Semester 5 adalah semester akhir bagi Vivi menjabat sebagai kapten tim basket putri di sekolahnya. Maka dari itu, sekolah mengadakan perlombaan dengan sekolah lain.
"Fan sibuk banget lo." kata Vivi ketika melihat Tiffany yang berlalu lalang dihadapannya yang sedang duduk di tepi lapangan.
"Iya ni Vi, sekolah kita ngadain lomba antar sekolah ni." saut Tiffany.
"Lomba apaan emang Fan?" tanya Vivi.
"Kaya biasa. Basket, futsal, volly, dan nyanyi." jawab Tiffany.
"Oh gitu."
"Mending lo suruh anak anak lo latihan deh. Biar sekolah kita menang ga malu maluin." suruh Tiffany.
"Bener juga lo. Ya udah gue kumpulin anak anak dulu. Thanks ya Fan." ujar Vivi.
Vivi pun pergi meninggalkan Tiffany yang sedang sibuk mengatur posisi tempat untuk perlombaan. Tiffany adalah waketos di SMA Nusantara maka tak heran bila ada kegiatan Tiffany selalu disibukkan dengan hal tersebut. Menurut Tiffany, ia senang melakukannya karna bersama sama dengan pacarnya yaitu Vincent yang menjabat sebagai ketua osis.
Vivi mengumpulkan regu tim basket putrinya dan ketika ia hendak menyampaikan maksudnya, ada sesuatu yang terlempar mengenai kepalanya.
Lantas Vivi pun menoleh ke arah sumber datangnya bola tersebut.
"Lo gapapa Vi? Mana yang sakit?" tanya pria yang melempar bola sehingga mengenai kepala Vivi sambil memegang kepala Vivi.
"Pusing tau kepala gue!" jawabnya.
"Sorry ya gue ga sengaja." saut pria itu yang ternyata adalah kapten tim basket putra di sekolah itu.
"Hemm." balas Vivi.
"Yakin gapapa?."
"Iya Leo gue gapapa."
Yap, ia adalah Leonard Aaron Smith pemuda yang tinggi putih dengan wajah bule itu merupakan sahabat pria Vivi. Selain akrab karna sama sama tim basket, Vivi dan Leo sudah bersahabat sejak SD karna rumah Leo dekat dengan rumah Vivi. Namun karna suatu hal, keluarga Leo harus pindah rumah.
########################
Festival Perlombaan pun dimulai. Perlombaan pembuka adalah lomba nyanyi.
Ada 5 SMA yang mengikuti Festival Lomba di SMA Nusantara.
Peserta pertama ialah dari tuan rumah yaitu SMA Nusantara. Dan yang mewakili SMA Nusantara adalah Victoria Wales. Ia memiliki suara yang merdu ketika bernyanyi. Sejak TK, Victoria memang sudah belajar nyanyi dan sudah banyak piala maupun piagam penghargaan dirumah Vivi yang ia raih dari menyanyi.
Victoria membawakan lagu Kesempurnaan Cinta dari Rizky Febian bersama Leo yang menjadi gitaris Vivi.
Kau dan aku tercipta oleh waktu
Hanya untuk saling mencintai
Mungkin kita ditakdirkan bersama
Merajut kasih menjalin cinta
Berada dipelukanmu
Mengajarkanku apa artinya kenyamanan
Kesempurnaan cinta
Berdua bersamamu
Mengajarkanku apa artinya kenyamanan
Kesempurnaan cinta
Sorak tepuk tangan dari para penonton pun meramaikan suasana.
Tak pernah terbayangkan olehku
Bila kau tinggalkan aku
Hancurlah hatiku musnah harapanku sayang.
Suara Vivi begitu merdu dan menghayati lagu yang ia bawakan. Memang tak salah lagi pilihan kepala sekolah jatuh kepada Vivi. Dewan juri juga sangat terkesan dengan suara emas Vivi. Juri yang menilai bukan hanya dari SMA Nusantara, melainkan dari guru seni budaya ke 5 sekolah yang mengikuti lomba.
