Beberapa pelayan di rumah itu juga berdiri di belakang bangku dengan jajaran yang rapi dengan kepala menunduk kebawah mengelilingi meja persegi panjang yang di huni 6 orang itu
Di mana di kursi utama ada Ari Purnama Sanjaya dengan istrinya di dekatnya dan di hadapan istrinya ada Athar dan di samping ada Gibran dan di depan Gibran ada Olive di samping Olive ada Derry.
Walau Mariana bukan ibu kandung mereka. Tetapi mereka tetap hormat dan Mariana juga tetap tegas pada anak-anaknya. Jika tidak suka maka iya tidak suka. Jika salah akan di tegur. Mariana cukup tegas sehingga anak-anaknya bisa menghargainya walaupun dia bukan ibu kandung dari ke-3 Pria itu.
Mereka sarapan dengan tenang. Tetapi Olive hanya sibuk dengan kukunya. Di mana Olive tidak bisa menempatkan diri di mana harus fediquir di meja makan pun jadi seolah hanya peduli dengan penampilannya tanpa peduli dengan perutnya.
" Olive, hentikan pekerjaan kamu," tegur Mariana pelan tetapi sedikit menggertak.
" Ishhhh, mama tanggung," sahut Olive dengan suara manjanya. Mariana harus melotot agar putri manjanya itu menghentikan pekerjaan di tengah sarapan itu.
" Ishhh," Olive pun menghentikannya dan ingin mengambil setangkap roti yang di sediakan di tempatnya. Namun Athar langsung mencegahnya dengan menepuk tangan Olive membuat Olive menatap heran.
"Why?" tanya Olive.
" Tangan kamu kotor sana cuci dulu. Apa yang kamu pegang tadi belum tentu bersih dan pasti banyak racunnya. Jadi sana cuci dengan bersih baru memegang makanan," sahut Athar dengan suara dinginnya yang memprotes tindakan adiknya.
" Kak," sahut Olive dengan suara manjanya.
" Cepat!" tegas Athar.
" Ahhhhh, nggak jadi sarapan," sahut Olive langsung menyandar di kepala kursi. Walau sebenarnya teguran dari Athar terbiasa di telinganya.
Athar Memang sangat pembersih dan untuk orang seperti Olive yang ceroboh dan berantakan. Harus sering mendengar ceramah Athar panjang lebar.
Karena mereka tidak sefrukensi. Dan Mariana hanya geleng-geleng dengan Olive perkara di suruh cuci tangan tidak mau cuci tangan dan rela tidak sarapan. Tingkat kemalasan sang ana memang semakin tinggi.
" Bagaimana persiapan kalian untu produk baru dari Glossi? tanya Ari Purnama melihat ke-3 putranya
" Papa tenang aja. Proyek yang papa berikan kepadaku akan lancar-lancar saja. Tidak akan ada masalah sama sekali," sahut Gibran yang langsung bicara. Yang memang dia mendapat kepercayaan untuk memberikan ide proyek untuk pengeluaran produk terbaru dari perusahaan mereka.
" Kamu yakin semuanya lancar?" tanya Ari Purnama menatap dengan ragu dan dengan angkuhnya Gibran langsung tersenyum.
" Yakin dong pah, tidak ada yang di ragukan dalam produk kita kali ini dan akan laku keras di perusahaan. Jadi papa jangan khawatir," sahut Gibran dengan percaya diri.
" Ya bagus. Jika kamu se percaya diri itu. Papa harap memang benar tidak ada masalah dan produk yang kamu usulkan kali ini benar-benar bagus," sahut Ari Purnama antara yakin dan tidak
" Papah selalu meragukanku di depan orang banyak," batin Gibran tampak tidak suka dengan sikap papanya. Namun Gibran harus tersenyum untuk menutupi jika dia fine-fine saja.
" Athar, lalu kamu bagaimana apa kamu sudah mengatur rapat penting untuk petinggi-petinggi di grup Glossi dari luar atau dalam Negri?" tanya Ari Purnama.
" Sudah pa, aku sudah mengatur pertemuan di meja rapat," sahut Athar dengan ke-2 tangannya yang memegang garfu dan sendok dengan tata Krama yang sempitnya. Layaknya makan dengan cooll.
" Bagus kalau begitu," sahut Ari Purnama yang tampak percaya pada Athar.
" Rapat, untuk apa. Kenapa aku tidak tau. Kalau papa sedang menyuruh Athar untuk menyiapkan rapat dengan petinggi-petinggi grup," batin Gibran terlihat bingung dia memang selalu ketinggalan berita
" Lalu kamu bagaimana Derry. Apa tim produksi lancar?" tanya Ari Purnama.
