Hayati sampai dirumahnya. Terlihat ayahnya sedang duduk menikmati secangkir teh panas dan goreng pisang plus ketan diteras rumah. Setelah turun dari motornya Hayati menghampiri ayahnya.
''Assalamu'alaikum ayah dosen'' Hayati memberi salam sambil mencuim tangan ayahnya.
''Wa'alaikumsalam, anak gadis ayah yang tercantik'' jawab ayahnya.
''Hmm, enak sekali hidup ayah. Sore-sore bersantai sambil menikmati goreng pisang pakai ketan.'' sindir Hayati duduk dikursi satunya lagi. Tanpa aba-aba dia langsung memakan goreng pisang pakai ketan.
''Ya iyalah. Ini buatan mantan tercinta ayah yang tiada duanya'' jawab Ayah Hayati bangga.
'' Mantan tercinta apa mantan terindah?''
''Dua-duanya''
''Masih ada lagi gak yah?'' tanya Hayati.
''Ini spesial untuk ayah. Untuk kamu lain kali saja'' jawab Ayahnya asalan.
''Iss, Mantan tercinta ayah tidak ingat sama anak sendiri. Kalau gitu Yati cari bundo baru saja. Masak ayah Syamsul Bahri saja yang dibuatkannya'' ucap Hayati agak keras biar bundonya dengar.
''Eleh, eleh. Siapa yang pilih kasih?'' tanya suara perempuan yang keluar dari dalam rumah.
''Kata ayah, bundo memasakan goreng pisang hanya untuk ayah saja. Untuk Yati tidak ada'' Hayati langsung mengadu dengan wajah cemberut.
''Ayaah, suka sekali buat anak kesal'' tegur bundo Hayati.
''Hehe, ayah hanya bercanda bun. Serius'' jawab ayah sambil mengangkat dua jarinya dan tersenyum.
''Tuh, kamu dengarkan. Ayahmu hanya bercanda. Didalam masih banyak goreng pisangnya. Sekarang kamu mandi dulu sudah bau keringat. Anak gadis baunya kok seperti ini'' ucap Bundo Hayati.
''Ok bundo Siti Nurbaya, hehe'' jawab Hayati. Dia langsung masuk kedalam rumah.
''Hmm, ini gara-gara nama ayah Syamsul. Anakmu sering meledek bundo. Coba sekali-kali bundo dipanggil Siti Nurhaliza lebih modren dikit'' protes Bundo Hayati.
''Mana bisa bun. Pasangan Syamsul Bahri dari dulu Siti Nurbaya. Kalau ditukar jadi Siti Nurhaliza nanti nama ayah bertukar jadi Datok Sri Khalid'' jawab Ayah Hayati santai sambil menyeruput tehnya. Bundo memonyongkan mulutnya mendengar jawaban suaminya.
''Huft, Bukan Datok Sri Khalid tapi ayah lebih mirip dengan datuk maringgi'' ledek Bundo Hayati.
''Datuk maringgi, datuk maringgi laaah. Yang penting bundo suka'' jawab Ayah Hayati.
''Suka karna terpaksa, hehe peace ayah'' ucap Bundo Hayati masuk kedalam rumah.
''Eeh malah masuk kedalam rumah. Bundooo sini dulu temani ayah ngeteh'' teriak ayah Hayati. Tapi tidak ada jawaban dari dalam rumah. Akhirnya ayah Hayati hanya bisa menghela nafas.
''Nasib ditinggal anak dan istri kedalam rumah terpaksa minum teh sendiri diteras'' keluhnya.
Setelah magrib Hayati keluar dari kamarnya. Dia hanya melihat bundonya duduk diruang tamu masih memakai mukena.
''Ayah dosen mana bun?'' tanya Hayati mengahampiri dan duduk disebelah bundonya.
''Masih dikamar, kamu mau kemana pakai jilbab dan jaket gini?'' tanya Bundonya heran.
''Dea ngajak duduk ditaman bung Hatta'' jawab Hayati.
''Benaran hanya pergi dengan Dea?'' tanya Bundo penuh selidik.
''Iya Bundo sayang, mau pergi sama siapa lagi kalau bukan sama Dea. Hanya Dea sahabat Yati'' jawab Hayati.
''Mana tahu kamu keluar dengan laki-laki'' ucap Bundo.
''Kalau Yati keluar dengan laki-laki bisa-bisa aku dingantung ayah dosen nanti'' Jawab Hayati dengan ekspresi takut.
''Ekhem, siapa yang menyebut nama ayah. Tadi siang juga gitu. Sampai-sampai ayah bersin karna disebut orang itu. Kalau ketemu ayah tuntut dia dengan pasal berlapis'' ucap Ayah tiba-tiba.
''Haha'' Hayati tertawa mendengar ayahnya mau menuntut orang.
