Seminggu kemudian
Seminggu pun berlalu dengan cepat berangsur-angsur Jessica telah berdamai dengan hati dan pikirannya sedikit melupakan Diego dan mulai menjalin komunikasi dengan Cynthia. Jessica sering menanyakan langsung kepada Cynthia bagaimana perkembangan kandungan kakaknya itu. Kondisi dimeja makan yang semula hening sudah kembali seperti sedia kala, Keceriaan Jessicalah yang mengembalikan itu semua.
" Ayah ibu mulai hari ini Jessica berangkat kerja sudah tidak naik motor lagi loh" ujar Jessica saat di meja makan.
" Terus Kamu naik apa nak?" tanya ibu Lestari.
" Selama 2 bulan ini aku akan dapat antar jemput Bu dari kantor karena Tugasku sudah bertambah dan dapat fasilitas antar jemput dari Pak Fabian dan gaji aku juga naik loh bu katanya menyesuaikan jam kerja aku" ucap Jessica sambil mengunyah makanannya yang di dalam mulut.
" Alhamdulillah kalau begitu berarti Ayah sudah tidak harus khawatir kalau kamu pulang larut malam sudah ada yang mengantar dan menjemputmu dari kantor " ujar ayah.
" Iya ayah sayangnya hanya 2 bulan Pak Fabian kasih aku fasilitas itu coba selamanya senangnya hati aku ayah" celoteh Jessica penuh harap.
" Ya disyukuri dulu saja Nak" timpal Bu Lestari.
" Iya aku bersyukur kok Bu kalau diantar jemput kan aku bisa hemat uang bensin tapi kalau aku mau selamanya diantar jemput pakai mobil aku harus jadi istrinya dulu kali ya Bu Hahaha" ucap Jessica Sambil tertawa.
"Kamu terlihat sangat tertarik dengan boss mu Jess, semudah itu kamu pindah kelain hati Jess, aku rasa kamu hanya menjadikan dia pelarianmu saja, mengecoh fikiranmu agar tidak terus memikirkan Diego, tapi baguslah dengan begitu Diego akan mudah menjadi milikku" batin Chintya.
" Memang kamu mau punya suami duda nak? " tanya ibu Lestari pada Jessica.
" Kalau Jessica mau emangnya ayah dan ibu ngizinin?" Jessica balik bertanya.
" Memangnya kamu benar mau nak?" tanya ayah meyakinkan.
" Mau ayah asalkan sayang dan cinta sama Jessica dan terlebih harus setia" jawab Jessica.
" Kalau Ayah sih apapun yang buat anak ayah bahagia Ayah pasti mengizinkan" ujar ayah.
" Kalau Bang Leon setuju apa enggak?" tanya Jessica.
"Kalau gue apa kata lu aja lo bahagia gue ikut bahagia, gue nggak mau ngelarang-larang orang, orang berhak menentukan pilihan hidupnya sendiri" jawab Bang Leon dengan nada dingin sambil menyantap makanan yang ada dihadapannya.
" Wah Jessi dapat lampu hijau nih dari Ayah Ibu dan Bang Leon kalau menurut Kak Cynthia gimana?" Jessica melempar pertanyaan pada Cynthia yang sedang menyantap makanannya.
"A...aku sama seperti Bang Leon saja Jes" jawab Cynthia.
" Wah berarti aku gas keun nih menggaet Pak Boss Duda hahahahaha... Semangat-semangat! Pak Boss I'm coming tapi kira-kira dia mau ga ya sama aku ibu Ayah? Soalnya body aku rata begini nanti akunya mau dianya gak hahahahaha.... Bertepuk sebelah tangan dong kalau dia nggak mau hahahahaha" ucap Jessica diakhiri gelak tawanya.
"Ibu tau nak, dibalik tawamu ada tangis yang kamu tutupi, ibu berharap kamu cepat menemukan sumber kebahagiaanmu agar kamu lupa sumber kesedihanmu yang disebabkan oleh kakak mu ini" Batin bu Lestari.
"Dasar adik sinting" ucap Abang Leon mengatai Jessica karena kegilaannya ingin menggaet pak bos dudanya itu.
"Tin tin tin" suara klakson mobil terdengar di depan pagar rumah keluarga Nico.
"Ayah ibu Bang Leon dan Kak Cynthia sepertinya jemputanku sudah sampai aku berangkat terlebih dahulu ya, dah semuanya " pamit Jessica kepada keluarganya kemudian mencium kedua tangan Ayah ibu dan kedua kakaknya.
Jessica berlari keluar dari pekarangan rumahnya dia menghampiri mobil BMW hitam yang terparkir di depan pagar rumahnya.
" Kok mobilnya BMW ya katanya Sisil mobil jemputannya Alphard, Ya udahlah nggak apa-apa yang penting diantar jemput apapun mobilnya yang penting diantar jemput nggak harus keluar uang bensin ini" batin Jessica.