" Lancar pak, tidak ada masalah. Kemarin Derry juga sudah menyusun data-data pabrik produksi kita dan nanti Derry akan kirim sama papa," sahut Derry dengan tenang bicara.
" Untuk pemasaran sendiri bagaiman?" tanya Ari Purnama.
" Tidak ada kendala sampai saat ini pa," sahut Derry.
" Baiklah, papa akan menunggu hasilnya dan kalian bekerjalah dengan baik dan mengecewakan papa," sahut Ari Purnama dengan tegas.
" Baik pa," sahut Derry, Athar dan Gibran serentak.
Anaknya memang punya tugas masing-masing dan hanya tinggal menunjukkan kemampuan untuk menjadi pemimpin dalam perusahaan itu.
" Mariana!" tegur Ari Purnama.
" Iya mas," jawab Mariana.
" Kamu juga jangan lalai mengatur pertunangan Athar dan Aurelia," ucap Ari Purnama dan membuat Athar terdiam sejenak dan berhenti mengunyah sarapannya. Ketika mendengar pertunangannya dengan Aurelia.
" Iya mas, hanya tinggal menunggu tanggal yang cocok dari Athar dan keluarga Aurelia sendiri sudah menentukan tanggal," ucap Mariana.
" Aku masih sibuk. Nanti saja mengurus pertunangan," sahut Athar dengan suara dinginnya yang sepertinya tidak minat untuk hal itu.
" Sibuk mulu, kapan nggak sibuknya," celoteh Olive dengan menggigit jari ujung kakinya.
" Shuttt," tegur Mariana.
" Ya, kamu selesaikan lah pekerjaan kamu. Karena memang itu yang paling utama. Jangan hanya karena sibuk mengurus pertunangan kamu tidak fokus," ucap Ari Purnama.
Tabiat putranya sama dengannya. Lebih memprioritaskan pekerjaan di bandingkan wanita. Tetapi Ari Purnama meletakkan wanita sebagai tempat persinggahan semata.
Dan tidak tau dengan Athar yang tampaknya juga malas berhadapan dengan wanita meski kabar hubungannya dengan Aurelia anak pengusaha kaya juga sudah tersebar isu-isu nya. Tapi baru isu untuk kejelasan belum pasti karena belum ada konfirmasi dari dari Athar sendiri.
**********
Suara klakson yang bising terdengar ricuh. Selain itu suara orang-orang yang berteriak, suara ke hebohohan para warga yang melakukan aktivitas setiap harinya.
Di rumah susun yang 10 lantai itu.
Di mana setiap pagar di teras balkon masing-masing terdapat pakaiaan yang berjemur. Pagar di jadikan jemuran. Maklumlah kehidupan di rumah susun memang seperti itu. Bising dan heboh.
Biasalah kalau pagi pasti warga susun Andilimau sangat heboh. Ada yang siap-siap untuk kerja. Orang tua yang teriak-teriak memnturuh anaknya sekolah dan pasti drama emak-emak akan muncul di sana.
Suara kebisingan itu harus terdengar di telinga, Gadis muda yang sekarang tertidur pulas di tambah suara alarm jam bekernya yang terdengar tepat di atas nakas di samping ranjangnya.
Suara alarm yang kuat itu memenuhi kamar yang sangat berantakan itu. Pakaian di mana-mana, letak sepatu tidak pada tempatnya, bahkan handuk pun tempatnya entah di mana. buku-buku berserakan, kertas-kertas memenuhi lantai. Dan gumpalan kertas yang tidak masuk pada tempat sampah dan hanya mengelilingi tempat sampah.
Anna gadis 20 tahun yang masih tidur pulas dengan kaki terbuka lebar ke-2 tangan di lentangkan memenuhi tempat tidurnya. Ya itu lah ukuran tempat tidurnya. Hanya pas untuk sendiri. Jika berdua akan sempit-sempitan.
Coba kalian bayangkan gadis cantik yang berkulit putih itu masih menikmati tidurnya dengan matanya yang di tutup dengan menutup mata. Untung saja gadis itu tidak mendengkur. Jika sampai mendengkur mungkin tidak ada lagi sisi yang positif di dalam dirinya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 407 Episodes
Comments
에비𝑼𝒏𝒏𝒊𝒆
Gibran,kamu kepedean kayaknya
2022-12-11
0
Fahri Rahman Pamuji
ini serius Thor,olive menggigit ujung jari kakinya? d meja makan?
2022-09-16
1