Hayati sampai di jam gadang. Dia langsung mencari Dea yang sudah menunggunya didepan air mancur.
''Yati...'' teriak Dea melambaikan tangannya. Hayati segera menghampirinya.
''Sudah dari tadi?'' tanya Hayati.
''Lumayan, kenapa lama sekali sampainya?'' tanya Dea.
''Biasalah, ayah dosen mengintrogasiku sebelum kesini dengan banyak pertanyaan yang tidak masuk akal'' jawab Hayati menghembuskan nafas.
''Namanya juga orang tua. Ditambah lagi kamu anak gadis satu-satunya. Jelas mereka cemas'' ucap Dea.
''Tapi dulu waktu uda Hamka seumuran aku ayah dosen tidak pernah seperti ini'' jawab Hayati.
''Ya bedalah. Uda Hamkamu laki-laki kalau kamu perempuan'' ucap Dea.
''Hehe, iya. Ayo kita duduk ditaman bung Hatta dulu. Aku hanya diberi waktu sampai jam sembilan malam'' ajak Hayati.
''Ok, sepertinya kamu sudah tidak sabaran untuk makan kerupuk mie'' goda Dea.
''Gara-gara patah hati, aku ingin makan banyak kerupuk mie malam ini'' jawab Hayati tersenyum.
''Ayo, kita hajar kerupuk mienya'' ucap Dea semangat.
Suasana jam gadang malam ini begitu ramai dengan pengunjung baik dari dalam kota Bukittinggi maupun luar kota. Mereka menikmati suasana malam yang indah dibawah jam gadang. Selain itu jam gadang juga tempat bersantai melepas penat setelah seharian bekerja. Salah satu makanan yang terkenal disana adalah kerupuk mienya.
Hayati dan Dea sampai di taman Bung Hatta. Mereka duduk disalah satu bangku yang sudah disediakan. Hayati langsung memesan kerupuk mie untuk mereka.
''Sudah lama kita tidak kesini ya'' ucap Dea.
''Iss lebay, padahal baru minggu kemaren kita kesini'' jawab Hayati.
''Hmm, kamu tidak bisa mengiyakan gitu. Anggap saja kita pengunjung dari luar kota'' protes Dea.
''Aduh De, mau dianggap bagaimanapun tetap saja kenyataanya kita baru kesini minggu kemaren. Cobalah menerima kenyataan seperti aku menerima ditinggal menikah sama uda Syaiful'' ucap Hayati sedih.
''Eee, kenapa kamu jadi sedih. Aku ngajak kamu kesini supaya kamu bisa melupakannya'' hibur Dea.
''Hiks,hiks, mau aku pura-pura lupa. Tapi rasa sakitnya tidak bisa dihilangkan De'' jawab Hayati menangis. Dea beranjak duduk disamping Hayati.
''Iya, aku tahu. Apa dengan menangis semua akan kembali seperti semula? Memang mengatakan lebih mudah daripada melakukannya. Tapi setidaknya kamu jangan sampai larut dalam kesedihan'' ucap Dea. Hayati menyeka air matanya.
''Nanti cantiknya anak gadis ayah dosen Syamsul Bahri hilang lagi'' ledek Dea. Hayati tersenyum mendengar Dea menyebut nama ayahnya seperti dia meledek ayahnya.
''Hehe, kamu jangan sekali-kali menyebut nama itu didepan ayah dosenku. Bisa diskakmat kamu sama dia dengan penjabaran yang tidak berujung'' jawab Hayati sudah berhenti menangis.
''Iya, aku tahu. Hanya kamu yang bisa menyebut nama ayah dosenmu dengan itu. Tapi kalau dipikir-pikir nama keluarga kalian itu unik-unik ya'' ucap Dea mengalihkan pembicaraan.
''Aku pikir juga begitu. Ayah dosen bernama Syamsul dan bertemu dengan bundo yang bernama Siti . Terus karna ayah dosen pengagum buya Hamka. Dia memberi nama anaknya pertamanya Hamka dan aku Hayati diambil dari nama salah satu buku karya buya Hamka'' Jelas Hayati senyum-senyum sendiri mengingat nama dalam keluarganya.
'' Tapi aku iri melihat keluargamu yang selalu ceria. Ayah dan bundomu selalu ramah dan suka bercanda'' kata Dea. Karena Dea hanya tinggal dengan nenek dan kakeknya. Orang tuanya sudah meninggal saat dia kecil.
''Asal kamu tahu saja. Dikampus ayah dosen yang paling ditakuti loh'' jawab Hayati.
''Ayahmu hebat. Bisa bersikap sesuai tempatnya. Andai aku juga memiliki ayah seperti itu...'' ucap Dea sedih teringat kedua orang tuanya.
