Aku berdiri di depan cermin yang terdapat di lemari ku. Dengan style ku yang kekinian membuat aku tampak seperti pria yang baru menginjak dewasa. Aku semakin kagum dengan diriku sendiri, hanya dengan kaos putih polos yang aku padukan dengan hem flanel serta celana jeans berwarna hitam dengan sepatu yang berwarna senada dengan kaosku. Aku sudah terlihat bak artis Korea, meskipun aku tahu mungkin saja artis sana tak memakai pakaian seperti ku.
"Pulang lebih dari jam delapan ibu kunci pintunya," ucap ibuku yang mendengar langkah kakiku mendekati pintu utama.
"Astaga bu, udah kayak perawan aja jam segitu harus di rumah. Lagi pula ini sudah jam tujuh, bagaimana bisa aku hanya keluar rumah dalam waktu satu jam. Belum perjalanan, makan." Aku berjalan menghampiri ibu yang sedang menyalakan TV dan duduk di sampingnya.
Ibu tak merespon apapun, netra beliau fokuskan pada layar besar yang terpasang di depannya. Kalau sudah begini aku tak bisa membujuknya lagi. Jika boleh memilih, aku lebih memilih ibuku yang cerewet dan bawel saat melihat aku kelayapan begini. Namun, akhir-akhir ini jika aku perhatikan beliau tak pernah lagi ngomel padaku, hanya kalimat yang penuh penegasan dan penekan yang beliau perdengarkan.
"Ibu nggak main-main ya Bar. Kalau kamu nggak berubah lebih baik ibu cabut semua fasilitas kamu, termasuk menjadi pemimpin perusahaan. Biar perusahaan di pegang sama kepercayaan ayah kamu dari pada kamu pegang tapi kamunya jadi lupa sama jati diri."
"Apaan sih bu. Kok jadi bawa-bawa perusahaan. Nggak ada hubungannya," protes ku tak terima.
"Ada, kalau kamu jadi gembel nggak akan ada yang mau sama kamu meskipun kamu punya wajah rupawan. Percuma ganteng kalau nggak bisa kasih makan."
"Ibu tega sama aku?" tanyaku dengan nada melas.
"Tega. Kamu sendiri juga begitu. Besok weekend, ikut sama ibu. Ibu mau kenalin kamu sama anak teman ibu. Nggak ada penolakan," tegasnya di akhir kalimat. Lalu ibu melangkah pergi.
"Ibu apaan sih, nggak mau aku di jodoh-jodohin. Iya janji aku akan berubah," teriakku namun tak dihiraukan oleh wanita yang melahirkan ku.
Aku kembali duduk dengan menahan pusing yang tiba-tiba saja menyerang. Mendengar kata mengenalkan kepada seseorang saja sudah membuat aku parno. Sungguh bukan keinginan ku mencari pendamping yang bukan dari pilihan hatiku. Ini duniaku, bukan dunia novel yang bersedia di jodohkan meskipun saling tak suka, terpaksa menikah lalu saling lontar kata menyakitkan dan berakhir dengan si pria yang menjadi budak cinta istrinya.
Tak mempedulikan dengan ancaman ibu tadi, aku melangkah keluar rumah. Aku sudah berjanji dengan Nilam, kekasih ketiga ku untuk mengajaknya belanja.
Malam ini langit terlihat lebih cerah dari biasanya, nampak bulan dan bintang berjajar dimana mana. Sengaja aku membuka sedikit cendela mobil ku untuk mendapatkan angin segar. Barangkali dengan begini otakku bisa lebih jernih dan bisa membujuk ibu agar tak menjodohkan aku dengan siapapun.
"Lama banget sih, udah nunggu lama juga," protes Nilam seraya masuk mobil.
"Maaf, biasa lah macet."
Tak ada lagi percakapan di antara kami. Hanya tangan kami saja yang saling menaut satu sama lain. Hal kecil yang selalu aku lakukan pada ketiga kekasih ku.
Ya, aku mempunyai satu kelebihan yang jarang pria lain punya. Selain punya banyak kekasih, aku adalah pria yang sangat mempedulikan hal-hal kecil. Karena aku tahu, dari sanalah wanita akan menambah rasa kasih sayangnya pada seorang pria.
Aku membawa Nilam ke mall yang paling dekat. Jika mencari mall yang paling besar, sudah dipastikan aku akan pulang tengah malam. Kalian tahu sendiri kan bagaimana wanita jika diajak belanja. Sebesar apapun pusat perbelanjaan tersebut pasti akan tetap dikelilingi nya juga.
Genggaman tanganku sengaja tak aku lepas, aku ingin membuat orang-orang yang berada di sana melihat betapa mesranya diriku pada kekasih ku. Selain itu, agar para kekasih ku nerasa bahwa meraka adalah satu-satunya dan cintaku terhadap meraka sepenuhnya dari hati, meskipun sebenarnya tidak sama sekali.
