Hingga sore hari pekerjaan Selvia masih saja banyak, namun ia berencana akan membawa nya ke Rumah sebagian.
Tiba jam pulang kantor, Selvia membereskan semua nya terlebih dulu sebelum masuk ke ruangan Ajeng.
"Sekarang ke ruangan Nyonya dulu, setelah itu baru pulang deh" gumam nya dengan tersenyum semangat.
Selvia melangkahkan kaki jenjang nya ke arah ruangan Ajeng, dia akan mengajak sang atasan untuk pulang karena hari sudah sore.
Tok
Tok
Ceklek.
"Maaf Nyonya, sudah waktu nya pulang" ucap Selvia sopan setelah membuka pintu ruangan Ajeng.
"Ah iya, kamu bisa pulang duluan karena saya akan membereskan ini dulu sebentar lagi" balas Ajeng dengan lembut.
Selvia menggelengkan kepala kecil, dia lalu membantu Ajeng membereskan beberapa berkas yang berserakan di atas meja kerja nya.
"Nyonya, saya akan membawa berkas dari anda dan juga beberapa pekerjaan yang harus selesai lusa ke Rumah, tidak apakan?" tanya Selvia setelah mereka selesai membereskan meja kerja Ajeng.
"Silahkan Sel, apa kamu punya laptop nya?" balik tanya Ajeng.
Selvia menganggukan kepala nya, dia memang punya laptop walaupun bekas.
"Kamu bawa saja laptop yang ada di ruangan mu, agar lebih gampang dan juga kamu bisa menyalinnya langsung" ucap Ajeng.
"Baik kalau begitu Nyonya" balas Selvia patuh.
Setelah selesai, Selvia dan Ajeng berlalu dari ruangan tersebut. Selvia masuk ke dalam ruangannya dan membawa berkas serta laptop untuk bekerja.
Kedua nya lalu masuk ke dalam lift, mereka langsung menuju ke lantai bawah perusahaan.
Drrt.
Ponsel Selvia bergetar tanda ada pesan masuk, dia langsung melihat nya karena takut Vio rewel. Ya, Selvia memberikan Yogi ponsel guna untuk memberikan kabar apapun tentang kedua nya di Rumah, dan kebetulan memang Selvia mempunyai ponsel lama yang tak terpakai.
"Bunda, jangan beli makanan karena aku sudah masak"
Begitulah isi pesan dari Yogi, dia bersyukur karena Yogi yang memang mandiri dan bisa membuat makanan, setidak nya untuk dirinya dan Vio jika di tinggal oleh Selvia.
"Kamu pulang naik apa, Sel?" tanya Ajeng setelah mereka sampai di loby.
"Saya naik motor Nyonya" jawab Selvia sopan.
"Ck, panggil saja Bu seperti yang lainnya" ucap Ajeng dengan terkekeh geli.
Selvia menganggukan kepala dengan tersenyum kecil, lalu ia membiarkan sang atasan pulang terlebih dulu dari sana, baru setelah nya dia akan menuju ke parkiran motor.
Banyak karyawan yang menyapa dan pulang lebih dulu, karena memang jam waktu pulang sudah hampir lebih 15 menit.
"Saya duluan, Sel" pamit Ajeng saat mobil jemputannya sudah tiba.
"Iya Bu, hati-hati" balas Selvia menganggukan kepala nya.
Setelah kepergian Ajeng, Selvia berpamitan pada karyawan lainnya yang memang ada di sana.
Dia sudah ingin sampai di Rumah karena merindukan Vio.
"Semoga saja Vio tidak rewel" batin Selvia dengan melangkah cepat.
Selvia melajukan motor nya dengan kecepatan sedang, dia tetap akan berhati-hati karena jalanan yang cukup padat.
Jarak dari perusahaan menuju ke Rumah nya memang cukup dekat, hanya 50 menit saja sampai. Namun jika macet, akan memakan waktu yang cukup lama.
"Aku besok akan membawa bekal makan siang dari Rumah, aku harus hemat karena tabungan ku sudah menipis sekali dan gajihan pun masih lama" gumam Selvia dengan helaan nafas kasar.
"Ayah, Ibu, aku janji suatu hari nanti akan mengganti semua yang kalian beri untuk kelangsungan hidupku dan Vio. Maaf karena semua harta kalian habis demi aku dan Vio" gumam nya lagi dengan sendu.
Hingga tak berselang lama Selvia sampai di Rumah nya dengan selamat. Dia sampai saat hari sudah gelap dan terlihat Rumah nya sudah terang oleh cahaya lampu.
Ceklek.
