Nomor Asing

Mobil terhenti kini dua orang yang berstatus sahabat itu masih duduk berdampingan di dalam mobil tanpa mengatakan sepatah katapun. Tidak ada yang berniat memulai percakapan dan hanya deru nafas masing-masing yang beradu pelan. Gadis itu melirik sahabatnya, lelaki itu tengah menatap jalanan dengan pandangan datar. Kayla menghela nafas pelan ia tahu Kenzie tengah marah sekarang, lalu tanpa mengatakan apapun ia membuka pintu mobil namun seketika ia menoleh ketika merasa ada yang menahan tangannya.

"Apa lagi Ken, udah malam kan? Pulang sana, aku mau masuk dulu."

"Sorry.." gumam lelaki itu tanpa menatap Kayla, pandangannya masih lurus namun tangannya masih menggenggam erat jari mungil itu.

Kayla tersenyum lalu berkata, "It's okay, aku juga minta maaf.." ujarnya lembut yang membuat Kenzie seketika menoleh dan mendekap gadis itu erat. Sudah cukup ia kehilangan banyak hal dalam hidupnya, namun gadis dalam dekapannya ini tidak akan pernah ia lepaskan.

Suka atau tidak, cinta atau tidak, nyaman atau tidak gadis ini ketika bersamanya. Semua itu tidak penting, yang terpenting adalah Kayla selalu berada di sampingnya, menemani Kenzie seorang hingga akhir. Ia tahu Kayla tidak nyaman berada di dalam dekapannya, terbukti dengan tubuh gadis itu yang sedikit bergetar. Kenzie tersenyum smirk, tapi bukankah itu jauh lebih baik? Rasa takut itu akan ia manfaatkan dengan baik.

Kayla tersentak kaget kala Kenzie mendekapnya begitu erat, jantungnya berpacu cepat. Meski ia tengah berusaha tidak memperlihatkan betapa takutnya ia pada lelaki ini, namun hati tak pernah berbohong. Bahkan tubuhnya bergetar ketika lelaki itu memeluknya. Dengan tangan bergetar, jemari kecil itu perlahan membalas pelukan kenzie sambil mengelus rambutnya.

"Langsung pulang ya, jangan ngebut dan hati-hati." ujar Kayla setelah Kenzie melepaskan pelukannya dan lelaki itu tersenyum sambil mengecup kening gadis itu lagi. "Iya kamu juga, makan, isitirahat, besok aku jemput seperti biasa.."

Gadis itu mengangguk lalu segera keluar dari mobil, Kenzie melambaikan tangannya dan melajukan mobilnya cepat meninggalkan Kayla yang masih mematung di tempat. Meski sifatnya yang kekanakan, tapi ia tidak bodoh. Kayla tertawa lalu berjalan memasuki rumahnya sambil bersenandung kecil.

"Bundaa.." teriaknya ketika sambil membuka pintunya, gadis itu menghela nafas lelah lalu menaiki tangga dengan langkah gontai tak peduli dengan tatapan Nesya yang menatapnya heran.

"Kay udah pulang? Katanya kamu mau menginap di rumah Jennita?"

"Nggak jadi bun," jawab Kayla singkat, dan Nesya hanya menggelengkan kepalanya pelan. "Yaudah kalau nggak jadi, kamu mandi dulu lalu turun makan."

"Bun.."

"Kenapa sayang?"

"Dia kapan pulang?"

"Katanya seminggu lagi,"

Kayla mengangguk lalu memasuki kemarnya, sampai kamar gadis itu menaruh tasnya lalu dengan cepat ia berjalan ke ranjangnya dan merebahkan dirinya. Kayla menatap langit kamarnya, memang tadi ia berencana akan menginap di rumah Jennita namun kedatangan lelaki itu yang tiba-tiba membuatnya membatalkan rencananya. Kayla  memukul gulingnya kasar, ia benci semua ini.

***

Iris mata hazel itu terus menatap buku ditangannya dengan teliti. Rasa penasaran sekaligus bingung terus menghantui pikirannya saat ini. Apa dirinya saja yang mengalami ini, atau semua?

Jennita menaruh buku itu disampingnya lalu memangku dagunya dengan kedua tangannya sambil menatap langit malam. Angin malam perlahan menerbangkan beberapa helai rambutnya, gadis itu terduduk di kursi gantung balkonnya dengan perasaan campur aduk. Bagaimana bisa lelaki yang bernama Elfata itu mencamtumkan nomor ponselnya sendiri? Jennita mengacak rambutnya kesal, rasa penasaran ini seakan membunuhnya perlahan. Lalu seketika gadis itu tersentak, kenapa ia tidak menanyakannya pada Kayla saja?

Dengan cepat gadis itu mengambil ponselnya dan menghubungi sahabatnya. Jennita melirik jam dinding dengan cemas, semoga saja gadis itu belum tidur. Karena ia tidak akan bisa tidur selama belum mengetahui ada motif apa lelaki itu mencantumkan nomornya.