Begitu Vivi turun dari panggung, Luna, Tiffany, dan Jennie langsung memuji penampilan Vivi.
"Gila Vi lo keren banget." ujar Luna.
"Asli suara lo bikin gue meleleh." kata Jennie.
"Thank you girl's." saut Vivi.
"Lo keliatan cocok Vi sama si Leo di atas panggung." ucap Tiffany.
"Iya bener." saut Luna dan Jennie secara bersamaan.
"Apaan sih kalian. Gue sama Leo itu sahabatan aja." jelas Vivi.
"Yakin CUMA sahabatan?" tanya Tiffany menyelidik dengan penekanan dikata CUMA.
"Ih apaan deh! Ya yakin dong. Gue sama Leo itu cuma sahabatan. Bukan tipe gue." jawan Vivi.
"Sayang banget Vi cowo se ganteng Leo lu cuekin Vi." kata Luna.
"Ih kalian lama lama ngeselin ya. Udah mending sekarang nonton basket yuk." ajak Vivi pada teman temannya itu.
###################
Vivi dan teman temannya menembus kerumunan siswa yang memenuhi lapangan. Penontonnya juga bukan hanya dari tuan rumah saja, melainkan para siswa sekolah yang ikut bertandingpun datang menjadi penonton untuk mendukung sekolah mereka masing masing. Vivi berserta kawannya duduk di tribun lapangan. Mereka mendapatkan tempat paling depan karna tempat belakang sudah dipenuhi orang.
Ketika para pemain memasuki area lapangan, terdengar suara ricuh dari para penonton khususnya siswa SMA Nusantara yang teriak teriak mendukung tim basketnya.
"Semangat kak Leo." teriak salah seorang siswa yang tak lain adalah adik kelas Vivi.
"Kapten tim basket SMA Nusantara cakep juga ya." kata seorang siswi dari SMA lain kepada teman disebelahnya.
"Deketin aja sih Ra." saut temannya itu.
Vivi dapat mendengar percakapan mereka karena Vivi berada dibawah mereka.
"Tuh Vi, anak sekolah lain aja naksir sama si Leo." kata Jennie.
"Karna mereka baru pertama kali liat si Leo." saut Vivi.
"Nanti kalo si Leo jadian sama orang lain jangan nyesel Vi." ejek Jennie.
"Paling juga si Leo jadian sama lo." jawab Vivi.
"Kok jadi ke gue sih Vi?" tanya Jennie.
"Tuh lo juga ga mau kan gue ledekin balik." ujar Vivi.
Pertandingan pun dimulai. Terlihat Leo tersenyum ke arah Vivi. Namun, siswi dari sekolah lawan yang berada di atas Vivi mengira bahwa Leo tersenyum kepada dirinya.
"Astaga, Lo liat kan Soy dia senyum ke arah gue. OMG!" ujar siswi itu yang terkaget.
"Pede banget deh lo Ra, orang dia senyum ke gue." jawab temannya.
"Gue."
"Gue."
"Gue."
Mereka pun jadi beradu mulut dengan hal itu. Tiffany yang mendengarnya pun merasa terganggu.
"Heh bisa diem ga?" bentak Tiffany.
"Ih kok jadi lo yang sewot sih?" tanya siswi itu.
"Alay banget sih kalian berdua! Leo senyum ke temen gue." kata Tiffany dengan menunjuk ke Vivi.
Siswi dari SMA lawan itu pun terdiam mendengar ucapan Tiffany. Vivi yang melihat kejadian itu hanya dapat menggelengkan kepalanya.
Perolehan skor sementara dimenangkan oleh SMA Nusantara dengan selisih perbedaan 4 point. Wasit memberikan isyarat untuk break. Ketika istirahat, Leo menghampiri Vivi.
"Vi punya minum ga? Gue lupa beli." kata Leo.
Vivi yang memang saat itu sedang memegang air mineral dan tissue untuk dirinya sendiri pun terpaksa harus memberikan kepada Leo. Vivi berjalan turun ke lapangan menyusul Tiffany yang sedang memberi air minum kepada kekasihnya yaitu ketua osis Vincent.