"Yeay Nda ulang" pekik Vio dengan menghambur memeluk kaki sang Bunda.
"Sini biar Yogi simpan tas nya, Nda" ucap Yogi dengan lembut.
"Terimakasih, Bang" balas Selvia sambil memberikan tas kerja nya pada Yogi.
Selvia langsung saja menggendong tubuh Putri nya untuk masuk ke dalam Rumah, dia mengecupi wajah Vio dengan gemas.
"Adik, biarkan Bunda mandi dulu nanti kita makan malam" ucap Yogi.
"Iya Bang" patuh Vio dengan turun dari gendongan sang Bunda.
"Yasudah, Bunda mau mandi dulu ya. Kalian tunggu di meja makan saja" ucap Selvia pada kedua anak nya.
"Siap Bunda" balas kedua nya patuh.
Yogi membawa Vio ke dapur, mereka akan menunggu Bunda nya untuk makan malam. Sedangkan Selvia sendiri langsung masuk ke kamar nya untuk segera membersihkan tubuh nya yang lengket.
**
Disinilah ketiga nya sekarang, di meja makan dengan menu makan malam buatan Yogi.
"Bunda, maaf jika tidak enak" ucap Yogi dengan mengambilkan nasi dan lauk nya untuk Selvia.
"Enak kok Bang" celetuk Vio yang memang sudah makan sejak tadi karena lapar.
Selvia tersenyum , dia lalu mengambil piring yang sudah di isi oleh Yogi.
"Terlihatnya enak kok sayang, maaf ya Bunda jadi ngerepotin kamu" balas Selvia dengan lembut.
"Bunda tau? Aku bercita-cita untuk menjadi chef sejak kecil, jadi aku suka kalau di dapur" ucap Yogi dengan menggebu.
"Benarkah Nak? Do'akan Bunda ya untuk mendapatkan rezeki lebih agar Bunda bisa membelikan kamu berbagai bahan masakan dan kamu kelola di Rumah, insya allah jika ada rezeki nanti kita buat restoran kecil yang kemudian akan menjadi besar" jelas Selvia dengan mensuport Yogi.
Yogi mengangguk dengan yakin dan semangat, dia lalu mengecup tangan Selvia dengan raut yang bahagia.
"Terimakasih Bun, semoga saja Bunda dan kita sehat, rezeki nya lancar ya" ucap Yogi dengan tulus.
"Amin"
"Amin Bang"
Balas Vio dan Selvia dengan bersama, mereka kemudian kembali makan dengan lahap. Karena memang rasanya yang lumayan enak meski hanya masakan sederhana.
"Semoga saja aku bisa membuatmu sukses, Nak. Agar kelak kamu jadi pria yang tidak di pandang sebelah mata, dan Bunda juga akan membuatmu sukses Vio. Kalian harus kuat dengan kekejaman dunia ini" batin Selvia dengan menatap Yogi dan Vio bergantian.
Setelah selesai makan malam, mereka bertiga menuju ke ruang tengah untuk menonton tv terlebih dulu.
"Bunda" panggil Yogi dengan terbata dan menundukan kepala nya.
Selvia mengalihkan pandangannya dari laptop dan berkas yang sedang ia kerjakan saat mendengar suara lirih Yogi.
"Ada apa Bang?" tanya Selvia.
"Jika Bunda punya uang, boleh gak Yogi minta belikan buku resep? Gak apa yang kecil juga" balas Yogi dengan lirih dan mengepalkan tangannya menahan malu.
"Maaf jika Yogi meminta pada Bunda, Yogi hanya ingin belajar" cicit nya kembali dengan berkaca-kaca.
Selvia tersenyum, dia mengusap pucuk kepala Yogi dengan lembut.
"Besok Bunda belikan ya, tapi kamu harus belajar yang sungguh-sungguh" balas Selvia dengan lembut.
"Terimakasih Bunda, Yogi janji akan menjaga Vio dan belajar yang rajin" ucap Yogi dengan semangat nan bahagia.
Selvia menganggukan kepala nya dengan senyuman di wajah nya yang cantik, sedangkan Yogi langsung saja membawa Vio untuk belajar mewarnai kembali agar tidak mengganggu sang Bunda yang sedang bekerja.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
siccasiccasic
50 menit mah jauh thor, apalagi kalo macet. Itungan dekat berdasarkan waktu itu maksimal 30 menit thor, diatas itu udah keitung "cukup jauh".
2022-07-23
2
IsDeat Samodare
otttorrr gak paham jarak 50 menit wkkk wkkk saya yakin dia asal nulis. tp critanya lumayan
2022-07-21
0
titiek
Yogi gak sekolah kah
2022-07-06
0