Seorang gadis cantik terlihat berjalan dalam keheningan sambil menelisik sekitar dengan mata bulatnya. Seperti hari kemarin, ia terlambat lagi. Memang dalam hidup hal yang paling sulit adalah mengubah suatu kebiasaan. Kakinya terus melangkah melewati lorong yang panjang, kesunyian yang sangat kentara membuat hatinya mengatakan bahwa ini bukan seperti tempat menimba ilmu.
Ia terus melangkah, ruangan demi ruangan ia lewati seperti kucing mencuri ikan yang takut jika ketahuan. Memang bukan pertama kalinya ia terlambat, namun sudah seperti langganan di warteg.
Sampai pada sebuah pintu kayu dengan pahatan indah yang menjulang tinggi, gadis itu mengusap pelan dadanya yang bergemuruh. Jantungnya berpacu cepat seperti tengah berlari. Ia memejamkan mata erat sebelum membuka pintu yang bagaikan sebuah gerbang istana tersebut. Jari jemarinya bergetar saat membuka pintu, namun belum sempat ia menyentuh punggungnya serasa ditepuk seseorang. Tubuh gadis itu bergetar, keringat sebesar biji jagung mengalir di pelipisnya. Ia pun membatu di tempat, dan berbalik secara perlahan.
"Hey ada apa?" tanya seorang laki-laki setelah melihat gadis yang ia tepuk punggungnya berbalik dengan wajah yang ketakutan.
"Buahahaha, wajahmu lucu sekali!"
Wajah gadis itu merah padam menahan amarah, jika saja ini bukan lingkungan keramat maka lihat saja, apa yang bisa ia lakukan.
"Apa yang kau lakukan disini?" desis gadis itu tajam dengan berbisik matanya kembali menelisik sekitar. Jika saja ia tidak di suasana genting maka ia akan berteriak nyaring di hadapan laki-laki menyebalkan ini.
Laki-laki itu menghentikan tawanya seketika dan menarik tangan gadis itu pelan, ia hanya berniat mengantarnya ke dalam.
"Aku akan mengantarmu ke dalam."
Namun belum laki-laki itu menyentuh pintu, tangannya ditahan oleh gadis dibelakangnya.
"Ken, pergilah aku akan masuk sendiri." ujar Kayla sambil menahan tangan Kenzie.
"Baiklah." Kenzie akhirnya menyerah tapi ia akan menunggu disini sebelum Kayla masuk.
Kayla mulai membuka pintu dengan tangannya yang sedikit gemetar, menyentuh pintu saja tangan gadis itu berasa seperti tersengat listrik.
Kriet..
Pintu terbuka setengah, dan menimbulkan suara decitan yang cukup nyaring di indra pendengaran. Puluhan pasang mata mengarah pada Kayla yang membuatnya tersenyum canggung. Seorang guru killer tengah menunggunya di depan mata dengan kaca mata bulatnya dan tebal.
"Selamat pagi pak." sapa Kayla ramah sambil menunduk hormat.
"Hm, selamat pagi menjelang siang nona Mikayla Marcellina Meida yang terhormat!" ujar pak Robert guru paling killer yang memegang mata pelajaran terumit sejuta umat, matematika. Ia menurunkan kaca matanya setengah dan menatap Kayla yang terlihat kikuk di ujung pintu. Puluhan pasang mata masih menatap Kayla tanpa ada yang berniat membuka pembicaraan sepatah katapun.
"Dari mana kamu? Jangan beri saya alasan konyol seperti bangun kesiangan. Saya sudah setiap hari mendengar alasan konyol seperti itu, dari sekian banyak siswa seperti kamu. Apa kamu pikir ini taman bermain? datang sesukanya saja. Mau jadi apa kamu nanti? Kamu sangat terlambat, dan sekarang kelu-"
Kayla meringis mendengar ceramah panjang kali lebar itu. Sampai terdengar sebuah suara deheman atau batuk dari seseorang yang begitu keras, dan membuat guru killer itu berhenti mengomel.
"Ekhmm?!"
