14.Bertemu Musuh Bebuyutan

Hayati sampai didepan perusahaan Aditama group.

''Wow perusahaan di Jakarta besar dan tinggi-tinggi. Beda dengan di Bukittinggi hanya jam Gadang yang tinggi'' gumam Hayati kagum.

''Sudah badan kecil tambah kecil aku melihat bangunan ini'' lanjutnya geleng kepala. Setelah turun dari motor dan mengeluarkan plastik bungkusan makanan dari dalam box.

Dia masuk kedalam lobi sambil menenteng kantong yang berisi bungkusan makanan. Karna Hayati tidak tahu dimana orang yang memesan makanannya. Dia pergi ke resepsionis.

''Permisi mbak, saya mau mengantarkan pesanan makanan ke bagian personalia. Apa boleh saya tahu dimana ruangannya?'' tanya Hayati sopan. Resepsionis melihat Hayati yang membawa dua kantong plastik ukuran besar merasa kasihan.

''Ada dilantai dua dek. Apa kamu gak berat membawa dua plastik besar itu. Mau saya suruh satpam membantumu?'' tanya Resepsionis ramah.

''Gak perlu mbak makasih. Saya masih kuat membawanya. Jadi saya harus naik lift yang mana?'' tanya Hayati.

''Lift yang sebelah sana. Ntar pas keluar kamu akan langsung ketemu ruang bagian personalia'' jawab resepsionis. Hayati mengangguk tanda mengerti.

''Ok makasih mbak'' ucap Hayati.

''Maaf dek, kamu gak sekolah?'' tanya resepsionis penasaran. Hayati diam memikirkan mau jawab apa.

''Seharusnya kamu masih sekolahkan. Kalau melihat dari wajah kamu saya yakin kamu pasti masih SMA. Apa orang tua kamu segitu tidak mampunya sampai kamu harus bekerja seperti ini? Tapi mbak salut kamu mau membantu orang tua walaupun hanya jadi pengantar makanan'' lanjut resepsionis dengan wajah iba melihat Hayati.

''Aduh ayah dosen, lagi-lagi anakmu dibilang anak SMA. Maafkan anakmu karna kamu harus disalahkan tidak mampu membiayaiku. Apa besok-besok kalau keluar rumah harus berdandan dengan makeup yang lebih dewasa ya'' batin Hayati masih tersenyum melihat Resepsionis.

''Hehe, iya lumayan untuk nambah uang jajan mbak. Kalau gitu saya permisi'' jawab Hayati masih senyum.

''Ya'' jawab Resepionis masih melihat kearah Hayati pergi.

Hayati sampai didepan lift. Dia berdiri sambil melihat wajahnya.

''Apa karna memakai jilbab seperti ini aku dikiranya anak SMA. Besok harus aku ganti dengan memakai jilbab lilit seribu'' gumam Hayati. Dia tertawa didalam hati memikirkan ekspresi resepsionis tadi.

''Padahal kalau dia tahu umurku pasti dia syok. Untung aku baik hati tidak menyebutkannya'' sambungnya lagi. Pintu lift terbuka Hayati langsung masuk dan menekan nomor dua.

Tidak lama Hayati sampai dilantai dua. Ternyata yang dikatakan resepsionis benar dia langsung sampai didepan ruang personalia. Hayati langsung masuk kedalamnya. Semua karyawan disana sedang sibuk bekerja.

''Permisi'' sapa Hayati sambil senyum.

''Ya dek ada yang bisa kami bantu?'' tanya salah satu karyawan cewek.

''Saya mengantarkan pesanan nasi dari rumah makan Bundo'' jawab Hayati.

''Ooo, duh imut yang ngantar. Apa rumah makan bundo sekarang memperkerjakan anak dibawah umur'' ucap karyawan yang lain.

''Hehehe, yang penting pesanannya sampai tepat waktukan mbak'' jawab Hayati. Dia menghela nafas dengan reaksi karyawan disana.

''Apa boleh saya cek dulu pesanan kami?'' tanya seorang cewek. Sepertinya dia kepala disana.

''Boleh buk'' jawab Hayati. Dengan senang hati Hayati mengeluarkan bungkusan nasi yang mereka pesan. Sambil bercanda dia melayani setiap pertanyaan karyawan disana.

Dion baru saja keluar dari ruang meeting yang berada di lantai dua. Dia berencana mau pergi makan siang keluar.

''Huft, hanya dua minggu saya tinggalkan tapi semua yang dikerjakan berantakan'' ucap Dion kesal.

''Saya juga tidak mengerti pak. Kita lihat bagaimana laporan mereka besok'' ucap Rahmat asisten Dion sekaligus temannya.

