Setelah Vivi menerima perjodohan itu, dirinya menjadi tidak bersemangat untuk beraktivitas.
"Ayah, aku sekolah sama supir aja ya?" pinta Vivi.
"Tumben kamu ga mau bawa mobil?" saut Donnie.
"Ih ayah plis jangan introgasi aku! Aku lagi males."
"Ya udah sana berangkat bareng Victor." suruh Donnie.
"Bye ayah bye mama." pamit Vivi.
"Ayah! Anak anak jangan terlalu dimanjain terus. Nanti dia ga bisa mandiri!" ujar Daisy.
"Mah, mereka butuh bimbingan kita. Kalau kita cuek, nanti jadi pemberontak dia. Aku ga manjain mereka mah! Aku cuma ga mau anak anakku jadi berandalan dan pemberontak seperti ga dapat didikan orang tua." jelas Donnie.
"Si Vivi itu harus mandiri. Sebentar lagi dia mau menikah."
"Kita ga bisa ajar dia dengan kekerasan mah. Vivi bakal ngelawan kita dan ga mau nurut."
"Terserah kamu aja." kata Daisy.
###########################
Vivi tiba di sekolah dengan diantar supir. Ia yang diantar sampai gerbang sekolah, melihat bahwa Tiffany dan Vincent sedang menunggu diparkiran.
"Vi lo ga bawa mobil?" tanya Tiffany.
"Ga." saut Vivi.
"Tumbenan lo! Kenapa Vi?" tanya Vincent.
"Ga kenapa napa cuma lagi males aja." jawab Vivi.
Mereka pun hanya bisa ber oh saja atas perkataan Vivi.
Ketika berjalan menuju kelas, terlihat banyak orang yang menatap Vivi dengan tatapan aneh. Vivi yang merasa bahwa mungkin dirinya saja yang merasa seperti itu pun tak menghiraukan hal itu hingga Luna dan Jennie menyadari gadis itu.
"Vi! Lo udah liat laman website sekolah kita belum?" tanya Luna.
"Emang ada apaan sih Lun?" tanya balik Vivi.
"Ih lo liat ni." jawab Jennie yang memberikan ponselnya kepada Vivi.
Vivi terkejut sebab terdapat foto Vivi dan Darren yang sedang menggendong Aryn yang terpampang di laman situs sekolah. Terdapat teks bahwa Victoria Wales adalah simpanan pengusaha sukses.
"Lo tau kan gais gimana versi aslinya?" tanya Vivi pada sahabatnya.
"Kita bakal bantu lo Vi." saut Tiffany.
Lalu Tiffany pun menyuruh Vincent untuk menghapus berita tak pantas itu dari laman situs sekolah. Situs itu tidak bisa di akses oleh sembarang orang selain pegawai yayasan sekolah dan juga osis.
Hingga saat Vivi dan para sahabatnya mengikuti Vincent untuk ke ruang osis, Agnes yang baru datang itu dengan sengaja menabrak tubuh Vivi hingga terjatuh.
"Lo apa apaan sih Nes?" tanya Luna sambil membantu Vivi berdiri.
"Lo pantes jatuh! Seperti harga diri lo yang udah jatuh sekarang! Jadi simpanan om om aja bangga!" ucap Agnes kepada Vivi.
"Oh jadi elo yang udah nyebarin gosip ga bener itu?" tanya Vivi.
"Iya! Gue orangnya. Kenapa lo ga suka?"
"Lo gila ya Nes! Berita itu ga bener!" jawab Vivi.
"Kalo ga bener kenapa lo deket banget sama itu om om?"
"Dia temen bokap gue! Gue kenal sama dia udah lama. Lo bener bener ga waras Nes! Gue ga ada apa apa sama om Darren!"
"Oh namanya Darren!" saut Agnes.
"Sinting lo!" ucap Vivi.
"Lebih mending sinting dari pada jadi simpanan orang! Murahan lo!"
PLAK!!!!! Vivi menampar Agnes.
Agnes yang tak terima ditampar oleh Vivi pun membalas dengan menarik rambut dan terjadi perkelahian antar keduanya. Hal itu tak luput dari perhatian para siswa siswi disana. Dan berakhir ketika Pak Rius selaku guru BK menghampiri mereka.
"Kalian ikut saya." suruh Pak Rius.
Agnes dan Victoria pun mengikuti Pak Rius ke ruangannya. Memang guru BK itu terkenal sebagai guru tertampan di SMA Nusantara, selain itu beliau juga belum menikah namun sangat galak terhadap siswa siswi yang bermasalah.
