Fajar menyingsing menampilkan cahayanya yang kemerah-merahan di langit sebelah timur. Seperti matahari, fajar memiliki sejuta arti lainnya. Fajar dianggap sebagai awal dimana kita memulai hari. Fajar sebagai sebuah harapan agar hari ini berjalan lebih baik dari hari kemarin. Fajar sebagai lembaran baru hidup, fajar sebagai sebuah harapan baru, dan fajar semua orang selalu menantinya.
Tidak pernah ada matahari terbit yang sama atau matahari terbenam yang sama. Karena tak ada yang bisa menjamin bagaimana perasaan dan dengan siapa kita menyaksikannya kelak.
"Kayla..." Teriakan seseorang menggema didalam ruangan yang bernuansa putih. Tapi setiap inci dari kamar itu terdapat gambar kartun yang digemari semua orang. Mulai dari kartun jepang berwarna biru yang berbentuk kucing, namun dalam filmnya ia selalu disebut musang. Sebuah kartun yang menghasilkan berbagai benda ajaib. Doraemon.
Sampai sebuah spons berwarna kuning yang tinggal di rumah berbentuk nanas, dan sebuah bintang laut yang tinggal di sebuah batu. Serta sebuah gurita tanpa ekspresi yang tinggal di rumah berbentuk moai. Namun ekspresinya menggambarkan perasaan semua orang. Squidward figur kartun yang paling tidak suka diganggu dalam hari santainya dan yang paling tidak suka dengan kedua tetangganya yang sering bertingkah bodoh. Spongebob dan Patrick Star.
Dinding yang di cat putih itu dipenuhi oleh gambar animasi. Dan tentu saja yang melukisnya adalah seorang gadis cantik yang masih bergumul dalam selimutnya sendiri. Ia begitu mencintai segala jenis animasi sampai menuangkannya pada sebuah lukisan. Ia memang tidaklah pandai melukis seperti yang dipikirkan. Namun sebuah niat dan kecintaanlah yang mendorongnya.
"Ck! Apasih masih pagi buta juga." gerutu gadis itu sambil berdecak malas lalu menutup telinganya menggunakan bantal.
"Ya ampun, pagi buta katanya. Ayo bangun sayang.." ujar Nesya bunda dari seorang gadis cantik yang masih enggan membuka matanya itu. Nesya menyibak gorden sehingga mata gadis itu menyipit karna sebuah cahaya matahari menembus retinanya. Betapa tajamnya cahaya itu, sehingga orang yang menutup mata pun dapat melihatnya.
"Aduh jam berapa sih ini?" tanyanya malas sambil mengucek matanya dan melirik jam weker doraemon di atas nakas.
"What? Oh my God," Matanya terbuka sempurna ketika melihat jam yang menunjukkan pukul 6:35. Ia sudah terlambat. Dengan cepat Kayla berlari ke kamar mandi. Bundanya hanya menggelengkan kepalanya ketika melihat putri bungsunya itu.
Mikayla Marcellina Meida. Gadis manis berperawakan tubuh langsing, mata coklat, dan rambut hitam legam sepunggung. Putri bungsu dari pasangan Larry Philbert Weslie dan Nesya Raihana Meida. Hidupnya terasa sempurna, terlebih ia mempunyai sahabat yang selalu ada untuknya. Ia merasa sangat bersyukur untuk itu.
Kayla dengan cepat pergi ke kamar mandi untuk menyelesaikan ritualnya. Ia tipe gadis yang tidak suka berlama-lama di kamar mandi. Bundanya hanya tersenyum melihatnya, ia pun beralih membereskan kamar anak gadisnya yang sangat berantakan.
"Loh udah selesai?" Nesya mengerutkan keningnya ketika melihat putrinya sudah keluar dari kamar mandi. Bahkan ia rasa tidak sampai 15 menit Kayla sudah selesai.
"Udah seragam aku mana bun?" ujarnya sambil tergesa-gesa, Kayla bahkan melempar handuknya sembarangan.
"Aduh jangan lempar-lempar sembarangan, anak ini. Seragamnya ya di lemari mau dimana lagi." jawab Nesya sambil mengambil handuk yang di lempar putrinya. Jika putri bungsunya ini sudah panik, maka akan lupa segalanya.
Dengan cepat Kayla membuka lemarinya dan mengambil baju seragamnya. Selesai memakai seragamnya ia dengan cepat mengambil sisir dan mengikat rambutnya cepat ala kuncir kuda.
Kayla menyambar tas nya cepat setelah selesai. Buku pelajaran hari ini sudah ia siapkan kemarin malam, jika tidak ia akan menjadi panik 3 kali lipat pagi ini. Kayla yang biasanya bersenandung ria menuruni tangga, kali ini ia bahkan melangkahi tiga anak tangga untuk cepat sampai di bawah. Kayla tersenyum manis ketika melihat punggung laki-laki yang menghangatkan hatinya. Dengan mengendap-endap ia berjalan menuju meja makan bermaksud untuk mengejutkannya. Ia berhitung dalam hati sambil berjalan.
1
2
"Apa?"
"Kenapa kau tidak terkejut?" ujar Kayla sambil mencebik kan bibirnya yang justru terlihat menggemaskan.
Laki-laki tampan itu terkekeh sambil menghampiri seorang gadis yang berusaha mengejutkannya tadi.