Ketika Vivi turun menghampiri Leo, banyak sorakan dari arah tribun kepada Vivi dan Leo. Sorakan itu berasal dari siswa siswi SMA Nusantara yang melihat kedekatan Vivu dan Leo. Mereka memang diketahui bersahabat. Namun, Vivi terkesan tomboy, dingin, dan cuek sebagai seorang perempuan. Vivi hanya berbicara bila ditanya saja, namun berbeda bila kepada teman dekatnya, Vivi terkenal sangat baik dan asik. Tentu saja siswa siswi SMA Nusantara mendukung Vivi dan Leo. Karna keduanya adalah idola sekolah dan juga kapten basket sekolah.
"Thanks ya Vi." ucap Leo ketika Vivi menyodorkan botol minuman kepada Leo.
Ia langsung meneguk habis air minum itu karna merasa sangat haus. Vivi melihat Leo yang banyak berkeringat pun memberikan tissue yang dipegangnya kepada Leo.
"Pake aja." kata Vivi.
"Nanti gue ganti yang baru Vi." saut Leo.
"Ga usah, nanti gue bisa beli lagi." jawab Vivi.
Setelah itu, ia lantas kembali ke tempat duduknya lagi. Ketika perjalanan ke sana, banyak adik kelasnya yang bertanya kepada Vivi.
"Kak Vivi pacaran sama kak Leo ya?" tanya salah satu adik kelasnya Vivi.
"Sejak kapan kak pacaran sama kak Leo?" tanya adik kelas yang lain.
Vivi pun hanya menanggapinya dengan gelengan kepala.
Pertandingan pun berlanjut.
Skor akhir pertandingan dimenangkan oleh SMA Garuda sebagai lawan. Tuan rumah kalah menghadapi sekolah lawan. Tim basket SMA Nusantara terlihat kecewa. Tak terkecuali Leo selaku tim basket sekolah itu. Leo terlihat kesal karna tidak bisa meraih kemenangan atas pertandingan ini.
Vivi dan kawan kawannya menghampiri Leo ketika suasana lapangan sudah sepi. Pertandingan ini merupakan pertandingan terakhir hari ini. Dan akan dilanjutkan kembali pada esok hari. Para siswa sudah banyak yang meninggalkan sekolah.
"Lo udah berjuang Le. Menang kalah itu biasa." hibur Vivi sambil menepuk pundak Leo.
"Tapi gue ga bisa terima kekalahan Vi." saut Leo.
"Kan masih ada pertandingan lainnya Le. Kita bisa meraih juara 2 kok. Ga selalu harus juara 1 aja." kata Vivi.
Leo terlihat diam mencerna ucapan Vivi.
"Lo hari ini bawa mobil ga Vi?" tanya Leo mengalihkan pembicaraan.
"Engga. Tadi gue berangkat sama Tiffany. Kenapa?" tanya Vivi.
"Pulang bareng gue ya Vi? Ada yang pengen gue bilang ke elo." kata Leo.
Melihat Leo yang sedang berduka karna kekalahannya, Vivi pun lantas menyetujuinya. Mungkin Leo ingin curhat mengenai tim basketnya pikir Vivi.
"Ok gue ambil tas dulu. Gue tunggu di gerbang sekolah." ucap Vivi.
"Gue juga mau mandi dan ganti baju dulu. Tungguin gue ya Vi." kata Leo.
"Hemm." saut Vivi.
Vivi dan kawan kawannya kecuali Tiffany pun melangkah pergi dari lapangan itu. Tiffany bersama Vincent masih harus membersihkan tempat tempat dan juga mempersiapkan untuk kelanjutan acara pada esok hari.
TO BE CONTINUE
Gimana ceritanya sejauh ini?
Author mohon jangan pelit like yach. Hope you guys like this. Thank you for reading
See you at the next chapter. 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Rohayah Misah
seru
2020-08-02
0
Ida
Seru
2020-07-29
1