"Ayo turun, kita sudah sampai"
**
Stella pun turun dan memandang rumah didepannya ini.
Tampak luar sudah mewah dengan dua tiang yang besar di bagian teras dan lampu besar di bagian tengah dengan bangunan dua lantai ala roma klasik.
Sensasi klasik juga sangat terlihat dari ukiran yang ada pada bagian depan atap tengah dan warna putih pada seluruh bangunan.
'Kerja keras yang sempurna' 'Tapi kalau diperhatikan memang tidak berbeda jauh dengan desain rumah Golden' batin Stella kagum
Berbeda dengan Stella yang terlihat kagum, Callista justru terlihat mematung dan penuh beban. Mengepalkan tangannya erat, menarik nafas panjang dan dalam lalu melangkah lurus kedepan.
Pintu rumah dibuka dan membuat Callista kaget melihat rumahnya bersih dan rapih. Bukankah tidak ada yang tinggal disini selama 2 tahun? Eh tapi tunggu, satpam pun masih ada tadi? Jangan bilang pelayannya pun masih bekerja disini?
"Bi Asri, Bi, Bibi" teriak Callista penasaran,
Seorang wanita paruh baya keluar dari dalam dengan berlari kecil lalu kaget melihat Callista didepan nya "Non? Nona,.. Nona Lie? Benar ini Nona Lie?" matanya berkaca-kaca melihat Callista dihadapannya.
"Bibi ?!" sambut Callista kaget. "Bibi kenapa bisa masih disini? Aku sudah tidak membayar gaji bibi 2 tahun, kenapa bibi tidak pergi mencari pekerjaan lain?" sambil memegang tangan Bibi Asri erat
"Nona, Bibi tetap ingin tinggal disini menjaga Nona. Tuan pun menyuruh kami untuk selalu menjaga rumah ini setiap hari." tersenyum sambil menengok ke arah Stella. "Maaf saya mengabaikan Nona, silahkan duduk dulu Nona. Akan Bibi buatkan minuman segar" melangkah pergi ke dapur.
"Hei, apa ada saudaramu yang menghandle rumah ini?" bisik Stella pada Callista yang sedang menyender santai "Aku tidak tau siapa, aku anak tunggal disini. Kita tanya setelah bibi kembali"
"Nona Lie, ini Bibi bawakan minum dan makanan ringan untuk Nona dan teman Nona. Silahkan diminum Nona" katanya sambil memandang Lie dan Stella.
"Bi, Callista. Bukan Lie. Ini temanku Stella Bi" jelas Callista
Bibi Asri sedikit terkejut, Nona Lie tidak suka dipanggil lain selain Lie sejak dulu. Tapi hanya mengangguk "Baik Nona"
"Bi, tadi Bibi bilang disuruh Tuan menjaga rumah. Siapa Bi? Ayah dan Ibu sudah tidak ada" suaranya terdengar sedih ketika menyebut Ayah Ibu nya.
"Bibi sangat sedih terhadap apa yang terjadi pada Tuan Besar dan Nyonya. Bibi masih di izinkan bekerja disini oleh Tuan Romie, Nona. Tuan Romie suka kembali kesini, sedangkan Nyonya dan Tuan Dala hanya sesekali datang kesini untuk mengecek saja Nona." terangnya.
Seketika tubuh Callista menegang mendengar nama Romie disebut, gelas ditangannya hampir jatuh terlepas dari tangannya. Tangannya gemetar dan lemas sekali.
Stella pun tersontak kaget mendengarnya, melirik ke arah Callista dan mengambil gelas ditangannya lalu diletakan dimeja.
"Nona? Ada apa Non? Apa Nona sakit? tanya Bibi cemas dan kaget melihat reaksi Callista.
Callista tidak menjawab. Ia hanya diam, lidahnya kaku untuk menjawab. Berdiri dan pergi menaiki tangga tanpa mengucapkan apapun.
"Bibi tenang saja, saya akan menemani Callista." ucap Stella menenangkan, karna Bibi Asri yang terlihat khawatir.
"Terima kasih Nona Stella, tolong jaga Nona Callista. Saya kebelakang dulu untuk menyiapkan makan siang."
Stella mengangguk dan menaiki tangga menghampiri Callista.
Stella mendengar suara barang terjatuh lalu berlari menghampiri ruangan itu dengan khawatir.
Stella berdiri tepat didepan pintu sebuah ruangan. Hawa dingin, suram, mencekam mendominasi ruangan itu. Sulit dijelaskan, hingga membuatnya merinding.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments