaan Leo?" Matanya langsung terbelalak, tak percaya.

Hari ini, ia mendapatkan kebahagiaan yang bertubi-tubi. Hingga Esme berguling-gulis di atas ranjangnya.

Bagaimana ya, rasanya bekerja dengan kekasih di perusahaan yang sama. Apa lagi, bosnya adalah kekasih sendiri! (Batinnya dengan rasa senang yang meronta-ronta)

..

Di sore hari, terlihat Bi Inah, Pak Lampir beserta dengan Ny.Hilda yang sedang merapihkan isi rumah. Menata barang-barang dengan posisi yang diinginkan.

Dilain tempat, Esme saat itu sedang menyibukan diri dengan beberapa perawatan kulit yang ia tempel di tubuhnya. Ia ingin terlihat sempurna di depan kedua orang tua Leo.

Sudah terdengar suara azan berkumandang, Esme langsung membersihkan dirinya di kamar mandi. Kemudian ia menjalankan ibadah terlebih dahulu, lalu merias diri.

Satu jam telah berlalu.

Esme mendapat pesan bahwa Leo akan segera sampai dirumahnya. Ia langsung keluar dari kamarnya, hingga melewati Bi Inah yang sedang membawa sapu terhentak kaget melihat tingkahnya.

"Ibu, ayah! Leo dan keluarganya akan segera sampai," seru Esme pada kedua orang tuanya yang juga sedang mempersiapkan diri.

Sontak saja, Ny.Hilda dan Tn.Harits semakin diburu waktu.

"Dimana Balmond dan Loly?" tanya Esme, sambil memutar bola matanya, melihat sekeliling ruangan.

"Aku disini!" ucap Balmond yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan merapikan bajunya. Balmond langsung menghampiri Emse. "Tadi di kantor, aku memakan seblak level 10. Perutku terasa sangat panas," bisiknya di telinga Esme. Karena, jika terdengar oleh Ny.Hilda dan Tn.Harits, pasti mereka mengomelinya tanpa henti.

"Kau kan tahu, malam ini adalah hal penting bagiku," bisik Esme. "Awas saja, kalau sampai kau mengacau!" sambungnya menggerutu.

Balmond hanya menganggukan kepalanya dengan nafas panjang.

Rumah sudah sangat rapih dan bersih, hidangan pun sudah tertata di atas meja. Esme mengerutkan keningnya, bertanya-tanya karena Lolyta tidak ada disitu.

"Bu, dimana Loly?" tanyanya dengan menepuk punggung Ny.Hilda yang sedang merapihkan pakaian Tn.Harits di bawah tangga.

"Nyonya, Tuan... keluarga Leo sudah datang," ucap Pak Lampir tiba-tiba, dengan nada sedikit tinggi.

Sontak, semuanya menoleh ke arah pintu.

Bi Inah langsung mempersilahkan mereka masuk, lalu keluarga Esme menyambut hangat kedatangan mereka dengan senyuman yang merekah.

"Wah! Sudah lama kita tidak bertemu," sapa Tn.Harits pada ayah Leo sambil memeluknya.

Begitupun Ny.Hilda pada ibu Leo. Mereka saling bertegur sapa.

Esme melirik kesana kemari.

"Dimana Leo?" gumamnya.

Tiba-tiba saja, Leo berjalan masuk dari luar pintu dengan beberapa bunga mawar yang digabungkan menjadi satu dalam sebuah wadah cantik.

Leo tersenyum ke arahnya sambil memberikan bunga itu. Batin Esme sangat tersentuh, ia merasa begitu senang.

Setelah mengobrol singkat di ruang tamu, lalu mereka di bawa ke ruang makan, untuk jamuan makan malamnya.

Di sela-sela makan malam itu, mereka membicarakan alasan tentang kepindahan keluarga Leo, beberapa tahun yang lalu tanpa sempat mengabari Esme.

Setelahnya mereka langsung membicarakan tujuan utama mereka datang kemari, yaitu melamar Esme. Tanpa bertunangan, mereka akan langsung menggelar acara pernikahaan sekitar enam minggu lagi.

Karena untuk apa menunda pernikahan dalam jangka wantu yang lama? Toh kedua keluarga itu sudah saling mengenal sejak dulu, saat sebelum Leo pindah rumah.

Keluarga Esme pun tak keberatan dengan perencanaan waktu pernikahan enam minggu itu.

Tak pikir panjang, ibu dan ayah Leo langsung memberikan seserahan pada keluarga Esme.