Perkataan tajam yang di lontarkan oleh pak Robert terpotong begitu saja saat mendengar suara deheman seseorang yang menggema di koridor sampai ke kelas. Pintu yang masih terbuka setengah menampakkan siluet hitam besar, yang membuat guru dengan julukan killer itu meneguk ludahnya susah payah. Kaca mata yang tadinya bertengger setengah di hidungnya ia betulkan dengan cepat, sambil terbatuk ringan.
"Uhuk, uhuk. Hm, baiklah Kayla silahkan duduk." ujar pak Robert dengan ekspresi setenang mungkin lalu melanjutkan materinya.
Kayla membatu ditempat mendengarnya, baru saja pak Robert mengomel seperti ibu-ibu kos dan sekarang malah menyuruhnya duduk. Namun setelahnya ia bersorak ria dan segera menuju tempat duduknya.
"Terimakasih pak Robert yang terhormat." ujar Kayla sambil tersenyum manis, dan segera berlalu. Sebelum bapak yang paling tersohor itu berubah pikiran.
Puluhan pasang mata yang tadinya bagaikan patung, sekarang menganga lebar mendengar apa yang di ucapkan oleh pak Robert. Tadinya yang semua terdiam sekarang semua kasak kusuk dan berbisik sana sini.
"Ada apa dengannya?'
"Pak Robert kerasukan jin?"
"Salah makan tuh kali."
"Pak Robert sariawan?"
"Kebentur kali."
"Apa dia melihat hantu?"
"Ini bagaikan pelangi yang muncul di malam hari. Mustahil!"
"Hm, dia beruntung dan selamat dari amukan pak Robert!"
Pak Robert yang mendengar riuh siswa siswinya menatap nyalang satu persatu.
"Diam semuanya! Atau saya jemur kalian?!"
Hening.
Semua diam membisu setelah mendengar ucapan pak Robert yang cetar. Karna ia tidak pernah main-main dengan perkataannya.
Hari ini Kayla merasa ia selamat, tidak tau lain kali. Meskipun hatinya bersorak ria, namun banyak pertanyaan yang mengganjal di hatinya. Kayla tau deheman siapa yang menggema tadi, yang seketika membuat wajah guru killer itu berubah menjadi pucat pasi. Ia sama sekali tidak tau apa pengaruh laki-laki itu di sekolahnya sampai membuat guru dengan julukan killer itu langsung berubah lembek. Apa pengaruhnya sebesar itu?
Pak Robert yang melihat hilangnya siluet hitam itu menghela nafas pelan, sambil mengusap dadanya. Tanpa di beritahu pun ia sangat tau, arti isyarat itu. Hampir saja ia rasanya di buat jantungan dengan usianya yang sudah tak muda ini. Untung ia mengingat sesuatu, sampai tidak diingatkan dua kali. Jika saja ia melakukan kesalahan itu, entah apa yang akan terjadi pada dirinya beserta keluarganya.
Pelajaran di lanjutkan seperti biasa, yang membuat puluhan siswa siswi di kelas itu menghela nafas pelan. Baru saja mereka akan menyaksikan tontonan di pagi hari, yang otomatis akan membuat pelajaran hari ini yang tak lain matematika berkurang karna ceramah dari pengajarnya, malah sirna begitu saja. Orang yang terlambat di kelas pak Robert, paling tidak biasanya akan mendapat ceramah 1001 bahasa dan setelahnya akan mengusir nya keluar. Tapi ini? sungguh mustahil rasanya, bagaikan ada pelangi di malam hari.
Kayla duduk dengan tenang sambil mengeluarkan bukunya. Seketika ia menoleh saat ada yang menyenggol lengannya. Karna pantang berbicara saat pelajaran dari guru yang terlihat komat kamit itu. Kayla menoleh dengan raut wajah bertanya, lalu setelahnya ia hanya menyengir kuda yang membuat gadis menyenggolnya tadi memutar bola matanya malas. Entah apa yang di bicarakan kedua gadis itu dalam bahasa wajahnya.
