Bab 20

Kini Niko sedang menuju keperusahaan nya, sekertaris Zen mengemudikan mobilnya dengan cepatan sedang, sedangkan Niko memberikan instruksi kepada Zen agar selalu menjaga pola makan Levina.

"Zen."

"Iya tuan."

Ada apa kenapa tuan muda terlihat serius sekali seperti ini, pasti menyakut nona Levina.

"Jaga pola makan Levina, jangan sampai dia telat makan atau memakan makanan yang tidak sehat atau tidak bergizi, kau mengerti Zen."

"Siap tuan muda, dilaksanakan."

Sepanjang jalan mereka hanya membahas tentang Levina saja, tidak selang lama mereka sampai di gedung megah perusahaan Niko, mereka di sambut oleh security yang sedang berjaga di perusahan tuan muda Niko.

Niko dan Zen sudah memasuki lift yang menuju ruang Presdir, mereka berpisah setelah keluar dari dalam lift, Niko menuju ruangnya, Zena pun menuju ke ruangan nya juga.

Mereka kini sedang berkutat dengan urusan mereka masing masing, sekertaris Yona masuk sambil membawa sejumlah tumpukan kertas di tangannya yang akan ditanda tangani oleh Presdir Niko, sekertaris Yona kini sudah menyerahkan semua berkas-berkas penting itu, kemudian keluar.

Niko kini sedang bercibaku dengan sejumlah tumpukan berkas yang harus dia baca satu persatu itu, kemudian Niko memegang gagang telpon .

"Bawakan saya kopi ke ruangan saya sekarang." Sarkas Niko sambil agak sedikit berteriak .

"Baik tuan muda."

Sekertaris Yona masuk sambil membawa kopi panas yang dimintak tuan muda Niko.

"Permisi tuan, ini kopi pesanan tuan."

"Iya letakkan saja disana."

Ucap Niko tanpa melihat siapa yang membawakan kopi untuk nya, Niko masi sibuk dengan kertas - kertas yang menumpuk dimeja kerjanya, sambil sesekali Niko melihat layar laptop nya.

°°°

Ditempat lain Gisel sedang memikirkan Niko, dia mencoba menebak - nebak yang di lakukan Niko sampai hal terburuk yang dipikirkan Gisel menari - nari di kepala nya.

"Apa Niko sekarang sedang bermesraan ya sam gadis itu secara Niko kan sangat menginginkan anak, mungkin saja sangking mengebetnya Niko menginginkan anak dia melakukan hal itu secara berulang**.

Gisel menepuk nepuk jidat nya, dia yakin sekali kalau Niko tidak mungkin melakukan itu secara, Niko saja tidak suka dengan dia, Niko hanya ingin anak dari Levina.

Gisel mondar mandir kesana dan kemari, dia belom rella melihat Niko meninggalkan dirinya demi Levina yang sempurna itu.

Bagi Gisel Levina wanita yang beruntung, karena dia bisa mengandung dan memiliki anak dari rahimnya sendiri, sedang Gisel dia tidak bisa memiliki anak dari rahimnya sendiri, jika mengingat hal itu hati Gisel merasa sakit seperti di sayat sayat oleh pisau.

Gisel pun mencoba menyakinkan dirinya bahwa semua pikiran buruk yang ada di kepala nya itu sama sekali tidak akan pernah terjadi.

"Ya tuhan kenapa engkau tidak membiarkan aku memiliki anak dari rahimku sendiri, apa salah aku tuhan hikss hikss hikss."

"Semua yang aku miliki sejak aku lahir ke dunia ini sama sekali tidak aku inginkan aku hanya ingin memiliki seorang anak yang aku lahirkan sendiri dari rahim ku, tapi apalah daya aku tuhan engkau sudah membuat takdir ku seperti ini dan harus aku jalanni dengan lapang dada dan ikhlas."

Gisel Pinkan Fetrichia, anak tunggal dari ibu Windi Pinkan, mencoba menarik napas dalam, mungkin saat ini cuman itu yang dapat Gisel lakukan untuk menenangkan hatinya yang sedang hancur.

Tidak beberapa lama handphone Gisel berdering cukup keras, dan dilihat ternyata yang menelpon Gisel adalah Niko, betapa girang dan bahagianya Gisel ketika mendapati suami tercinta nya menghubungi dirinya.