Sedang asyik membantu Nilam memilih tas, tak sengaja sudut bola mata ku melihat sosok wanita yang sangat aku kenal. Bahkan meskipun aku melihat dari belakang aku tahu pasti siapa sosok wanita yang sedang memilih pakaian itu.
"Bee, kita cari tas di tempat lain ya. Itu di sana, bagus-bagis kayaknya," ucapku seraya menggeret Nilam untuk sedikit menjauh.
"Jelek bee, aku suka yang di sana." Nilam dengan langkah entengnya kembali ke tempat semula.
Dan tanpa aku sangka, entah bagaimana ceritanya, Diana sudah ada di tempat yang sama. Aku menggaruk garuk kepala ku yang terasa pening mendadak.
Sengaja aku membelakangi kedua kekasihku yang sedang memilih tas. Dalam hati aku tak berhenti berdoa pada yang maha Kuasa agar menunjukkan keajaiban nya. Entah do'aku di dengar atau tidak, yang penting aku berdoa saja. Di saat seperti inilah aku merasa menjadi mahluk yang paling tak tahu diri. Melupakan kewajiban, tapi meminta perlindungan pada sang maha segalanya.
Entahlah, padahal sudah beberapa kali aku di posisi seperti ini dan berakhir dengan putusnya hubungan dengan kedua kekasih ku secara bersamaan. Tapi rasanya tetap saja membuat aku deg deg an. Masalahnya saat ini kami sedang berada di tempat umum. Bagaimana jika kedua kekasih ku itu bertengkar dan memperebutkan aku. Saling menjambak satu sama lain hanya demi seorang Bari, pria yang ketampanan nya di akui oleh negara nyata dan gaib.
"Bee."
Mampus!
Sengaja aku membuat gerakan seperti sedang menelepon seseorang. Dengan harapan Nilam tak lagi memanggilku dan berjalan padaku. Di detik berikutnya, Nilam sudah ada di dekatku dengan sebuah tas di tangan kanannya.
"Maaf bee, ada telepon dari ibu. Ada apa?"
"Bingung, semuanya bagus. Kamu suka yang mana?"
Memang wanita itu unik bagiku, mereka punya karakter masing-masing. Jika Mira selalu bisa membuat hariku panas dengan bibirnya, Diana yang selalu tampil cantik dan membuatku tertawa karena selera humornya, lalu Nilam yang bersikap seakan aku suaminya, yang selalu meminta pendapat ku ketika ingin sesuatu. Dan lebih memilih benda-benda yang menjadi pilihan ku untuk setiap koleksinya.
"Kamu suka semua?"
Nilam mengangguk seraya tersenyum seakan ingin meminta keduanya untuk menjadi miliknya.
"Ambil semua aja bee kalau kamu mau."
Seperti yang ku duga, wajah Nilam seketika sumringah. Mungkin saja jika tidak banyak orang dia akan memelukku dengan erat.
Nertraku diam-diam melirik tempat dimana Diana tadi berdiri. Rupanya wanita itu masih betah di tempat yang sama. Kenapa dari sekian banyak mall dia harus belanja di tempat ini? Dari sekian banyak hari kenapa dia harus libur di hari yang sama dengan jadwal ku membelanjakan Nilam. Batinku bertanya tanya dengan kesal.
"Aku mau baju juga bee. Boleh?"
"Ambil apapun yang kamu mau bee."
Dengan senang hati aku membelanjakan para wanita ku. Entahlah, aku senang jika mereka juga senang. Namun sudah pasti aku tak memperistri mereka yang memoroti uangku dengan berlebihan. Seperti Nilam ini, dia selalu meminta barang lengkap saat aku mentraktir nya ke mall. Bukan masalah uangnya, tapi sikapnya yang boros tak patut jadi istriku.
Aku tak suka dengan wanita yang suka mengoleksi barang berlebihan. Jika itu bermanfaat tak apa, tapi jika hanya untuk ajang pamer aku tak suka. Kalian pasti bertanya-tanya kenapa jika tak suka aku pacari? Hanya satu jawabannya, hanya untuk bersenang senang saja. Aku tidak akan berhenti memacari wanita degan model bagaimanapun sampai aku mendapatkan wanita yang benar-benar memang aku cari. Meskipun sesungguhnya aku sendiri tak tahu bagaimana wanita yang menurutku pantas aku peristri.
"Sayang kamu di sini? Sama siapa?" tanya Diana tiba-tiba yang entah sejak kapan dia berada di dekatku. Untunglah Nilam sedang berada sedikit jauh dari ku hingga dirinya tak melihat ku dan Diana.
"Eh kamu juga lagi di sini. Aku sama...sama temen ke sini," jawabku dengan gugup dan gagap.
Diana manggut-manggut.
"Bee ini bagus nggak?" tanya Nilam menghampiri ku dengan menenteng dress.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™
kenapa mau jadi Casanova
2022-08-02
0
Simply Yunita
Salut aku mak otor 👍👍👍
sepanjang cerita pake POV 1.
luar biasa 💪💪💪
2022-07-31
1
Kinan Rosa
kapok dah Lo ketahuan
2022-07-30
0