Dengan perasaan lega, Al dan yang lainnya pun pergi dari Rumah Via.
Sedangkan Via sendiri langsung masuk ke kamar anak-anak nya.
"Yogi, bereskan semua barang-barang berharga mu dan Adik mu ya, Nak" ucap Via lembut.
"Lakukan saja dan jangan banyak tanya, Nak" ucap nya lagi.
Yogi mengangguk patuh, meski tersimpan banyak pertanyaan di benak nya.
Via sendiri pun langsung ke kamar nya, dia membereskan beberapa pakaian dan juga berkas penting milik nya.
"Nak, ayo cepat" ajak Via sambil teriak pada kedua anak nya.
"Iya Bun" balas Yogi dari dalam kamar.
Vio sendiri hanya diam, dia ikut apa kata Abang dan Bunda nya saja.
Setelah siap, Via melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang.
***
Sedangkan di Apartemen Daffa, mereka baru saja sampai dan memilih duduk di sofa ruang tamu.
"Al, apa kamu sudah memerintahkan anak buah mu untuk menjaga Via disana?" tanya Arion.
"Ah untung loe ingetin, bentar gue telpon anak buah gue dulu" ucap Alvredo cepat.
Al pergi dari sana untuk memberi perintah, sedangkan yang lainnya tetap disana.
"Ada apa, sayang?" tanya Daffa pada Ajeng.
Huh.
Ajeng membuang nafas dengan kasar, dia lalu menatap Suami dan Arion bergantian.
"Apa kalian tidak merasa bahwa Via seperti merencanakan sesuatu" ucap Ajeng dengan serius.
"Maksud mu?" tanya Al yang baru saja kembali dari dapur.
"Bang, saat aku makan malam di Mall tempo lalu itu bersama dengan Via dan anak-anak nya. Aku bertanya soal kalian dan apa kalian tahu bagaimana respon nya?" jelas Ajeng.
"Dia sangat marah dengan berapi-api, bahkan aku melihat sorot mata yang menahan amarah dan kecewa disana. Namun berbeda dengan tadi saat kita disana dan saat kita pergi, dia terlihat mengatur nafas agar tenang dan tidak tersulut emosi" jelas Ajeng kembali.
Ketiga nya diam, mereka mencerna semua ucapan Ajeng dan mengingat kembali bagaimana respon Via sejak kedatangan mereka ke Rumah nya.
Brak.
"Al, coba tanya anak buah mu apa Via masih ada disana atau tidak" ucap Daffa dengan menggebrak meja.
Al mengangguk, Arion dan Ajeng pun menghela nafas kasar bahkan terlihat sangat gusar.
"Bagaimana kita tidak menyadari bahwa Via sedang merencanakan sesuatu" ucap Arion dengan kesal.
"Kita terlalu bahagia karena Via ternyata memaafkan kita semua nya, namun di balik itu semua kita juga lengah" balas Daffa lirih.
"Kenapa kita bisa ceroboh gini, pantas saja dia terus saja mencoba tenang dan santai. Kalau dia tidak merencanakan sesuatu pasti dia akan memaki kita habis-habisan" ucap Ajeng dengan menundukan kepala.
Ketiga nya menunggu kabar dari anak buah Al, mereka berharap bahwa Via masih disana bersama dengan anak-anak.
"Ahh sial, mereka sudah pergi sejak kita pergi" ucap Al dengan prustasi.
"Ayo cepat kita berpencar mencari mereka, aku yakin Via belum jauh dari sana" ajak Al dengan cepat.
Mereka mengangguk, Daffa bersama dengan Ajeng ke Rumah Via terlebih dulu. Sedangkan Al dan Arion menyusuri jalanan ataupun ke terminal dan bandara.
Kedua mobil mewah tersebut pun melaju dengan cepat, mereka tidak ingin sampai kehilangan jejak Via kembali.
"Coba kamu telepon sayang" ucap Daffa.
"Iya Mas, aku akan coba" balas Ajeng cepat.
Ajeng mencoba menelponnya beberapa kali, namun nomor Via sudah tak aktif bahkan nomor Yogi pun ikut tak aktif.
Sehingga beberapa saat mereka sampai disana, Ajeng dan Daffa langsung turun dan masuk ke dalam Rumah.
Ceklek.
"Pintu nya juga tak mereka kunci" ucap Ajeng dengan wajah kaget.
"Berarti dia sudah mempertimbangkan bahwa kita akan kemari lagi dan mencari nya" balas Daffa.
Kedua nya masuk, mereka berpencar dan mencari Via ataupun jejak yang mungkin mereka temukan.