Jessica membuka pintu belakang mobil yang berada di sebelah kiri. Betapa terkejutnya dia ketika dia masuk ke dalam mobil, dia melihat Pak Fabian berada di dalam mobil sedang memandangnya penuh arti. Berbanding terbalik dengan Jessica yang terkejut Pak Fabian justru sedang terpesona dengan tampilan Jessica di pagi hari.
" Terlihat segar dan wangi sekali Jessica di pagi hari rambutnya yang terlihat masi basah hingga membuat adikku terbangun sial, sepertinya sampai dikantor aku harus bermain solo" umpat Fabian di dalam hatinya.
"Pak Bos... Pak Bos... Hai Pak Bos" panggil Jessica membuyarkan bayangan mesum Fabian terhadapnya.
" Kok Bapak ada di sini?" tanya Jessica.
" Ya jelas saya ada di sini ,ini kan mobil saya" jawab Fabian dengan ketus.
" Iya maksud saya kok pak Fabian bisa ikut jemput saya, saya merasa sangat terhormat loh pak bisa dijemput sama bapak mungkin saya adalah salah satu karyawati yang sangat beruntung di hari ini" ucap Jessica memuji Pak Fabian.
" Bisa saja kamu memuji saya" ucapnya sambil menahan senyuman di wajahnya.
"Tapi senengkan pagi-pagi dapat pujian dari saya" goda Jessica.
" Hari ini Toto berhalangan untuk berangkat pagi dia ada keperluan mendadak nanti siang dia baru bisa mengantar kamu menjemput anak-anak saya, kebetulan kita searah makanya Saya bersedia menjemput kamu Saya harap kamu jangan besar kepala" ucap Pak Fabian berdalih. Pasalnya pagi tadi dia yang menghubungi Toto untuk tak menjemput Jessica.
" Saya nggak besar kepala kok pak bos, ukuran kepala saya tetap segini nggak nambah besar kok hehehe... tadi Pak Bos ngapain ngeliatin saya kayak gitu, kaya om-om hidung belang tau" timpal Jessica.
"Kapan saya ngeliatin kamu? Tatapan yang seperti apa yang kamu maksud? Jangan asal bicara kamu Jess!" ucap Fabian pura-pura tidak tahu.
"Tadi sewaktu saya membuka pintu mobil, bapak ngeliatin saya" ucap Jessica dengan menatap Fabian.
"Ngeliatin kamu, Tentu saya bisa lihat kamu kan saya punya mata, mata itu gunanya untuk melihat Jessica" ucap pak Fabian berdalih kembali.
" Iya tapi cara Bapak menatap saya tuh seperti orang yang terpesona" ucap Jessica.
" Terpesona sama kamu hahaha nggak akan kayak nggak ada wanita lain aja terpesona sama kamu" ucap Fabian berbohong.
"Aku bukan terpesona sama kamu tapi aku menginginkan mu melayaniku pagi ini" batin Fabian.
" Kenapa nggak akan sih Pak ? Harusnya akan Pak bukan nggak akan dong. Hati-hati lho Pak kalau bapak sudah terpesona sama saya bapak bisa bucin sama saya hahaha,,," ledek Jessica.
" Itu tidak akan pernah terjadi" ujar Pak Fabian pasti.
" Kalau terjadi gimana Pak?" tanya Jessica menggoda.
" Saya pastikan itu tidak akan terjadi ,Jadi ya nggak akan gimana-gimana juga JESSIKA!" ucap Fabian meninggi.
" Baiklah kalau itu tidak akan terjadi, berarti saya gagal jadi Cinderella dong Pak?" tanya Jessica dedngan wajah kecewanya yang menggemaskan.
" Kamu Cinderella ????hahaha" gelak tawa Pak Fabian mendengar pernyataan Jessica tentang Cinderella.
" Kenapa Pak? Kenapa Bapak tertawa? kalau saya Cinderella nya berarti Bapak pangerannya dong."
" Hahaha.... Kamu sudah bermimpi terlalu jauh di pagi hari ini Jessica" ucap pak Fabian.
" Malah bagus dong segala sesuatu yang kita inginkan itu semuanya berawal dari mimpi tahu pak?"
" Sudahlah Jessica buang jauh-jauh semua mimpi kamu itu. Saya tidak tertarik sama kamu!" ucap pak Fabian.
" Kalau nggak tertarik ya nggak apa-apa tapi sayang- sayang ah Pak dibuang mimpinya, daripada dibuang lebih baik disimpan di sini" goda Jessica sambil mengarahkan tangannya menunjuk dadanya. Pandangan Fabian mengikuti arah tangan Jessica yang mengarah ke dadanya.Membuat Fabian merasa tergoda. Rasanya Fabian ingin sekali menerkam Jessica karena menggodanya terus di pagi ini.
"Sial, ukuran dadanya 36 D besar juga makin keras juniorku" gerutu Fabian dalam hatinya.
Setelah pembicaraan itu Fabian lebih memilih diam karena dia harus menahan gejolak hasratnya di pagi hari karena ulah Jessica juga karena penampilan Jessica yang terlihat segar dan wangi, membuatnya tergoda.
