Calon Istriku

Githa tertunduk malu. Pandangannya tertuju pada tangannya yang sibuk bertautan. Tadi itu pertama kali bagi Githa menyosor memeluk pria.

Bodoh! Kenapa tadi aku reflek langsung memeluknya sih?! Entah apa yang ia fikirkan sekarang. Huhh! Batin Githa menyesal.

Sementara itu Dhika yang berdiri di hadapannya terus memperhatikan Githa yang sedang gugup. Dia tersenyum senang karena pagi ini kedatangannya di sambut dengan pelukan dari orang yang di cintainya.

"Aku dan Githa tidak ikut briefing pagi. Jangan terima tamu siapa pun kecuali Ayah Ibuku." pinta Dhika sebelum pergi ke ruangannya.

Dengan perlahan ia menggenggam tangan Githa dan menariknya pelan menuju ke ruangannya. Githa pun tak menolak dan mengikuti langkah Dhika.

***

Di ruangan Dhika..

"Duduklah." pinta Dhika sambil menepuk sofa kosong di sampingnya. "Santai saja, aku senang kok di sambut dengan pelukanmu." Ledek Dhika cekikikan.

Githa masih diam mematung. Dia terus menunduk malu tak berani memandang wajah Dhika.

Tak lama Dhika meraih tangannya dan menariknya agar duduk di sampingnya. Setelah Githa duduk, Dhika membalikkan badan merubah posisi menghadap ke arah Githa.

"Aku sayang kamu, Githa Puspita." Bisik Dhika dengan mesra.

Githa menoleh, ia tersenyum malu lalu memeluk Dhika lagi. Dhika membalas dan mengecup puncak kepala Githa.

*Saat ini a*ku tak bisa berkata-kata. Yang jelas setelah mendengarkan cerita Merlin tadi, aku rasa aku telah jatuh cinta kepadamu. batin Githa.

"Aku sangat mencintaimu, Git. Aku ingin kau menjadi istriku." ucap Dhika lagi.

Tak lama Dhika menunduk, dengan perlahan dia mengangkat dagu Githa dan sekarang mata mereka saling bertatapan. Walaupun sedari tadi Githa tidak berbicara apapun, tapi melalui tatapan matanya Dhika tahu kalau Githa juga mencintainya.

Dhika menarik tubuh Githa dan sekarang tubuh mereka melekat. "Bolehkah aku menciummu, calon istriku?" Dhika meminta izin.

Deg.. deg..

Jantung Githa berdetak sangat kencang. Kini wajah mereka sangat dekat. Bahkan Githa bisa merasakan hembusan nafas Dhika. Matanya mengerjap gelisah. Ia merasa aliran darahnya memanas. Dan entah kenapa dia langsung menutup matanya tanda mengizinkan Dhika. Dhika pun langsung mendekat dan segera mempertemukan bibirnya dengan bibir Githa dan kemudian memagutnya dalam.

***

Sementara di luar ruangan Dhika, Bella dan Bu Fatma sedang berdebat dengan security dan Merlin karena melarang mereka masuk.

"Memangnya siapa tamu pentingnya? Hah?! Bella lah yang lebih penting bagi Dhika!" sungut Bu Fatma kesal sambil terus ingin menerobos masuk namun gagal karena di hadang oleh para security.

"Merlin jawab! Apa dia sedang bersama Githa sekarang?!" tanya Bella menyelidik. Hatinya berbisik bahwa Dhika sedang bersama Githa.

"Githa?! Siapa lagi itu? Apa ada yang Bella sembunyikan dari mama?" sahut bu Fatma bingung.

Tak lama Bella berteriak. Bella semakin yakin kalau dugaannya benar setelah melihat respon Merlin yang terkejut saat ia menyebut nama Githa tadi.

"Hei perempuan murahan keluar kau!! Aku tahu sekarang kau sedang asyik berduaan dengan calon suamiku! Githa perempuan penggoda keluar kau!!!" Teriak Bella berulang kali di depan pintu Presdir.

Teriakannya pun terdengar oleh Githa dan Dhika. Mereka langsung menghentikan aktifitas yang mulai menumbuhkan gairah tersebut.

Wajah Githa tampak merah geram. Lagi-lagi Bella memancing emosinya. Dia segera berdiri dan hendak menuju pintu. Namun dengan cepat Dhika meraih tangannya dan menghalanginya keluar.

"Masuklah ke dalam kamarku." pinta Dhika sambil menunjuk ke arah pintu kamarnya yang ada di dalam ruangannya. "Tenangkan dirimu sayang. Aku tak mau kau menemuinya sekarang. Aku takut terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan." ucap Dhika lagi. Dia tahu benar seperti apa wanita di depannya ini. Githa tidak takut kepada siapa pun selama dia benar.

"Oke. Tolong segera selesaikan urusanmu dengannya. Aku tidak bisa terus bersamamu dengan statusmu yang masih berpacaran dengan Bella. Walaupun hubungan kalian di atas perjanjian, tapi Bella tidak tahu dan merasa kalau kau benar-benar mencintainya." jawab Githa melunak seraya pergi ke kamar Dhika.

Setelah itu Dhika membuka pintunya dan mendapati Bella dan bu Fatma yang meradang karena tidak terima di halangi masuk.

Dhika mengisyaratkan Merlin dan para security agar pergi kembali ke tempat masing-masing. Dengan cepat Bella datang menghampiri Dhika.

Plaakk!! Plaaakk!!

Bella menampar Dhika bolak balik. Lalu memukul-mukul dada Dhika dengan kuat dan menangis kecewa.

Aku pantas mendapatkan ini. Bahkan lebih dari ini pun akan aku terima. Menyetujui perjanjian itu adalah kesalahan terbesarku. Maaf karena aku sudah tidak bisa menahan perasaan ini. Aku sangat mencintai Githa. batin Dhika.

Githa yang sedari mengintip dari pintu kamar sudah tidak tahan ingin keluar dan memberi Bella pelajaran karena sudah menghinanya tadi.

.

.

.

Bersambung~~

Hai readers perkenalkan saya Deita Ahmad.

Ini adalah novel pertama saya.

Sebagai penulis baru pasti Novel saya masih banyak kurangnya.

Saya butuh saran dan kritik kalian agar bisa menyempurnakan cerita ini.

Mohon dukungannya dengan memberikan Like, Komen dan Votenya.

Kelanjutan Novel ini sangat bergantung dengan dukungan kalian.

Terimakasih ❤

Terpopuler

Comments

Muma

Muma

lanjut

2020-07-03

0

Alya_Kalyarha

Alya_Kalyarha

semangat nulisnya kk, udah aku like ya
kalau sempat mampir baliklah ke karyaku "love miracle" dan "berani baca" tinggalkan like dan komen ya makasih

2020-07-02

3

NamaKuKi2

NamaKuKi2

sabar sabar sabar

2020-06-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!