Padatnya jalan raya di pagi hari, pastilah membuat siapapun yang menginjakkan kakinya di bumi pertiwi ini mengumpat kesal. Bagaimana tidak, mereka yang hidup di dunia yang penuh rintangan ini harus mengumpulkan pundi-pundi uang untuk menghidupi dirinya dan keluarganya masing-masing.
Sebelum matahari menampakkan sinarnya, mereka sudah harus bangun dari mimpinya dan segera bangun mewujudkannya. Dengan Mendahului sebuah hewan berjenis unggas yang tidak bisa terbang. Namun, membangunkan sejuta umat bumi pertiwi untuk memulai sebuah awal yang baru.
Dahsyatnya pagi untuk meraih keberkahan, baik bagi pekerja maupun pelajar. Fakta maupun mitos mengatakan sebuah ungkapan, jika bangun siang maka rezeki mereka akan di patok ayam. Mereka yang memiliki semangat untuk maju, pastilah bergegas cepat ke tempat mengais rezeki. Padatnya kota akibat dari overnya pejalan kaki maupun kendaraan roda empat dan dua.
Seperti sekarang ini dua insan yang berada dalam mobil sport silver, dilanda ketegangan yang tak kunjung usai. Terlihat seorang laki-laki yang tengah duduk mengemudi sudah sangat kesal dengan keadaan yang super macet. Terlebih ia melihat pemandangan yang sangat tidak mengenakkan di hatinya. Pemandangan yang indah, namun ketidak relaan berbagi itu yang membuat hatinya serasa terbakar. Ia tidak ingin pemandangan itu dilihat orang lain, hanya matanya. Mata tajam nan kelam itu yang boleh melihatnya.
Kenzie mencengkram stir kemudi erat, sangat erat. Jika saja itu bahan yang lunak maka pasti akan berubah bentuk ataupun yang lebih parah menjadi abu. Ia berusaha mengontrol emosinya, sangat berusaha. Ketika gadis di sampingnya ini mempertanyakan perkataanya. Satu lagi yang paling ia tidak sukai selain dibantah, yaitu mempertanyakan keputusan yang telah ia buat.
Kenzie tahu Kayla gemetar dan ketakutan saat ini. Dari mereka berdua bisa bicara dan mulai bersahabat, baru kali ini ia berkata dengan dingin dan menusuk.
Laki-laki itu menghela nafas kasar, ia tidak bisa membuat Kayla takut padanya. Ia berucap sekali lagi namun tatapannya lurus ke depan ke arah jalanan yang sampai sekarang padatnya seperti jumlah penduduk. Ia tidak bisa melihat gadis kecilnya ini melihat tatapan mata bengisnya.
"Kay, aku bilang buka."
Kayla menegang dan bergetar saat mendengar nada bicara Kenzie yang menusuk pendengarannya, penuh penekanan dan tajam. Setelah lama ia bersahabat, bahkan dari mereka baru bisa bicara. Baru kali ini ia mendengar nada bicara laki-laki di sampingnya ini seperti itu.
Kayla dan laki-laki yang bernama panggilan Ken itu memanglah bersahabat dari mereka masih kecil. Ralat. Bukan untuk nama panggilan semua orang, namun hanya untuk gadis kecilnya. Hanya dari bibir mungil itulah yang bisa memanggilnya dengan panggilan Ken.
Setelah Kayla berkelana dengan lamunannya, ia kembali tersentak dengan perkataan laki-laki di sampingnya ini. Kayla menoleh melihat ke arah Kenzie yang bahkan tidak menatapnya sama sekali. Hati Kayla serasa di remas baru kali ini sahabatnya itu bicara tanpa menoleh ke arahnya. Biasanya Kenzie bahkan menatap matanya dengan pandangan teduh seraya berbicara.
"K-Ken..." ujar Kayla dengan nada terbata, ia ragu-ragu memanggil sahabatnya yang masih saja tidak melihat ke arahnya.
Kenzie yang masih saja fokus ke arah jalanan yang sudah kembali normal, tersentak dengan nada bicara dari Kayla. Itu yang ia takutkan. Pendengarannya takut mendengar ucapan yang keluar dari bibir mungil itu dengan nada yang terbata, menyiratkan akan ketakutan. Bibir yang biasanya memanggilnya dengan nada yang penuh akan keceriaan. Namun sekarang penuh dengan ketakutan, seolah-olah ia adalah orang yang menyeramkan.
Hati gadis kecilnya ini memang sensitif, namun hati setiap perempuan bukankah sama? Manusia yang bernama perempuan akan sensitif jika mendengar kata-kata yang dingin, bentakan, apalagi perlakuan yang kasar. Tapi bukankah itu menandakan sebuah hati yang tulus? Tuhan menciptakan segalanya dengan adil.
Semua orang pasti memiliki hati kecil yang pernah tersakiti, tidak terkecuali kaum adam. Namun ia tidak pernah bisa mencurahkannya seperti seorang perempuan. Karna ia diciptakan untuk sosok yang tangguh, menjadi sandaran bagi perempuan yang terluka.
Itulah salah satu penyebab, seorang laki-laki berkepribadian dingin dan kejam itu terbentuk. Disaat hatinya terluka ia tidak bisa mencurahakannya pada siapapun, terlebih jika sendirian. Ia akan dianggap lemah jika sampai meneteskan air mata. Bahkan tidak sedikit yang akan menjadi gila karna sebuah beban di hatinya. Bahkan ada yang mengatakan jika rumah sakit jiwa kebanyakan seorang laki-laki.