''Aduh Bundo, ada yang menyebut ayah dosen. Jangan-jangan ada yang suka sama ayah'' Hayati memanas-manasi Bundonya. Dia pura-pura tidak tahu kalau sebenarnya dia yang mengumpat ayahnya tadi siang.
''Siap juga yang mau dengan ayahmu ini. Sudah tua, dikampus terkenal dengan dosen killer. Hanya bundo yang seorang yang mau dengannya'' jawab Bundo santai.
''Biar dikampus galak, tapi dirumah ayah yang paling penyayang'' ucap Ayah pede ikut duduk disalah satu sofa.
''Ya, ya. Kalau mendengar ayah dan bundo berdebat pasti lama. Ayah, Yati izin keluar sebentar'' kata Hayati mengakhiri perdebatan mereka.
''Mau kemana?'' tanya ayah mulai serius.
''Ketaman bung Hatta, Dea ngajak duduk sambil makan kerupuk mie disana'' jawab Hayati. Kalau masalah keluar malam ayahnya selalu tegas. Dia harus tahu dengan siapa Hayati pergi.
''Serius kamu pergi dengan Dea?'' tanya ayahnya penuh selidik seperti bundonya tadi.
''Iya, kalau ayah tidak percaya telepon saja Dea. Lagian selama ini aku tidak pernah bohong sama ayah'' jawab Hayati serius.
''Mana tahu kamu pergi keluar sama si Syaiful itu'' ucap Ayah tidak suka.
''Hmm, tenang saja. Yati dan uda Syaiful sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi'' jawab Hayati murung.
''Serius?'' ucap bundo dan ayah serentak kaget. Mereka seakan tidak percaya. Selaam ini ayah Hayati tidak setuju anaknya pacaran dengan Syaiful. Entah kenapa firasatnya mengatakan kalau Syaiful bukan laki-laki yang baik untuk Hayati. Tapi karna Hayati bersikeras mengatakan Syaiful laki-laki yang baik. Akhirnya ayahnya setuju mereka berhubungan. Lagipula mereka juga pacar jarak jauh. Jadi untuk semetara mereka tidak bertemu. Sampai ayah Hayati bisa meyakinkan Hayati untuk tidak berhubungan dengan Syaiful.
''Iya, dia mau menikah dengan orang lain'' jawab Hayati hatinya kembali terasa sakit.
''Tuhkan ayah selalu benar dalam menilai seseorang. Dari awal dia bukan orang yang baik untukmu. Sikapnya seperti dibuat-buat. Tidak tulus dari dalam hati'' ucap Ayahnya.
''Iya, maaf Hayati tidak mendengarkan ucapan ayah selama ini'' jawab Hayati penuh penyesalan.
''Yang penting tidak terlambat untukmu mengetahui dan menyesal'' ucap Bundo mengusap kepala Hayati penuh kelembutan.
''Ya udah ayah izinkan kamu keluar dengan Dea malam ini. Tapi harus pulang sebelum jam sembilan malam'' kata Ayah.
''Jam sepuluh tidak boleh yah? Yati bukan anak SD lagi yang harus tidur sebelum jam sembilan'' nego Hayati
''Tidak ada tawar menawar. Kamu itu anak gadis. Tidak baik keluar terlalu malam. Kalau tidak terima tidak usah pergi'' jawab Ayah tegas.
''Hmm, ya udah.Hayati pergi sekarang'' ucap Hayati. Dia tidak mau berdebat lagi dengan ayahnya. Takutnya tidak diizinkan pergi keluar.
''Kamu tidak makan malam dulu?'' tanya bundo.
''Kalau Yati makan malam. Nanti tidak sanggup lagi makan kerupuk mienya'' jawab Hayati.
''Iya, jangan lupa bungkuskan untuk ayah pulang'' ucap Ayah.
''Bundo juga'' tidak mau kalah.
''Hmm, tadi mau keluar aja di introgasi seperti penjahat. Tapi menyangkut makanan suruh bungkus'' ejek Hayati.
''Hehe'' Mereka tertawa.
Setelah pamit Hayati langsung pergi ke Jam Gadang yang tidak beberapa jauh dari rumahnya. Dia mengendarai motor matic kesayangannya. Dea juga sudah mengabari kalau dia sudah berada di Jam Gadang.
Hayati merasa lega bisa keluar malam ini. Karna kalau dia tetap dirumah. Mungkin hati masih sedih memikirkan Syaiful. Hayati ingin secepatnya melupakan Syaiful.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Lia Putri
pertama kali ke jam gadang nyoba krupuk mie ...enak banget
2022-11-08
0
Memyr 67
lebih baik tau cowoknya selingkuh sebelum nikah. jadi kalau putus, tidak terlalu berbekas
2022-09-07
0
🌺awan's wife🌺
alea Hayati,,,,sama2 bagus
2022-07-08
2