Tak terasa bunyi yang ditunggu penghuni sekolah, berbunyi nyaring yang membuat mata semuanya menjadi berbinar. Bagaikan suara dentingan jam ketika menunjukkan tepat pukul tengah malam, lonceng itu berbunyi nyaring. Sekolah ini memang tidak seperti sekolah modern lainnya yang akan menggunakan bell di setiap depan kelasnya masing-masing ketika jam pulang ataupun jam istirahat berbunyi. Namun di sekolah yang bernama SMA Saint Peterson ini, ada sebuah lonceng besar yang berada di atas menara yang akan berbunyi ketika jam pulang, istirahat, ataupun ada hal penting lainnya.
Menara tersebut berada di belakang sekolah yang lebih menyerupai sebuah kastil. Meski berada di belakang sekolah, lonceng besar serta menaranya dapat dilihat dari segala arah. Sebuah menara yang bagaikan menara paling tersohor di London yang bernama Big Ben, menara jam yang berisikan lonceng besar di tengahnya.
"Baiklah kita akhiri dan sampai jumpa minggu depan." ujar pak Robert dan berlalu keluar sambil membawa kitab tebalnya yang berisikan rumus kehidupan.
"Kay pak Robert kenapa ya?" tanya seorang gadis di samping Kayla sambil menopang dagunya, seperti tengah berpikir.
Kayla mengangkat bahunya acuh."Ya bagus dong Jenn selamat aku hari ini."
Jennita masih terlihat berpikir tanpa mendengarkan ucapan Kayla. Seketika ia teringat sesuatu yang membuatnya merasa ada yang janggal.
"Tapi tadi sebelum dia mengusirmu keluar ada yang berdeham cukup keras di koridor Kay. Apa itu penyebabnya?" tanya Jennita sambil melihat Kayla dengan raut wajah yang penasaran.
"Mana mungkin Jenn, mungkin aja tadi tukang kebun yang terbatuk sampai terdengar kesini. Masa pak Robert takut dengan tukang kebun?" jawab Kayla sambil tertawa, meski hatinya dihantui banyak pertanyaan juga.
"Masa sih? Tapi itu bukan suara batuk biasa, seperti suara batuk yang di buat-buat." seru Jennita lagi dengan raut wajah yang masih terlihat sangat penasaran.
"Udahlah penasaran amat! Pak Robert kok dipikirin, ayo ke kantin."
Kayla segera menarik tangan Jennita, menuju tempat untuk mengisi perut. Mengabaikan gadis itu yang tengah berkutat dengan pikirannya sendiri. Sebelum mata pelajaran berikutnya di mulai, ia sudah harus berada di kelas lagi kalau tidak ia akan menatap cahaya sang surya hari ini.
Jennita Fesha Riona adalah sahabat Kayla selain Kenzie tentu saja. Ia sudah bersahabat dengan Jennita sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Hingga kebetulan ia satu kelas lagi sekarang, yang membuat hubungannya semakin dekat seperti saudara.
Kayla dan Jennita segera menuju kantin sebelum lonceng kembali berbunyi. Sebenarnya ia tidak terlalu lapar dan hanya ingin membeli makanan ringan dan minuman dingin. Sampai kantin Kayla dengan segera mengambil banyak makanan ringan. Setelah selesai ia mencari tempat duduk bersama Jennita yang terlihat tengah membawa semangkuk mie ayam.
Setelah mendapatkan tempat duduk di tengah keramaian suasana kantin, Kayla menenggak minum dinginnya dengan cepat, ia merasa sangat haus terlebih cuaca yang begitu terik. Ia kemudian mengambil makanan ringannya dan segera membukanya, namun belum sempat ia memakannya bahkan menyentuh isinya, camilan di tangannya di rampas begitu saja oleh seseorang.
Srek..
Kayla menahan amarahnya yang siap meledak, Jennita pun berhenti memakan makannya dan menatap Kayla. Kayla kemudian berdiri dengan amarahnya yang sudah di ubun-ubun, siap memaki siapapun yang telah mengambil camilannya. Namun ketika ia melihat siapa yang mengambilnya, seketika Kayla terdiam. Marah serta penasaran bercampur menjadi satu.
...tbc....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
apa kenzie begitu ditakuti disini..
2022-08-04
0
꧁𝙉Ⓐノ𝙎ム꧂💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
pantang menyerah
2022-08-02
0