"Ya karna aku tidak terkejut." ujar laki-laki tampan itu sambil mengedikkan bahunya.
"Seharusnya kau terkejut saja, ya pura-pura gitu."
Laki-laki itu semakin tertawa melihat kekonyolan dari Kayla. Bagaimana orang harus terkejut secara pura-pura? Sungguh hanya gadis konyol ini saja yang bisa memikirkannya.
"Baiklah lain kali aku akan terkejut, just for you!" ujar laki-laki itu menyerah sambil mengacak rambut Kayla. Seketika pandangannya terjatuh pada gaya rambut Kayla pagi ini, menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Ken! Aku sudah rapi tahu." gerutu Kayla sambil merapikan rambutnya yang sempat diacak oleh sahabatnya itu.
Ya dia adalah sahabat Kayla, lelaki yang sering ia panggil Ken.
Kenzie Giovanni Danvers seorang laki-laki tampan berperawakan tubuh tinggi. Iris matanya yang tajam mampu menghipnotis siapapun. Tapi ia tidak pernah melirik gadis manapun, kecuali seorang gadis manis di sampingnya ini.
"Sudahlah ayo kita berangkat." ujar Kenzie sambil tertawa dan melepaskan tangannya dari kepala gadis yang menurutnya sangat menggemaskan ini.
"Aku berangkat sekarang..." ujar Kayla sambil berteriak nyaring.
"Tunggu sayang, ini bekalnya." ujar Nesya sambil menyerahkan kotak bekal pada Kayla. Putrinya itu tidak sempat sarapan pagi, ya alasannya sederhana apalagi kalau bukan karena telat bangun.
"Kay berangkat ya bun. Eh ayah mana?" tanya Kayla akhirnya biasanya ayahnya itu sudah duduk di meja makan sambil membaca koran dan ditemani secangkir kopi.
"Udah berangkat tadi pagi. Sana berangkat nanti telat."
"Iya iya, dadah bunda." ujar Kayla sambil melambaikan tangan.
"Dadah sayang." Nesya ikut melambaikan tangan pada putrinya.
Didalam mobil Kayla dengan cepat membuka kotak makanannya. Bukan pertama kali ia sarapan di dalam mobil, namun hampir setiap hari. Ia memang selalu bangun terlambat dan panik tidak jelas paginya. Memang bukan tanpa alasan ia bangun telat. Namun setiap malam jika tidak ada tugas sekolah, Kayla selalu maraton film.
Pasti kalian berpikir jika ia menonton drakor seperti kebanyakan para gadis seusianya, dan menggilai personil dari EXO maupun BTS. Tapi tidak dengan gadis unik satu ini. Ia lebih memilih menonton spons kuning yang tinggal di dasar laut, dan kucing biru yang memiliki alat-alat ajaib. Jangan lupakan juga si kembar cilik dari negeri Jiran itu. Ia begitu mencintai segala jenis kartun. Dinding kamar seorang gadis yang biasanya berwarna pink dan di penuhi hello kitty, namun tidak dengannya. Dinding kamarnya berwarna putih salju dan di lapisi lukisan kartun kesukaannya.
"Kebiasaan." kekeh Kenzie yang tengah mengemudi ketika melihat Kayla memakan sarapannya dengan lahap. Kayla hanya menyengir menanggapi dan meneruskan makananya. Ia memang diwajibkan sarapan, lapar ataupun tidak. Karna Kayla memiliki fisik yang lemah, jika ia tidak mau pingsan kemudian maka ia harus sarapan.
Kenzie fokus menyetir mobilnya, sesekali ia mengumpat pelan. Bagaimana tidak? Ia sudah telat dan sekarang jalanan begitu padat. Ken melirik Kayla yang sudah selesai dengan sarapannya dan sedang meminum air dari botol sehingga kepalanya sedikit mendongak keatas. Kenzie mencengkram erat kemudinya, sehingga urat-uratnya tercetak jelas. Wajahnya merah padam. Segala pikiran buruk menghantui kepalanya sekarang. Apa ini? apa Kayla ke sekolah seperti itu, bayangan orang memandang saja membuatnya ingin mencongkel matanya.
"Kay, buka ikat rambutmu!" ujar Kenzie berusaha setenang mungkin, dengan nada bicara seperti biasa. Namun percayalah hatinya serasa terbakar sekarang.
"Ehh, kenapa memangnya?" tanya Kayla dengan nada polos. Bahkan ia tidak melihat guratan marah dari wajah sahabatnya itu.
"Buka saja kau terlihat jelek seperti itu." ujar Kenzie berusaha sesabar mungkin. Kayla yang dikatakan seperti itu mengerucutkan bibirnya sebal.
"Jelek apanya? Aku malah terlihat menggemaskan." ujar Kayla dengan pedenya sambil berkaca. Ia tidak terima dikatakan jelek seperti itu.
"Aku bilang buka, ya buka!"
Kenzie bukanlah tipikal orang sabar. Kesabarannya habis, meskipun Kayla terlihat bercanda dengannya. Namun menurutnya ini bukanlah hal yang harus di permainkan.
...tbc....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Fit Ta
antara cinta dan obsesi jadinya🤔
2023-08-22
0
olive
aku mampir kak...
keren ceritanya niy, flashback ya alurnya 👍
2022-08-15
0
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
benar2 sikap arogannya sudah nampak.
2022-08-04
0