"Hallo sayang, kamu apa kabar, aku kangen sama kamu sayang." Pertanyaan sekaligus mengungkapkan perasaan yang dia rasakan saat itu.

"Heii sayang, aku baik - baik saya kau kenapa seperti tidak bertemu dengan ku selama setahun saja, kita tidak tidur berdua cuman satu malam sayang dan kau sudah sekangen ini kepada ku."

Ucap Niko yang membanggakan diri kepada Gisel, karena Niko merasa dirinya sangat dicintai oleh istri cantiknya Gisel itu.

"Jadi gemes deh sayang, kalau membayangkan mimik wajahnya mu." Tertawa senang Niko membuat muko Gisel cemberut.

"Iya sudah kamu kerja lagi sana, oh iya nanti kalau kamu pulang hubungi aku begitupun jika kamu tidak pulang ya." Ucap Gisel sambil ingin mematikan telponnya tapi di halang oleh Niko.

"Tunggu."

"Apa lagi."

"Kamu belom mencium ku sayang."

"Hemm baiklah sayang maafkan aku yang lupa menciummu, emuahhh aku mencintai mu sayangku."

Gisel mengakhiri telpon lebih dulu. Niko yang berada di sebrang sana merasa hatinya banyak ditumbuhi bunga - bunga dia seperti ingin melayang di udara .

Kemudian setelah panggilan terputus Niko kembali lagi menatap kertas dan laptop nya.

Pintu diketuk dari luar, tokk tok tok.

"Masuk."

"Mohon maaf tuan tadi ada pemberitahuan kalau hari ini ada meeting secara mendadak oleh para pemegang saham, yang ada di luar kota."

"Baiklah jam berapa meeting nya dimulai Zen."

"Sekitar 1 jam lagi tuan."

Zen pun keluar dari ruang Presdir Niko, Zen kembali lagi ke ruangnya, dia mencoba mengontrol Levina dari kejauhan, terlihat sekali kalau Zen berulang ulang menelpon pelayan yang ada diapartem mengingat kan waktu Levina makan, minum vitamin, makan buah buahan, berolahraga berjemur dan lain-lain nya.

Waktu sudah satu jam Zen menghampiri peredir Niko, ternyata tidak perlu diingatkan Zen lagi rupanya, para pegang saham, dan Presdir Niko sudah saling tersambung dan sekarang mereka sedang meeting membicarakan bagaimana jalanya perusahaan apakah baik atau tidak .

Sekertaris Zen berdiri di samping Niko, dia juga ikut dalam meeting itu walaupun tidak berbicara seperti Niko.

Kini meeting sudah usaii saatnya Niko, Zen beristirahat makan siang, para karyawan yang lainnya sudah berhamburan ada yang memakan makan yang dia bawa dari rumah ada yang pergi ke kantin untuk membeli makan siang, dan ada juga yang memanfaatkan moment istirahat itu sebagai pelepas penat karena pekerjaan, sambil berbincang-bincang dengan sesama rekan kerja, dan ada juga karyawan yang makan di luar entah itu bersama pacarnya atau anak dan istrinya, semua mereka manfaatkan dengan baik.

Sedangkan Zen dan Niko mereka lebih memilih makan di luar kantor mereka menuju ke sebuah restoran terkenal yang ada dikota itu .

Seorang pelayan wanita mendekati meja Niko dan Zen wanita itu meyodorkan sebuah buku menu, kemudian Niko menjatuhkan pilihannya.

Niko memesan chicken cordon blue, sedangkan Zen memesan cream sup chicken dan untuk minumannya Niko memilih sebuah jus segar sedangkan Zen lebih memilih cappucino dingin.

Tidak beberapa lama makanan mereka sampai dimeja, dan seorang pelayan itu menyerahkan kan pesanan sesuai dengan yang mereka pesan, mereka pun makan dengan hikmat, tidak bicara sepatah katapun.

Waktu istirahat sudah habis para karyawan pun juga sudah kembali ke rutinitas mereka masing masing, sedangkan Zen dan Niko mereka baru saja menghabiskan makannya.

JANGAN LUPA LIKE DAN BOOM VOTENYA TERIMA KASIH SEMOGA SUKA😍😍

Terpopuler

Comments

Akbar

Akbar

aq kasian ama giselny, sakit bnget ya

2020-11-23

0

Carmelia Sake

Carmelia Sake

Tetap semangat ya thor, aku dmsudah memberi like tiap episodenya.

Tetap saling dukung ya

2020-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!