Esme betul betul sangat senang. Ia menundukkan kepalanya karena gugup. Namun Leo berusaha membuatnya tersenyum, dengan menginjak kaki Esme yang berada di bawah meja makan itu, hingga Esme mengernyit kesakitan. Bukannya tersenyum, Esme malah memelototi Leo.

Di tengah-tengah pembicaraan yang meriah itu. Esme dan Leo sesekali mencuri-curi waktu untuk bisa mengobrol, hanya sekedar basa-basi saja.

"Hey! Ada apa dengan si gendut itu?" bisiknya sambil melihat gerak gerik Balmond. "Saat aku datang, dia tidak menyapaku. Dan di tengah pembicaraanpun, dia malah berjalan kesana kemari seperti setrikaan!" sambungnya.

"Hahaa... dia itu sedang sakit perut, tahu! Katanya, makan seblak level 10 di kantornya," ucap Esme sambil tertawa kecil.

Setelah puas berbincang-bincang dan merasa acara lamaran itu sudah selesai. Akhirnya keluarga Leo berpamitan pada keluarga Esme.

Esme bersalaman pada kedua orang tua Leo, begitupun Leo pada orang tua Esme.

"Sampai bertemu di kantor, besok," bisik Leo sambil membelai rambut Esme.

Esme pun tersenyum dengan tatapan penuh cinta pada Leo.

Kemudian, mereka melambaikan tangan saat melihat mobil keluarga Leo berjalan pulang.

Acara lamaran yang cukup meriah dan sukses.

...

Pagi hari, pukul 06.30 WIB

Esme yang duduk di depan meja rias, sedang mengutak-atik alat make upnya. Ia ingin berdandan sedikit, sebelum menuju kantor.

Sesekali, ia tersenyum saat mengingat acara lamarannya malam tadi.

Tiga puluh menit telah berlalu.

Dengan cepat, Esme membuka pintu kamarnya dan bergegas menuju ruang makan. Ia langsung mengambil dua buah roti yang sedang Ny.Hilda siapkan. "Hey! Kenapa terburu-buru? Dan, mau kemana kau dengan pakaian seperti itu?" tanya Ny.Hilda, sambil terus menyajikan beberapa roti untuk yang lainnya.

"Ah! Aku lupa. Bu, hari ini aku bekerja di Mord Grup sebagai direktur pemasaran," ucap Esme sambil mengunyah roti di mulutnya.

"Mord Grup! Bukankah itu perusahaan Leo?" tanyanya, dengan membelalakan kedua bola matanya.

Esme mengangguk cepat. "Aku harus datang tepat waktu, Bu. Assalamualaikum!" Esme pun berlalu meninggalkan Ny.Hilda.

"Balmond! Apa kau sedang diet?" ucap Ny.Hilda. Penuh sindiran.

...

Setelah sampai di perusahaan. Esme langsung memarkirkan mobilnya. Tiba-tiba saja mobil yang berada di sebelahnya membuka pintu bagian kiri, bersamaan dengan berjalannya Esme, hingga perutnya menabrak pintu mobil itu.

"Uh!!" rintih Esme, sambil memegangi perutnya.

"Ah! Esme? Maaf-maaf, aku tidak melihatmu." Ternyata, itu mobil Leo. Ia pun baru sampai di perusahaan.

Esme terkejut melihatnya. "Mm... tidak apa." Ia tersenyum sambil sedikit menahan nyeri di perutnya. "Apa kau juga baru datang?" sambungnya.

"Ya," jawabnya singkat, sambil memperhatikan daerah perut Esme yang masih disentuhnya. "Apa itu sakit? Ayo, ke kantorku. Sekalian, ada sesuatu yang akan kita bahas," sambung Leo. Kemudian, ia merangkul bahu Esme, menggiringnya memasuki perusahaan.

Perlakuan lembutnya itulah yang selalu membuat Esme rindu, dan semakin cinta pada Leo.

Saat memasuki perusahaan, semua staf langsung menatap fokus ke arah Leo yang sedang merangkul Esme. Beberapa staf wanita, patah hati saat melihatnya. Pertanyaan-pertanyaan pun muncul di otak mereka, dan sebagian besar menduga-duganya. Alhasil, muncullah rumor di perusahaan itu.

Tapi, Leo selalu mengacuhkan pandangan orang-orang terhadapnya.

..

Leo dan Esme masuk kedalam lift khusus. Pintu lift pun tertutup.

"Leo! Kau lihat tidak ... pandangan staf-stafmu, tadi? Sorotan mata mereka sangat menakutkan," ucap Esme, yang sedang menatap wajah Leo dengan tajam.

"Tak usah di hiraukan," jawabnya singkat.

Ting ...

Pintu lift terbuka.

"Ayo!" ucap Leo mempersilahkan.