Terlebih lagi dia melihat bukit yang di miliki Jessica yang menurut Fabian berukuran 36 D, saat Jessica mengarahkan kedua tangannya ke bukitnya tadi. Walaupun dia tidak dapat melihat secara langsung di balik pakaian Jessica tapi Fabian sudah dapat memastikan ukuran itu dengan tepat karena dialah sang casanova.
Yang pasti saat ini Junior Fabian makin mengeras dan terasa ingin dikeluarkan saja. Sayangnya Fabian tidak bisa melakukan itu dengan Jessica. Dia sudah mengetahui Jessica adalah perempuan baik-baik. Dia tak sampai hati merusak anak gadis orang. Karena dia juga memiliki dua anak perempuan yang tak ingin dirusak oleh pria yang tidak bertanggung jawab. Apalagi hanya bersenang-senang seperti dirinya.
Beberapa menit kemudian sampailah mereka di perusahaan Nagaswara. Mereka berjalan beriringan. Jessica berjalan dibelakang Fabian, ia mengikuti derap langkah Fabian.
"Kalau berjalan di belakangnya sedekat ini gue ngerasa kaya jadi sekertarisnya" batin Jessica.
Saat mereka sudah masuk ke dalam lift, pintu lift mulai tertutup tapi tidak jadi tertutup karena kedatangan Clara Sekertaris Fabian di muka pintu lift, Fabian mencoba membukanya kembali dengan menekan tombol buka. Akhirnya pintu lift berhasil di buka. Clara pun masuk ke lift bersamaan Fabian dan juga Jessica.
"Clara nanti langsung keruangan saya, biarkan Jessica yang menyiapkan kopi" Perintah Fabian tanpa melirik Clara.
"Siap pak" Jawab clara patuh.
Pintu lift pun terbuka Fabian Clara dan juga Jessica keluar dari lift. Jessica langsung menuju pantry sedangkan Clara dan Fabian menuju ruangan.
Ketika sudah masuk ruangan Fabian, tanpa aba-aba Fabian langsung menyerang Clara, Hasratnya pada Jessica dia lampiaskan pada Clara. Clara yang mendapat serangan mendadak sangat terkejut, ia sulit mengimbangi ciuman yang diberikan Fabian. ketika sudah kehabisan nafas Fabian pun melepaskan ciumannya.
Fabian berjalan menuju bangku kebesarannya. ia duduk menyandar di bangku kebesarannya. dia duduk dengan membuka lebar kakinya. Clara yang mengerti akan maksud Fabian kemudian membuka kancing kemejanya. Ia memperlihatkan gunung kembar miliknya. kemudian berjalan menghampiri Fabian, Clara langsung duduk dipangkuan Fabian, Fabian pun langsung mencium bibir Clara dengan ganas, tangan Fabian tak berhenti meremas gunung kembar milik Clara sambil membayangkan dia sedang meremas gunung kembar milik Jessica.
"Just make me happy Clara, kamu tau apa yang harus kamu lakukan Clara " perintah Fabian.
Clara mulai berjongkok dan membuka resleting celana Fabian. Ia mulai memberikan service yang memabukan kepada Fabian. Terbukti dengan suara kenikmatan yang keluar dari mulut Fabian. Akhirnya ketika Fabian sudah tidak tahan lagi ingin menyemburkan cairan hangat dimulut Clara.
"Jessica uggghhh yeah" racau Fabian ketika pelepasan.
Clara mendengar dengan jelas Fabian mengerang menyebut nama Jessica diakhir pelepasannya.
"Jessica???" Batin Clara bertanya-tanya mengapa Fabian memanggil nama Jessica saat dia sedang memberikan kenikmatan padanya.
"Pak Fabian" panggil Jessica berdiri sambil memegang nampan yang berisi kopi pesanan Fabian tadi. Kedatangan Jessica mengagetkan Fabian yang baru saja melakukan pelepasan dan Clara yang masih berjongkok dibawah meja memilih tetap bersembunyi disitu hingga Jessica pergi nanti.
"Bapak lagi ngapai sih, saya ketok pintu malah ga disuruh masuk, tangan saya sampai pegel ngetok tapi ga disuruh masuk, akhirnya saya masuk aja, eh saya masuk bapak manggil saya tapi tatapan matanya keatas internit, saya disini pak bukan di atas" cerocos Jessica seperti burung Beo.
"Maaf saya gak dengar, letakkan di meja sofa saja kopinya" pinta Fabian.
Ketika Jessica sudah keluar dari ruangan Fabian, Clara langsung keluar dari persembunyiannya dibawah kolong meja. Fabian mengambil Handphonenya kemudian menunjukkan bukti transfer kepada Clara.
"Sudah saya transfer ya, trimakasih atas service mu dipagi ini" ucap Fabian dengan menunjukkan bukti transfer kepada Clara
"Sama-sama pak" Ucap Clara kemudian keluar dari ruangan Fabian.
Jangan lupa tinggalkan Jejak kalian yah🙏😍😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
clara double kerjaanya
2023-07-20
0
🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
beneran 36 ato tebal busanya🤭
2023-07-20
0
🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
🤣🤣🤣takut ketauan curi2 pandang ya jd mengelak
2023-07-20
0