Bab 4

Sekertaris Zen pun sudah datang dikediaman Niko.

Niko sudah selesai dengan sarapan pagi nya dia pun segera berpamitan dengan istri dan juga papa, mama nya.

"Ma niko pergi kerja ya."

"Iya sayang kamu hati hati dijalan."

Niko pun mencium tangan mama papa nya tidak lupa dia juga mencium kening istrinya, Gisel pun tunduk dan mencium tangan Niko.

Niko sudah berada didalam mobil yang dikendarai Zen, sepanjang jalan mereka tidak banyak bicara hanya membicarakan tentang bisnis dan pertemuan pertemuan apa dengan siapa saja hari ini, cuman itu yang mereka bicarakan setelah itu keadaan pun kembali hening, tidak beberapa lama mereka sampai di gedung yang besar dan megah itu mereka saat ini sedang menuju ke lift sambil menyapa karyawan karyawan yang menyapa mereka, kini mereka sudah berpisah sekertaris Zen langsung masuk kedalam ruangannya sedangkan pesdir Niko masuk dalam ruangan nya.

Niko pun menelpon bagian pentri untuk membuatkan kopi panas kedalam ruangannya, mereka pun dengan sigapnya membuatkan kopi sesuai selera bos besar nya itu, kopi yang tidak terlalu manis, kopipun kini sudah mendarat dimeja peresdir Niko.

Niko menghirup kopinya, tiba tiba pintu dari luar di ketuk.

Tok.. Tok.. Tok.

"Masuk."

"Permisi tuan, saya mau membicarakan tentang gadis itu kepada tuan muda."

"Baiklah bicaralah."

Sekertaris Zen pun langsung membicarakan perihal tentang gadis itu.

"Jadi kapan tuan muda bisa bertemu dengan gadis itu."

"Atur saja saya percaya kan semuanya sama kamu."

"Baiklah kalo begitu, saya permisi tuan."

Zen pun langsung keluar dan menuju ruangannya dia langsung menelpon Levina

Zen ingin memberi tahu kan kalo besok tuan muda Niko akan datang menemui dia.

Panggilan terhubung.

Tut.. Tut.. Tut.

"Hallo sekertaris Zen."

"Hallo, tuan muda Niko besok siang akan bertemu dengan kamu di jalan xxx jadi saya harap kamu datang tepat waktu, dan satu hal lagi tuan muda Niko suka sama orang yang bersih jadi saya harap kamu tidak mengecewakan tuan muda, atau hal ini akan batal kalo seandainya tuan muda tidak menyukai orang yang akan menampung sp*rm* nya nanti."

Sekertaris Zen mengucapkan setiap kalimat itu dengan nada yang tegas, sehingga Levina pun sedikit takut dan gugup mendengarnya.

Dengan suara terbata bata Levina menjawab.

"Iya nona saya akan pastikan semua akan berjalan lancar dan semoga saja saya tidak mengecewakan."

Sebenar nya hati Levina sakit, mengatakan hal hina seperti itu, tapi mau gimana lagi dia tidak punya pilihan lain, dia harus melakukan hal ini, ibu dan adiknya sangat membutuhkan uang itu, jadi dia harus berjuang dan harus merelakan harta yang sangat dia jaga itu, harta satu satu nya yang paling berharga miris sekali nasip Levina.

"Baiklah, semoga berhasil."

"Iyaaa."

Mereka pun mengakhiri panggilan telpon itu, di tempatnya saat ini Levina sedang merenung mengkira kira kejadian apa yang akan dia alamai nanti, tapi dia juga membayangkan kalo nanti, seandainya dia tidak mengecewakan tuan muda nanti, mangka pengobatan ibu dan adiknya akan terjamain.

"Adik ku nanti akan sembuh dan bisa bersekolah layaknya orang orang yang seusia dengan nya sedangkan ibuku dia nanti akan sembuh dan kami akan hidup bahagia."Gumam Levina dalam hati.

Tapi seketika dia teringat dengan omngan sekertaris Zen kepadanya tadi, sepanjang malam itu dia mencari cari baju yang dikira cocok dan pantas untuk dia kenakan besok, baju celana kini sudah berserakan dimana dimana, dan pada akhirnya dia menjatuhkan pilihan pada baju dress yang berwarna kream.

JANGAN LUPA LIKE DAN COMEN DAN TIDAK LUPA JADIKN NOVEL INI SEBAGAI FAVORIT ❤YA TERIMAKASIH SEMOGA KALIAN SUKA DAN TERUS DUKUNG YA

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***