"Jelaskan pada saya kenapa kalian berdua berkelahi?" tanya Pak Rius.
"Dia yang mulai duluan pak!" jawab Agnes.
"Elo duluan yang cari masalah sama gue!" jawab Vivi juga.
"Elo yang nampar gue duluan!" timpal Agnes.
"DIAM!" bentak Pak Rius.
"Victoria kenapa kamu tampar Agnes?" tanya Pak Rius.
"Dia bilang saya perempuan murahan pak! Dan dia juga pelaku dibalik berita ga bener di laman situs sekolah." saut Vivi.
Pak Rius yang tidak mengetahui kabar dan berita apa yang sedang dibicarakan pun lantas membuka situs sekolah dan melihat berita itu.
"Siapa dia?" tanya Pak Rius pada Vivi.
"Darren Frederick. Dia teman ayah saya pak."
"Kamu dekat sama pria itu sejak kapan?"
"Saya dekat sama om Darren sejak saya SMP."
"Hubungi dia dan minta datang kemari."
"Pak tapi ini urusan saya disekolah pak! Jangan bawa bawa om Darren!"
"Warga sekolah udah tau masalah ini. Dan saya ingin mendengar hal yang sebenarnya dari dia!"
Mendengar hal itu Vivi pun langsung menghubungi Darren agar datang ke sekolahnya.
"Halo om Darren, maaf bisa datang ke sekolah Vivi?" tanya Vivi melalui telepon.
("Ada apa Vi?") tanya Darren di seberang.
"Nanti Vivi jelasin saat disini."
("Tapi sekarang kan jam belajar Vi.")
"Datang ya om Vivi mohon dan langsung aja ke ruang Pak Rius."
Setelah mendapatkan jawaban, Vivi pun menutup panggilannya.
"Pak saya ke kelas ya. Kan urusannya sekarang sama Vivi." kata Agnes.
"Ga bisa! Kamu tetap disini. Ini semua ulah kamu!" saut Pak Rius.
Dan tak lama, Darren pun sampai di sekolah Vivi dan segera mencari ruangan Pak Rius.
Tok Tok
"Masuk." saut Pak Rius.
"Permisi pak." ucap Darren yang terkejut saat melihat Pak Rius yang ternyata adalah adik tingkatnya ketika kuliah.
"Vivi. Ada apa?" tanya Darren.
Vivi pun menjelaskan semuanya kepada Darren.
"Keterlaluan kamu! Saya tuntut kamu atas kasus HOAX!" omel Darren pada Agnes.
Darren juga menjelaskan semua kebernarannya pada Pak Rius. Termasuk dirinya dan Aryn yang memang dekat dengan Vivi.
"Agnes kamu dapat surat peringatan pertama dan saya skors 3 hari! Dan kamu Victoria, hukuman untuk kamu bersihkan toilet guru dan siswa setelah pulang sekolah nanti." ucap Pak Rius.
"Tapi pak........" bantah Agnes.
"Mau bantah? Saya tambahin hukuman kamu!" saut Pak Rius.
"Jangan pak." jawab Agnes.
Victoria menerima hukumannya karna memang dirinya sudah menampar wajah Agnes. Sedangkan Agnes masih terlihat dendam dengan Vivi.
"Kalian boleh masuk kelas sekarang." ujar Pak Rius.
Setelah mereka pergi dari ruangan Pak Rius, terlihat Darren pun mengobrol dengan guru BK itu.
###########################
Vivi ketinggalan pelajaran Fisika karna perkara tadi. Sehingga ia tak mengerti dan ketika dia masuk kelas, pelajaranpun sudah berakhir.
"Vi ada tugas fisika tuh." kata Tiffany.
"Pinjem catatan lo dong Fan." pinta Vivi.
Tiffany pun meminjamkan catatannya pada Vivi. Selama jam istirahat, Vivi menyalin catatan yang ketinggalan tadi. Dan setelah seluruh jam pelajaran telah berakhir, ia pun melakukan hukumannya.
TO BE CONTINUE
Gimana ceritanya sejauh ini?
Author mohon jangan pelit like yach. Hope you guys like this. Thank you for reading
See you at the next chapter. 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Rohayah Misah
penjahat memang ada dimana2
2020-08-02
1
Ida
Nih nih model orang zaman skrng engga tau apa ap tp asal bikin gosip blm tau ya rasanya di sleding ginjal nya ya agnes
2020-07-29
5
Shelly Selviony
author semangat yahh..💪
2020-07-21
3