Kemudian, Leo berjalan di depan Esme. Mengarahkan dimana ruang kerjanya berada.

Esme mengedarkan pandangannya, ia di buat takjub oleh desain kantornya itu, dengan kaca besar sebagai dindingnya. Esme jadi bisa melihat keadaan kota dari atas situ.

Kemudian, Leo membuka pintu. "Ayo, masuk!" Ia memperlakukan Esme dengan sangat baik. Esme pun menjadi tidak sungkan-sungkan, ia langsung masuk begitu saja.

"Wah! Ruang kerjamu terlihat sangat elegan," ucap Esme dengan bola mata yang terbelalak. Leo menatap Esme dengan senyum dimulutnya, lalu ia duduk di kursi kerjanya. "Sampai sekarang, aku tidak pernah menyangka kau akan duduk di kursi derektur," sambung Esme, kedua bola matanya menjadi berbinar, setelah melihat lelakinya duduk dengan wajah santai di kursi kerjanya itu.

"Sudah melihat-lihatnya?" tanyanya.

Esme pun mengangguk. "Silahkan duduk," sambung Leo.

"Kenapa dia sangat kaku setelah berada dikantor?" gumam Esme sambil duduk dikursi yang telah disediakan itu.

"Aku akan bicara langsung ke intinya," ucapnya sambil menopang dagu di kedua tangannya.

Suasana langsung berubah menjadi serius.

"Ada supermarket dipinggir kota dan pendapatannya tidak pernah optimal. Apa kau ingin mencobanya?" tanya Leo, dengan tatapan menantang.

"Mmm...." Esme memikirkan hal itu matang-matang.

"Masa percobaannya hanya satu bulan, sebelum kita menikah. Jika kau berhasil menaikkan pendapatannya menjadi 2% akan aku akui kehebatan wanitaku ini. Bagaimana doktoral Amerika?" ucap Leo beserta dengan sindiran.

"Kau menantangku atau memanfaatkan otakku?" tanya Esme, dengan wajah berseringai.

Leo tersenyum tipis. "Gaji Pokok 12 juta perbulan, belum termasuk bonus. Lalu, setelah menetap, gaji akan dinaikan menjadi dua kali lipat, belum lagi dengan tunjangan yang lainnya. Jika kau setuju, aku akan membuat kontrak dengan perkiraan seperti itu," jelasnya, dengan sorotan mata yang tajam.

"Baiklah, aku setuju! Kau akan melihat kinerjaku dalam akhir bulan ini. Semoga usahaku tidak mengecewakanmu, Presdir," ucapnya sombong, sambil menjulurkan tangan kanannya ke arah Leo.

Leo pun menjabat tangan Esme sambil tersenyum.

..

BERSAMBUNG !!!

Mana nih, Like, komen, dan votenya ❤

Terpopuler

Comments

Nurma sari Sari

Nurma sari Sari

apakah Leo sesungguh GK serius dengan Esme, seperti ada sesuatu yg disembunyikan Leo, apakah Leo hanya ingin memanfaatkan kepintaran Esme

2023-03-28

0

Yuliantin Ant

Yuliantin Ant

q baca dr awal kek ada yg janggal dg sikap Leo trhadap Esme pasti ada udang dibalik bakwan nih

2021-01-22

1

4j3Nk KrasivaDevochka

4j3Nk KrasivaDevochka

Setiap Esme ngasih salam ke ibunya, selalu gak dijawab. Next time jawab ya Bu Hilda. Wajib hukumnya. 😊

