17. Oma Hilang

Sudah seminggu Hayati di Jakarta. Hari ini dengan perjuangan dia mendapat izin pergi sendiri mengunakan motor kerumah makan. Dia sampai meminta Vita membujuk Hamka. Awalnya Hamka masih tidak setuju tapi setelah terus dibujuk akhirnya dia mengizinkan. Dengan syarat Hayati harus langsung pulang dan tidak keluyuran. Hayati terpaksa mengiyakan syarat dari Hamka yang penting dia bisa pergi mengunakan motor sendiri.

Hayati pergi jam sembilan ke rumah makan. Sedangkan Hamka baru pulang setelah setelah selesai membeli bahan-bahan untuk rumah makan saat Hayati akan pergi. Ada beberapa bahan yang mengharuskan Hamka belanja sendiri.

''Huft bosannya'' gumam Hayati duduk dimeja kasir. Sejak kejadian hari pertama dia disana. Andi tidak pernah lewat pintu depan kalau pergi mengantar pesan. dia selalu lewat pintu samping. Hayati sendiri juga tidak tahu kapan Andi pergi mengantar pesanan. Untuk menghilangkan rasa bosannya kadang Hayati menjadi pelayan disana. Kadang dia mengusili karyawan disana dan kadang dia menganggu koki didapur.

Setelah rumah makan sepi Hayati memutuskan untuk jalan-jalan keluar rumah makan. Saat sedang berjalan Hayati melihat seorang nenek menyebrang jalan. Dia seperti binggung untuk berjalan karna banyak kendaraan yang lalu lalang disana. Hayati dengan cepat membantunya.

''Nenek mau kemana?'' tanya Hayati saat mereka sudah berada dipinggir jalan. Tapi nenek itu tidak menjawab. Dia seperti masih kaget karna terjebak ditengah-tengah jalan tadi. Badannya masih gemetaran.

''Ayo kita minum dulu'' ajak Hayati. Dia memapahnya berjalan menuju rumah makan. Setelah masuk kedalam rumah makan. Hayati menyuruh nenek itu duduk salah satu tempat duduk.

Dia segera mengambilkan nenek air minum dan memberikannya. Dengan tangan gemetar nenek itu segera meminumnya.

''Nenek mau makan?'' tanya Hayati saat melihat nenek sudah tenang.

''Tapi nenek tidak bawa uang'' jawab nenek.

''Gak apa-apa biar aku yang bayar'' ucap Hayati.

''Benaran? kamu anak yang baik'' kata nenek.

''Nenek mau makan pakai apa?'' tanya Hayati.

''Boleh minta lauknya dua?'' tanya nenek.

''Boleh'' jawab Hayati ramah.

''Nenek pengen makan pakai tambusu dan dendeng batokok'' jawab Nenek malu.

''Ok ditunggu aku ambilkan'' ucap Hayati.

''Nasinya dikit saja'' kata nenek lagi.

''Ok''

Nenek melihat keliling rumah makan. Suasana minang sangat kental disana. Dia jadi rindu dengan kampung halamannya.

''Rupanya ada rumah makan yang seperti ini. Sudah lama aku tidak keluar rumah. Untung tadi saat Nila belanja di supermarket aku keluar'' gumam Nenek yang ternyata oma Yenti.

Hayati datang membawa nasi dan teh panas untuk oma Yenti.

''Silakan dimakan nek'' ucap Hayati.

''Makasih, kamu gak makan?'' tanya nenek.

''Sudah tadi. Ngomong-ngomong nenek dari mana? Biar nanti saya bisa menghubungi keluarga nenek'' tanya Hayati. Karna dia lihat pakaian nenek itu sangat bagus. Menurut pekiraan Hayati pasti dia punya keluarga.

'' Biar saja mereka mencari. Nenek sudah lama tidak keluar rumah. Sekarang nenek tidak ingin menghubungi mereka dulu'' jawab Nenek sambil mulai makan.

''Tapi kalau anak-anak nenek mencari gimana? Mereka pasti cemas'' tanya Hayati.

''Anak dan cucu nenek sibuk semua. Biar saja mereka mencari. Sekali-kali mereka harus dibuat seperti itu'' jawab nenek santai.

''Hehe, nenek suka usil ya'' ucap Hayati tertawa.

''Sekali-kali tidak apa. Balasan untuknya karna sibuk terus tanpa ada waktu untuk nenek. Apalagi cucu nenek sudah tua tidak juga menikah'' cerita nenek. Hayati hanya tersenyum mendengar celotehan nenek itu.

''Siapa namamu?'' tanya nenek.

''Hayati nek'' jawab Hayati.

''Nama yang bagus. Kamu kerja disini?'' tanya Nenek.

''Iya''

''Kamu tidak sekolah?''