Kenzie mengatur nafasnya perlahan, dan mengerjapkan matanya berulang kali sebelum menatap Kayla. Pegangan tangannya pada kemudi pun mengendur perlahan. Saat ini dua insan yang masih dilanda ketegangan itu sudah sampai pada parkiran sekolah, SMA Saint Peterson. Sebuah nama yang unik, namun hingga sekarang masih menjadi sebuah misteri. Sebuah sekolah menengah atas yang sudah berdiri puluhan tahun. Namun bangunannya masih tetap kokoh dan sesekali direnovasi. Sebuah bangunan yang tidak seperti gedung sekolah biasa, namun lebih menyerupai sebuah Kastil kuno.
Selama perjalanan tadi Kenzie masih bergeming, ia kalut dengan pikirannya sendiri, bahwa gadis di sampingnya ini takut padanya. Perlahan Kenzie mengambil tangan mungil itu dan menggenggamnya lembut, sebuah tangan mungil yang pas di tangannya. Seolah itu diciptakan di khususkan untuknya. Wajah dari Kayla masih saja terlihat dilanda ketegangan.
Perlahan tangan Kenzie terulur ke wajah Kayla, membuat empunya memejam takut. Hingga Kayla merasakan rambutnya yang mulai tergerai indah. Kayla membuka matanya perlahan dan menatap mata Kenzie. Mata yang tadinya memancarkan aura mencekam, sekarang menjadi seperti biasa, lembut dan meneduhkan.
"Seorang Kay lebih cantik, jika rambutnya tergerai." ujar Kenzie menatap lembut mata Kayla.
Bukannya tersipu Kayla malah mencubit lengan Kenzie dengan keras, membuat empunya meringis. Ia bukan tipe gadis yang akan mudah tersipu malu, seperti para kaum hawa yang haus akan pujian.
"Aw, kenapa kau mencubitku?" tanya Kenzie sambil meringis pelan dengan wajah garangnya yang dibuat-buat. Tapi ringisannya tidak dibuat-buat cubitan gadis kecilnya ini memang cukup terasa menyakitkan. Tapi ia tidak masalah jika itu membuatnya senang. Sebuah cubitan luar tidak ada apa-apanya daripada cubitan hatinya, ketika Kayla takut apalagi sampai membencinya. Itu akan menjadi luka dalam yang akan sulit untuk di sembuhkan.
"Aku yang seharusnya bertanya. Kenapa itu kenapa tadi?" ujar Kayla tak kalah garangnya, ia sampai berkacak pinggang dan melotot tajam pada sahabatnya ini.
"Kau tidak terlihat garang sama sekali." ujar Kenzie sambil tertawa lepas ketika melihat wajah Kayla yang malah menggemaskan, sangat.
"Aku serius Ken, kenapa kau tadi? Marah padaku ya?" ujar Kayla sambil menatap serius ke arah Kenzie yang masih saja tertawa.
Kenzie menghentikan tawanya dan melihat wajah serius dari Kayla.
"Aku....." ujar Kenzie pelan dengan menggantungkan ucapannya sambil menatap iris coklat dari gadis kecilnya ini yang terlihat was-was.
"Apa?" ujar Kayla jantungnya berdegup kencang menanti jawaban yang keluar dari bibir laki - laki di hadapannya ini.
"Aku....." ujarnya lagi, yang membuat Kayla geram setengah mati. Tingkah laki-laki super tampan berbadan tinggi kekar ini sekarang, sudah seperti seorang gadis jatuh cinta yang malu-malu ketika mengungkapkan perasaannya.
"PRANK." ujar Ken sambil tertawa keras setelah mengucapkan kata yang membuat Kayla cengo.
"Wajahmu lucu sekali, hahahaha." Ken semakin tertawa keras, laki-laki itu bahkan sampai memegangi perutnya sendiri.
Kayla merasa dongkol sekarang, tadi perjalanan sekolah atmosfer menyeramkan menguar dalam mobil, seakan ia sedang berada di kuburan saat tengah malam. Lalu sekarang laki-laki yang mendominasi ini, tertawa terbahak-bahak seakan ada yang sedang menggelitikinya. Dengan mudahnya ia mengatakan tadi itu hanya prank? Hati kayla sudah ketar ketir tadi saat mendengar nada bicara sahabatnya yang menusuk hati juga pendengarannya.
Namun sekarang ia merasa lega bahwa tidak terjadi apa-apa. Sahabatnya itu tidak marah padanya. Kayla mengulum senyum, ia mempunyai ide sekarang.
Kenzie yang sedang tertawa, merasa lega dalam hatinya bahwa semua baik-baik saja. Tidak ada ketegangan lagi antaranya dan Kayla. Api yang ada dalam dirinya tadi teredam setelah melihat raut ketakutan Kayla. Ia tidak bisa melihat raut wajah gadis kecilnya ketakutan saat melihatnya. Kenzie juga tidak bisa melihat mata laki-laki lain melihat leher Kayla yang terekspos.
Gadis itu mengikat rambutnya dengan kuncir kuda. Sungguh awalan pagi yang membuat gejolak hatinya tersulut api. Hingga ia menemukan ide sebuah prank pada gadis kecilnya. Seperti ungkapan melempari burung dengan satu batu. Ia bisa melihat raut gemas Kayla ketika marah waktu di prank, dan juga menutupi leher jenjang gadisnya dari tatapan laki-laki lain.
Kenzie segera keluar dari mobil ketika ia menyadari bahwa Kayla sudah pergi. Seperti biasa ia telat sekarang, karna menunggu seorang gadis untuk bangun dari mimpi indahnya.
...tbc....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
olive
nyicil yah kak.
salam kenal dari Lea dan Kei 🤗
2022-08-15
1
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
kenapa narasinya berpanjang- panjang...
2022-08-04
0
꧁𝙉Ⓐノ𝙎ム꧂💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
semangat trs yak
2022-08-02
1