''Kita makan siang dulu. Saya sudah lapar'' ucap Dion. Saat melewati ruang personalia. Dion mendengar suara ribut disana.

''Apa yang sedang mereka lakukan?'' tanya Dion penasaran. Spontan kakinya berjalan menuju ruang personalia di ikuti Rahmat.

''Apa yang dikerjakan bagian personalia sampai suaranya terdengar keluar. Padahal Dion sedang kesal-kesalnya. Pasti mereka akan dimarahi'' batin Rahmat.

''Kamu sekolah dimana dek?'' tanya salah satu karyawan cowok.

''Kenapa tanya. Mau bayarin biaya sekolah saya?'' tanya Hayati.

''Haha, minta dibayarin masnya aja. Dia punya banyak duit'' teriak karyawan cewek yang lain sambil tertawa.

''Logat bicaramu lucu'' kata yang lain.

''Aku emang lucu, imut dan cantik'' jawab Hayati sambil bergaya. Suasana menjadi sunyi saat salah satu karyawan melihat Dion dan Rahmat berdiri dipintu.

''Kok diam mbak-mbak dan mas-mas. Kalau ndak ada yang mau dibicarakan cepat bayar bonnya'' ucap Hayati heran. Di belum tahu kalau Dion ada disana.

''Siang pak Dion. Ada yang bisa kami bantu'' kata kepala bagian personalia. Diikuti wajah takut menunduk karyawan lain.

Hayati yang tidak tahu kenapa semua karyawan seperti itu dia memutar badannya melihat kearah pintu.

''Kamu, Anda'' teriak mereka berdua serentak. Hayati terkejut melihat orang yang musuh bebuyutan didepannya. Begitu dengan Dion. Suasana hatinya yang memang sudah kesal bertambah kesal melihat Hayati.

Yang tidak kalah kagetnya lagi semua karyawan serta Rahmat melihat reaksi mereka berdua.

''Apa-apaan ini? Suara kalian sampai terdengar keluar? Apa kalian tidak bekerja? Mau saya pecat kalian semua?'' teriak Dion kesal. Dia melihat dengan wajah dingin kepada semua karyawan. Suasana hening dan mencekam. Semua karyawan tidak berani menjawab pertanyaan Dion. Jangankan menjawab melihat wajahnya saja takut. Walaupun sebagaian karyawan cewek mengagumi kegantengan Dion.

''Kenapa dipecat. Mereka hanya mau makan siang'' jawab Hayati.

''Kamu bisa diam. Saya tidak bertanya kepada kamu'' hardik Dion menatap tajam kearah Hayati.

'' Saya bukan karyawan anda. Kenapa saya harus diam'' jawab Hayati melototin Dion. Dion merasa dirinya dianggap remeh didepan karyawan merasa tidak terima.

''Hei anak kecil, kenapa kamu ada disini? Apa kamu mengikuti saya karna kamu fans sama saya'' ejek Dion pede.

''Idih kepedean amat om, terserah saya mau berada diJakarta atau di Papua. Presiden saja tidak melarang'' jawab Hayati tidak mau kalah. Rahmat menahan tawanya mendengar jawaban Hayati.

''Terus kamu ngapain disini?'' tanya Dion menahan kesalnya. Apalagi sampai dipanggil om sama Hayati.

''Saya mengantar nasi bungkus'' jawab Hayati santai.

''Aduh-duh, apa kamu dipecat kerja dikampungmu sampai jadi pengantar makanan disini?'' ledek Dion. Dia ingin mempermalukan Hayati.

''Yang penting halal dan tidak mengemis'' jawab Hayati santai. Dion tambah kesal.

''Hei kalian, mengapa sampai beli nasi bungkus segala. Bukannya dikantin perusahaan tersedia semua makanan yang kalian inginkan?'' tanya Dion meninggi.

''Hello om, terserah mereka mau beli nasi bungkus atau apalah. Mungkin mereka bosan dengan makanan dikantin anda. Lagian bukan uang anda juga yang mereka minta untuk membelinya'' jawab Hayati.

''Tapi mereka saya yang gaji. Berarti uang mereka dari saya'' ucap Dion tidak mau kalah.

''Tentu iya harus anda gaji. Karna mereka bekerja disini. Mereka bukan menerima uang dengan cuma-cuma dari anda. Tapi mereka mendapatkan uang dengan keringat mereka sendiri'' jawab Hayati santai.

''Kamu...'' Dion mengertakan giginya.

Susana makin tegang disana. Rahmat merasa kagum melihat Hayati yang berani menjawab Dion. Dia bahkan sampai penasaran dengan Hayati.

Terpopuler

Comments

🌺awan's wife🌺

🌺awan's wife🌺

ayo Hayati,,, jangan mau kalah Ama Dion

2022-07-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!