''Kamu boleh menganggap ayahku seperti ayahmu sendiri. Nanti aku akan katakan sama ayah. Pasti dia tidak akan menolaknya'' hibur Hayati. Dea tersenyum melihat sahabatnya itu. Tidak lama kerupuk pesanan mereka sampai. Hayati memesan dua kerupuk untuknya. Sedangkan Dea hanya memesan satu.
Mereka mulai memakan kerupuk mienya. Awalnya Hayati bersemangat menghabiskan satu kerupuk mienya tapi waktu makan kerupuk mie yang kedua. Dia menjadi lambat menghabiskannya.
''Mau nambah lagi?'' tanya Dea.
''Tidak, ini saja sudah susah aku habiskan'' jawab Hayati.
''Hmm, tadi semangat mau makan banyak. Baru makan dua sudah menyerah'' ejek Dea.
''Jangan salahkan aku. Salahkan lambungku yang terlalu kecil'' jawab Hayati.
''Iya, badan kecil lambung kecil. Tapi suara besar, haha'' ledek Dea.
''Masih ada kelebihan'' jawab Hayati ikut tertawa.
Mereka melanjutkan makan kerupuk mienya sambil bicara dan bercanda. Setelah puas duduk disana. Dea mengajak Hayati duduk diplataran jam gadang. Disana mereka bisa mendengarkan musik dan lagu yang dibawakan band lokal.
Sementara Dion merasa bosan berada dihotel. Dia ingin berjalan-jalan keluar sebentar. Karna hotelnya berada tidak jauh dari jam gadang. Dion berencana menikmati suasana malam hari disana. Dengan berjalan kaki Dion menuju jam gadang. Tapi udara yang terasa dingin membuat Dion harus menyuruh Teguh mengantarkan jaket untuknya.
Dion sampai dijam gadang. Dia sungguh kagum melihat keindahan dari icon kota Bukittinggi ini. Dia mencari tempat untuk duduk menunggu Teguh.
Hayati dan Dea masih menikmati alunan lagu yang dibawa penyanyi.
''Kamu nyumbang lagu sana. Biar aku bilangin sama mereka'' ucap Dea.
''Aku lagi gak mood bernyanyi'' tolak Hayati.
''Karna patah hati?'' tanya Dea. Hayati tidak menjawab.
''Justru karna patah hati kamu harus menyanyi. Biar rasa sakit dihatimu bisa berkurang'' sambungnya lagi.
''Tapi aku hanya hafal lagu malaysia. Terutama lagu Siti Nurhaliza'' jawab Hayati.
''Gak apa-apa. Kamu nyanyikan saya lagu Siti Nurhaliza, Bukan Cinta Biasa. Suaramu bagus menyanyikan itu'' kata Dea semangat.
''Tapi aku baru patah hati. Masak menyanyikan lagu cinta-cintaan sih'' protes Hayati.
''Udah gak apa-apa. Pas nyanyi jangan bayangkan wajah si Syaiful. Tapi bayangkan wajah orang lain'' ucap Dea berdiri.
''Siapa?'' tanya Hayati binggung.
''Terserah kamu'' jawab Dea berjalan ketempat orang bernyanyi.
''De tunggu...'' teriak Hayati. Tapi Dea tidak mendengar. Dia menghampiri salah satu pemusik. Mereka juga sudah kenal dengan Dea. Karena Dea dan Hayati sering menyumbangkan lagu. Usai bicara Dea kembali ketempat Hayati.
''Katanya setelah ini kamu yang akan menyanyi'' ucap Dea.
''Tapi aku belum bilang setuju kamu langsung pergi'' Hayati masih protes.
''Hehe, semangat sayang'' Dea tersenyum. Hayati hanya mengerucutkan bibirnya melihat Dea. Penyanyi sudah selesai membawakan lagunya.
''Ok, Mari kita panggil salah satu dari pengunjung yang akan menyumbangkan sebuah lagu'' pembawa acara mulai bicara.
''Untuk saudari Hayati kami persilakan'' lanjutnya. Tepuk tangan terdengar menyambut Hayati untuk menyanyi.
Dion yang sedang berada dijam gadang. Terkejut mendengar nama Hayati. Karna penasaran dia berjalan kearah tempat penyanyi tersebut berada.
''Bos, ini jaketnya'' tegur Teguh saat Dion berjalan. Dia sempat terkejut karna terlalu fokus ingin melihat orang yang akan menyanyi.
''Hmm, kenapa kamu lama sekali sih'' protes Dion mengambil jaket dan memakainya.
''Saya sudah berjalan cepat bos. Bahkan sampai berlari'' jawab Teguh.
''Hmm'' Dion tidak menjawab. Dia terus berjalan.
''Anda mau kemana?'' tanya Teguh heran.
Dion tidak menjawab. Terpaksa Teguh mengikuti dari belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Mis Piliang
berdiri telinga dion mendengar namamu yati
2022-07-09
2
🌺awan's wife🌺
walaupun Dion kesel sama hayati tapi denger namanya aja langsung nyari dia😂😂😂😂
2022-07-08
2