2020-09-10

2

lihat semua
Episodes
1 Esmeralda
2 Leo?
3 Titik Temu
4 Melamar
5 Lamaran
6 Angkuh Dan Cerdik
7 Rapat
8 Club
9 Dosa besar
10 Club! Restoran?
11 Keseleo
12 Lipstik?
13 CCTV
14 Mata-mata
15 Dua Garis Merah
16 Gundah
17 Dering Ponsel
18 Terkuak.
19 Permasalahan Yang Berbeda
20 Pregnant
21 2 Pria Yang Memperhatikan
22 Sadarlah Garry !
23 Pengakuan
24 Para Pengkhianat
25 Balas Dendam
26 Egois
27 Hari Pernikahan
28 Kehancuran
29 Orang Baik Yang Tersakiti
30 Biaya Rumah Sakit
31 Surat Perjanjian
32 Ruang ICU
33 Semur Jengkol
34 Aroma Tidak Sedap.
35 Penculikan I
36 Penculikan II
37 Dalangnya.
38 Jiwa Devil
39 Menuai Apa Yang Kau Tanam
40 Siapkan Pernikahan!
41 Kehancuran Alice.
42 Pertemuan Keluarga
43 Janji Suci
44 Acara Pernikahan
45 Pengantin Baru
46 Supermarket
47 Kamar Mandi
48 Joheun Kkum Kweo
49 Malam Pertama Yang Tertunda
50 Kafe 86
51 Pembuktian
52 Gaspoolll
53 Berdiri Tegak, tapi Bukan Keadilan
54 Percobaan Lagi
55 KUA
56 Kemurahan Hati
57 Bandara
58 Sampai di Korea
59 Akhirnya, Goll
60 Terpeleset
61 Tingkah Lolyta
62 Pembalasan Esme
63 Benalu Baru
64 Bersilat lidah
65 Kelicikan Ara
66 Kalah Telak
67 Sesuatu Yang Tidak Pantas
68 ATM Berjalan
69 Lee Min Oh, bertamu!
70 Skakmat!
71 Merendah Untuk Meninggi
72 Bye Bye, Korea!
73 Siasat
74 Panggilan Telepon
75 Paket
76 Mouse Hotel
77 Rencana
78 Tisu Magic
79 Bertemu Investor
80 Jackpot!
81 Senjata Makan Tuan (I)
82 Senjata Makan Tuan (II)
83 Senjata Makan Tuan (III)
84 Kekacauan
85 Obat Perangsang
86 Berita
87 Gosip (I)
88 Gosip (II)
89 Gertakan Alucard
90 Biang Kerok
91 Tuan & Nyonya Besar
92 Melahirkan
93 Kabar Gembira
94 Mimpi Buruk
95 Happy Birthday
96 Aku mau!
97 Bertamu
98 Romeo
99 Melcome My Baby
100 Romeo & Juliet (END)
101 Thanks & Promosi
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Esmeralda
2
Leo?
3
Titik Temu
4
Melamar
5
Lamaran
6
Angkuh Dan Cerdik
7
Rapat
8
Club
9
Dosa besar
10
Club! Restoran?
11
Keseleo
12
Lipstik?
13
CCTV
14
Mata-mata
15
Dua Garis Merah
16
Gundah
17
Dering Ponsel
18
Terkuak.
19
Permasalahan Yang Berbeda
20
Pregnant
21
2 Pria Yang Memperhatikan
22
Sadarlah Garry !
23
Pengakuan
24
Para Pengkhianat
25
Balas Dendam
26
Egois
27
Hari Pernikahan
28
Kehancuran
29
Orang Baik Yang Tersakiti
30
Biaya Rumah Sakit
31
Surat Perjanjian
32
Ruang ICU
33
Semur Jengkol
34
Aroma Tidak Sedap.
35
Penculikan I
36
Penculikan II
37
Dalangnya.
38
Jiwa Devil
39
Menuai Apa Yang Kau Tanam
40
Siapkan Pernikahan!
41
Kehancuran Alice.
42
Pertemuan Keluarga
43
Janji Suci
44
Acara Pernikahan
45
Pengantin Baru
46
Supermarket
47
Kamar Mandi
48
Joheun Kkum Kweo
49
Malam Pertama Yang Tertunda
50
Kafe 86
51
Pembuktian
52
Gaspoolll
53
Berdiri Tegak, tapi Bukan Keadilan
54
Percobaan Lagi
55
KUA
56
Kemurahan Hati
57
Bandara
58
Sampai di Korea
59
Akhirnya, Goll
60
Terpeleset
61
Tingkah Lolyta
62
Pembalasan Esme
63
Benalu Baru
64
Bersilat lidah
65
Kelicikan Ara
66
Kalah Telak
67
Sesuatu Yang Tidak Pantas
68
ATM Berjalan
69
Lee Min Oh, bertamu!
70
Skakmat!
71
Merendah Untuk Meninggi
72
Bye Bye, Korea!
73
Siasat
74
Panggilan Telepon
75
Paket
76
Mouse Hotel
77
Rencana
78
Tisu Magic
79
Bertemu Investor
80
Jackpot!
81
Senjata Makan Tuan (I)
82
Senjata Makan Tuan (II)
83
Senjata Makan Tuan (III)
84
Kekacauan
85
Obat Perangsang
86
Berita
87
Gosip (I)
88
Gosip (II)
89
Gertakan Alucard
90
Biang Kerok
91
Tuan & Nyonya Besar
92
Melahirkan
93
Kabar Gembira
94
Mimpi Buruk
95
Happy Birthday
96
Aku mau!
97
Bertamu
98
Romeo
99
Melcome My Baby
100
Romeo & Juliet (END)
101
Thanks & Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!