"Yes!" pekik Jennita senang setelah melihat panggilan tersebut berdering, dengan cepat ia memasuki kamarnya dan mengunci pintu balkonnya. Entah mengapa ia merasa merinding dengan udara diluar sana.

"Hoamm. Iya kenapa Jenn?"

Jennita dengan cepat berdiri setelah mendengar suara sahabatnya yang sedikit mengantuk itu. "Kay coba kamu buka buku novel yang kita beli tadi, di halaman setelah temanmu itu mengisi tanda tangannya."

"Hah? Kenapa memangnya?"

"Buka dulu Kay, nanti aku jelasin!"

"Okay Jenn bentar,"

Jennita menggigit kukunya cemas, semoga saja buku sahabatnya itu juga berisi hal yang sama. Jika tidak ia akan penasaran sepanjang malam.

"Nggak ada apa - apa Jenn, cuma ada tanda tangan tadi dan isi novelnya tentu saja."

Terdengar gelak tawa diseberang sana membuat Jennita mendengus kesal, ia juga tahu itu. Tapi bukan itu maksudnya. "B-Bukan itu Kay, apa ada sesuatu seperti nomor?" tanyanya lagi dan kembali sahabatnya terbahak diseberang sana.

"Ada lah besti, nomor halaman.."

Jennita memijit pelipisnya pelan, ia juga tahu bahwa novel itu berisi nomor halaman tapi bukan itu juga yang ia maksud.

"Oke Kay, thanks ya.." ujar Jennita hendak menutup panggilannya, namun suara sahabatnya yang memekik membuatnya urung.

"Tunggu Jenn!!"

"Maksud kamu pasti nomor telepon ya? Di aku nggak ada Jenn, mungkin cuma di kamu. Jangan takut, it's okay mungkin Elfata mau mengenalmu."

Mendengar ucapan sahabatnya membuat Jennita tercekat, ternyata dibalik sifat kekanakan itu tersimpan kecerdikan yang luar biasa. Ia belum mengatakan nomor apa dan Kayla sudah mengetahuinya. Jennita menggangguk lalu berkata, "Iya Kay, sebenarnya aku agak takut. Rasanya ada yang nggak beres."

"Tenang Jenn jangan berpikir yang aneh-aneh, Elfata itu baik. Kamu kebanyakan baca novel psycho itu."

Gelak tawa kembali terdengar membuat Jennita menghela nafas sabar. Tapi ia sedikit tenang setelah mendengar perkataan sahabatnya itu. "Bukan gitu ya tapi, ck. Udahlah, bye Kayla see you tomorrow!"

Tut!

Jennita mematikan sambungannya lalu ia mengambil kembali novel itu sambil merebahkan dirinya. Jika ia tidak tahu motif apa lelaki itu melakukannya maka ia tidak akan bisa tidur tenang. "Oke Jennita kamu bisa!" ujarnya sambil mengepalkan tangannya lalu mengetik nomor itu di ponselnya dan menekan tombol hijau.

Berdering.

Jantung Jennita berpacu cepat, keringat dingin membasahi telapak tangannya. "Damn! Apa yang kamu lakuin Jennita bego!" umpatnya lalu mematikan sambungan itu. Seharusnya ia membiarkannya saja, tapi karna rasa penasaran itu menuntunnya menuju neraka.

"Apa benar dia orang baik? Jika orang baik, maka pasti dia akan mengatakannya langsung bukan diam - diam seperti ini." gumam Jennita pelan lalu menaruh ponselnya dan mulai membaca novel itu. Gadis itu terduduk sambil membaca serius halaman pertama novel itu ketika berisikan lirik lagu. Lirik lagu yang menyentuh hati, namun entah mengapa ia juga ikut merinding membacanya karna liriknya bernada begitu ia baca. "Apa karena itu judulnya Alunan kematian?" gumamnya pelan dan seketika ia tersentak kaget ketika ponselnya berbunyi. Tanpa melihat siapa, Jennita menggeser tombol hijau.

"Hallo."

"Hai sweetie kenapa baru menghubungiku? Padahal aku sudah menunggunya sedari kau meninggalkan tempat itu."

Deg!

"Damn!" Rasanya ia ingin berteriak, Jennita dengan cepat terduduk dengan jantung yang berpacu cepat. Bodoh sekali, mengapa ia tidak melihat siapa yang menghubunginya?

Dengan cepat Jennita mematikan sambungannya, lalu melempar ponselnya asal. Seperti dugaannya, memang ada yang tidak beres dengan lelaki yang bernama Elfata Devanka.

Terpopuler

Comments

💞 Lily Biru 💞

💞 Lily Biru 💞

hati2 lohh Jenn... ntar diteror Ama fans mu

2022-08-13

0

💞 Lily Biru 💞

💞 Lily Biru 💞

hehh... sesat lu Kenzie. jangan manfaatkan rasa takut orang...

2022-08-13

0

💞 Lily Biru 💞

💞 Lily Biru 💞

Kaka kata2nya bagus... mantul dah ini... cuman tanda bacanya agak kurang rapi

2022-08-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!