''Hehe, saya sudah tamat sekolah nek''

''Haah, tapi wajahmu seperti anak SMA saja''

''Hehe, umur saya sudah dua puluh tiga tahun nek. Wajah saja yang awet muda. Jadi orang sering salah mengira'' Hayati tertawa.

''Iya, kamu bukan orang sini ya?''

''Iya, saya orang Bukittinggi''

''Ya Allah urang awak kironyo. Satu kampung kita. Nenek juga asli Bukittinggi. Tapi sudah lama tidak pulang kampung. Karna nenek sudah tua tidak kuat perjalanam jauh''

Mereka kemudian bercerita tentang Bukittinggi sambil tertawa dan bercanda.

Sementara Nila mama Dion baru keluar dari supermarket tidak menemukan mamanya didalam mobil.

''Ya Allah kemana perginya mama'' ucapnya cemas. Nila mencoba menelpon ponsel oma Yenti dan ternyata ponselnya tinggal dimobil. Tasnya juga ditinggalkan dimobil. Nila mencoba mencari disekitar sana dan bertanya kepada orang-orang tapi tidak ada yang melihatnya.

Dion baru saja bertemu kliennya. Dia sedang dijalan kembali kekantor bersama Rahmat. Tiba-tiba ponselnya berdering.

''Hallo ma''

''Sayang gawat hiks,hiks'' suara Nila terputus.

''Gawat kenapa ma?'' tanya Dion.

''Oma kamu hilang'' jawab Nila sambil menangis.

''Apa? Gimana oma bisa hilang ma?'' tanya Dion panik.

Nila kemudian menceritakan kronologinya.

''Sekarang mama dimana . Biar aku kesana'' ucap Dion. Nila memberitahu posisinya. Setelah itu panggilan dimatikan. Dion menyuruh sopirnya ketempat Nila.

''Oma hilang pak?'' tanya Rahmat.

''Iya'' jawab Dion.

''Apa kita lapor polisi saja?'' tanya Rahmat.

''Mana mungkin polisi menerima laporan kalau kurang dari duapuluh empat jam'' jawab Dion.

''Iya juga. Semoga saja oma tidak kenapa-napa'' ucap Rahmat.

''Ntar kamu langsung kembali kekantor. Biar saya yang mencari dengan mama'' kata Dion.

''Iya pak''

Mereka sampai di tempat Nila. Nila langsung memeluk Dion dan menangis. Dia sangat panik memikirkan oma Yenti.

''Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan omamu'' ucap Nila terisak.

''Mama tenang dulu. Apa mama sudah menanyakan semua orang disini?'' tanya Dion.

''Sudah tapi tidak ada yang lihat. Mama juga sudah memberitahu papamu''jawab Nila.

''Ayo masuk kedalam mobil dulu'' ajak Dion.

''Kamu kembali kekantor dulu'' ucap Dion sebelum masuk kedalam mobil. Rahmat mengangguk.

Dion mengemudikan mobilnya menyusuri jalan berlawanan arah dengan rumah makan Hayati. Nila tadi memang menyetir sendiri untuk pergi belanja. Karna oma Yenti ngotot minta ikut Nila memutuskan untuk membawanya. Dia tidak menyangka mamanya akan hilang seperti ini.

''Bagaimana kalau oma tidak ditemukan Atau dia diculik orang?'' tanya Nila masih menangis sambil menutup wajahnya.

''Mama tenang dulu. Aku yakin oma pasti baik-baik saja'' ucap Dion menenangkan Nila.

Dion memberhentikan mobilnya dipinggir. Dia mulai bertanya kepada orang-orang disana sambil menunjukan foto omanya yang ada didalam ponsel. Tapi tidak ada satupun orang yang tahu.

Ponsel Dion berdering.

''Hallo pa'' jawab Dion.

''Apa kamu sudah menemukan oma?'' tanya Aditama.

''Belum pa, ini aku sedang menanyakan kepada orang-orang. Mama dari tadi menangis terus. Dia merasa sangat cemas dan bersalah sekali''jawab Dion.

''Kamu tenangin dulu mamamu. Papa juga sudah menyuruh anak buah papa mencari oma''

''Ya pa'' panggilan dimatikan.

''Dimana oma sekarang. Ya Tuhan lindungilah oma. Kasihan mama pasti merasa terpukul sekali'' gumam Dion.

Dion kembali menanyakan orang-orang disekitar sana. Tapi tidak satupun yang melihatnya. Akhirnya Dion memutuskan untuk mengantar mamanya pulang dulu.

Terpopuler

Comments

Memyr 67

Memyr 67

nenek nenek iseng

2022-09-07

0

🌺awan's wife🌺

🌺awan's wife🌺

Omanya dah sama calon cucu mantu,,,,

2022-07-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!