Sedikit Cemburu

Setelah duduk di dalam angkutan umum barulah Githa sadar kalau tadi dia sudah mengacuhkan Bella dan Dhika. Dia mau kembali turun tapi angkutan tersebut sudah melanjutkan perjalanan.

Sepanjang perjalanan pulang Githa kepikiran dan merasa tidak enak. Dia bahkan lupa mengucapkan terimakasih pada Dhika atas traktiran makan siangnya.

Entah apa yang sedang mereka bicarakan tentangku sekarang. Terutama Bella, pertemuan pertama aku sudah memberikan kesan yang tidak baik. Sepertinya dia gadis yang sopan. Huufffftt. Batin Githa

***

"Haha.. Barusan dia mengacuhkanku kak?" sungut Bella dengan kesal.

"Ayo kita makan siang. Tadi kamu bilang lapar bukan?" ajak Dhika sambil menggandeng tangan pacar manjanya itu.

Bella hanya mengangguk sambil memonyongkan bibirnya dan cemberut.

Padahal aku masih sangat kenyang tapi sepertinya tidak memungkinkan menolak ajakan makan siangnya. Dia juga pasti akan semakin marah kalau tahu aku habis makan siang dengan Githa tadi. Dhika

Tiba-tiba Bella menghentikan langkahnya. Dhika pun menoleh padanya dan bertanya "Kenapa berhenti sayang?" sambil mengelus pipi kekasihnya.

"Makannya dibungkus aja ya kak? Kita makan di apartemen kakak aja." jawab Bella.

"Ok Princess." jawab Dhika sambil mencubit gemas pipi pacarnya. "Bella mau makan apa?" tanya Dhika lagi.

"Makan burger mc* aja boleh ya kak? Selera makanku udah hilang nih. Pengen nyemil aja."

"Hemm.. Boleh tapi sebelum kesana singgah kantor dulu sebentar ya. Ada berkas yang ketinggalan." sambil mengusap puncak kepala Bella.

"Oke. Buruan ya kak. Aku mau menunggu di mobil saja." kata Bella seraya pergi menuju tempat dia parkir mobilnya.

Dhika pun segera kembali ke kantor lalu memasuki ruangan interview tadi.

"Bayu, berikan CV pelamar atas nama Githa Puspita!" perintah Dhika.

Bayu yang kaget karena bosnya tiba-tiba datang segera mencari berkas yang diminta dan memberikannya.

"Thanks." kata Dhika singkat.

"Iya Tuan". balas Bayu sambil sedikit membungkukkan tubuhnya.

***

Setelah membeli makanan Dhika dan Bella melanjutkan perjalanan pulang ke apartemennya.

Tanya tidak tanya tidak tanya tidak ya? Tapi aku penasaran sejak kapan mereka bertemu kembali. Apa sebelumnya mereka sudah sering bertemu? Aaarrggghh. Bella penasaran dan sedikit cemburu.

"Kak, apa tadi kalian baru bertemu lagi setelah 8 tahun lamanya?" tanya Bella memecah kesunyian di perjalanan.

"Maksudmu bertemu dengan Githa?" balas Dhika tanpa mengalihkan pandangannya karena fokus menyetir.

"Ya iyalah! Emang siapa lagi? Atau jangan-jangan kakak habis bertemu wanita lain juga bukan hanya Githa?!" tanya Bella kesal sambil mencubit pinggang Dhika.

Dhika segera meraih tangan Bella dan menciuminya berulang-ulang sambil tertawa geli.

"Kok gak dijawab sih?" Bella makin kesal.

"Panggil 'Sayang' dulu donk baru aku jawab." Dhika meledek.

Wajah Bella langsung terasa panas dan memerah tersipu malu. Dia sangat jarang memanggil Dhika dengan sebutan 'Sayang' kecuali saat melihat Dhika mengobrol dengan wanita lain yang lebih cantik darinya. Dia lebih nyaman memanggil dengan sebutan 'Kakak' karena memang usianya yang terpaut 7 tahun lebih muda dari Dhika.

"Yaudah fokus saja menyetirnya, aku tidak akan bertanya lagi. Kakak juga jangan mengajakku bicara. Nanti setelah sampai apartemen aku akan langsung pulang saja." sambil menarik tangannya dengan kasar dan kembali berkata "Tidak usah dijawab!"

Sabar Dhika sabar.. Ini resiko karena pacaran dengan gadis yang masih labil emosinya. Batin Dhika sambil mengelus-elus dadanya.

.

.

.

Bersambung~~

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***