Ajeng masuk ke dalam kamar Via, dia menggeledah semua nya namun tak menemukan jejak apapun disana, namun netra mata nya menatap sebuah surat yang ada di atas ranjang.
"Apa ini" gumam Ajeng mengambil nya.
Ajeng membawa nya keluar dan langsung menuju sofa ruang tengah.
"Mas, Mas Daffa kemarilah" teriak Ajeng pada sang Suami.
Daffa berjalan dengan tergesa dan menghampiri Istri nya yang sudah duduk terlebih dulu, Daffa pun ikut duduk diasan.
"Ada apa, sayang?" tanya Daffa.
"Kita lihat ini, aku menemukannya di kamar Via" jawab Ajeng lirih.
Daffa menganggukan kepala nya, dia mengusap lembut pundak sang Istri.
Ajeng membuka surat tersebut, namun Daffa menghentikannya.
"Telpon Al dan Arion dulu, agar mereka juga mendengarkan" ucap Daffa.
Ajeng mengangguk, dia lalu merogoh ponsel nya dan dengan cepat pula ia mengabari sang Abang.
"Mereka sudah menuju kemari, mungkin sebentar lagi akan sampai karena jarak dari mereka tidak terlalu jauh dari sini" ucap Ajeng.
"Hemmm, aku sama sekali tidak menyangka bahwa Via akan kembali pergi" ucap Daffa.
"Ya, aku juga tidak menyangka Mas. Aku kira dia akan memaafkan kita dan berteman baik dengan kita agar Abang Al bertemu setiap hari dengan Vio" balas Ajeng lirih.
Brak.
"Mana surat nya" ucap Al dengan nafas terengah-engah karena baru saja tiba.
Ajeng menunggu Arion, setelah mereka komplit baru Ajeng membuka surat nya.
-Isi surat.
"*Buat kalian semua, aku tahu aku egois tapi aku tidak ingin nasib ku terulang kembali.
Apa kalian pikir aku tidak sakit, tidak kecewa dan tidak marah? Aku bukan malaikat yang tak memiliki emosi ataupun nafsu, aku juga manusia biasa yang sudah pasti akan memiliki emosi.
Apa dengan maaf akan merubah segala nya? Merubah kehidupan ku? Atau mengembalikan kedua orangtua ku? Jawab aku Alvredo.
Dulu aku wanita lemah yang gampang kalian mainkan, bahkan dengan keji nya kalian menjadikan aku bahan taruhan, karena apa? Apa karena aku lugu, cupu dan juga pemalu sampai kalian dengan tega nya membuatku bahan taruhan.
Saat aku tau semua nya, saat aku mendengar semua nya dunia ku hancur, runtuh dan juga tersambar petir.
Bagaimana tidak, Pria yang pertama kali mendekati ku, Pria yang pertama kali membuatku jatuh cinta dan Pria yang menikmati tubuh ini pertama kali nya hanya memanfaatkan aku saja bahkan dengan keji nya kalian bertiga menjadikan aku bahan lelucon dan taruhan.
Dan belum juga reda kagetku, aku sudah mendengar kembali bahwa jika aku hamil maka dia akan menekan ku agar menggugurkannya. Hatiku hancur, perih, sesak dan juga marah, kenapa ada pria seperti nya di Dunia ini.
Jadi aku memutuskan untuk pergi dari kalian semua, aku tidak ingin terbayang kembali masa lalu yang buruk.
Setelah kau merasakan penyesalan yang mendalam, aku kembali lagi. Namun bukan sebagai Selvia Nugraha yang sekarang, melainkan sebagai Selvia yang baru dan kalian pun tak akan mengenalku.
Dan untuk anda Bu Ajeng, aku kecewa dan sangat kecewa padamu. Aku berharap kau adalah sahabat dan atasan terbaik untukku, namun semua nya ternyata sangat salah dan kamu adalah Adik dari pria yang paling aku benci dan hindari.
Aku memang bodoh, bahkan aku tidak menyadari bahwa anda yang membuat saya bertemu dengan pria baji**** itu*.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Eni Purwanti
nyesek baca suratnya via😭😭😭😭
2022-07-18
0
Enny Sulasmi
aah loading knp yach
2022-06-24
1
Junida Susilo
sungguh melega kan ... jangan pernah memaafkan dengan mudah lelaki yang menginjak injak harga diri mu sebagai wanita... mereka telah menghancurkan masa depan mu dengan sangat keji, dan orang tua mu yg menjadi korban dari semuanya... jangan bermurah hati via,kamu harus menjadi wanita dan ibu yg kuat untuk anak anak mu...kamu juga harus menjadi wanita yang sukses 💪💪💪
2022-05-28
6