Sudah 1 bulan Selvia bekerja di Elang Group, banyak karyawan yang mengetahui dan mengenal nya karena sifat nya yang humble dan low profile.
Seperti saat ini, sebelum masuk ke ruangan nya Selvia menunggu Ajeng di loby perusahaan dengan menenteng bekal dan beberapa berkas yang sengaja dia bawa pulang.
Selvia, atau orang memanggil nya Via. Dia tidak menyangka dengan nominal gajih yang di dapat nya beberapa hari lalu, namun ia juga sangat bersyukur karena dengan begitu ia bisa menabung untuk masa depan Vio dan Yogi.
"Selamat pagi Vi" sapa karyawan yang melewati nya.
"Pagi" balas Via dengan senyuman hangat nya.
Hingga manik mata nya menatap mobil yang baru saja tiba di depan loby perusahaan.
"Selamat pagi, Bu" sapa Via pada Ajeng.
"Pagi Vi. Vi, tolong siapkan berkas untuk di kirimkan langsung ke kantor pusat, karena hari ini akan ada yang ngambil" jelas Ajeng saat mereka sudah masuk ke dalam lift.
"Semua nya sudah siap di meja kerja anda, Bu. Dan kita hari ini akan meninjau proyek yang ada di Kota Bekasi" balas Via sambil membaca jadwal Ajeng di tab yang dia pegang.
Ajeng menganggukan kepala nya tanda mengerti, dia juga sudah tahu bahwa sebulan sekali mereka akan meninjau proyek pembuatan Mall dan yang lainnya.
"Emm Bu, kita tidak akan menginap kan?" tanya Via dengan hati-hati.
Ajeng mendudukan tubuh nya di kursi kerja nya, dia bisa melihat raut wajah gelisah Via.
"Tidak akan Vi, kita akan berangkat jam 10 pagi dan sore hari akan pulang" jawab Ajeng.
"Baik Bu, kalau begitu saya permisi dulu" pamit Via dengan senyuman di wajah nya.
Ajeng menganggukan kepala nya, dia lalu mengambil beberapa berkas yang harus di kirimkan ke pusat sekarang juga.
"Bagus dan sangat memuaskan hasil kerja nya, mungkin aku akan merekomendasikan pada Kak Al untuk sekertaris di pusat" gumam Ajeng dengan menutup berkas hasil kerja Via.
**
Tepat jam 10 pagi Via dan Ajeng pergi ke Bekasi bersama dengan sopir pribadi Ajeng.
"Vi, aku lihat di data kamu bahwa kamu single parents?" tanya Ajeng yang memang penasaran.
"Iya Bu, saya orangtua tunggal dari 2 anak" jawab Via terlihat santai.
"Bukannya hanya 1 ya, Vi?" ucap Ajeng sedikit bingung.
Via pun tersenyum, dia lalu memceritakan bagaimana dia bisa bersama dengan Yogi dan mengangkat nya Putra sulung.
Ajeng hanya diam dan menatap Via penuh kekaguman, dia bangga dan salut akan kebesaran hati Via untuk merawat Yogi.
"Kau hebat sekali sih, Vi" puji Ajeng dengan tatapan kagum nya.
"Ibu bisa saja, saya hanya tidak ingin sampai Yogi di siksa kembali karena tidak ingin mencopet" balas Via tersenyum kecil.
Hingga 3 jam kemudian mobil yang membawa mereka sampai di Bekasi, dan Ajeng menyuruh nya langsung ke lokasi pembangunan Mall.
**
Sedangkan di Rumah Via, Yogi dan Vio baru saja pulang dari Taman bermain.
Vio membeli beberapa buku untuk belajar mewarnai dan menulis, sedangkan Yogi sendiri malah membeli beberapa bahan makanan.
Kebetulan di Taman bermain sedang ada bazar dan pasar kaget yang mana membuat Vio merengek ingin kesana bersama dengan Yogi.
Via memang selalu memberikan uang jajan pada Yogi untuk kedua nya, namun Yogi malah menyimpannya sebagian dan sebagian lagi untuk Vio.
"Bang, mam" ucap Vio dengan semangat.
"Sebentar ya, Abang ambilkan dulu puding buatan Abang" balas Yogi dengan tersenyum.
Vio mengangguk, dia duduk di atas karpet yang ada di ruang tengah. Dia membuka buku gambar nya dan mulai mewarnai.
Tak lama kemudian Yogi datang membawa puding buah dan minuman segar untuk Adik nya, Via.
"Ade, sini makan puding dulu" ucap Yogi.
"Oke Bang" patuh Vio.
Vio langsung duduk di samping Yogi, dia membuka mulut nya meminta di suapi oleh sang Abang.
"Abang, mau kolah" celetuk Vio pada Yogi.
"Sekolah?" tanya Yogi memastikan.
"Huummm" jawab Vio semangat.
"Nanti Abang bilang sama Bunda dulu ya, kamu belajar saja dulu bersama Abang di Rumah" jelas Yogi lembut.
Vio menganggukan kepala dengan semangat, dia mengucek mata nya karena memang sudah waktu nya tidur siang.
Yogi membawa tubuh sang Adik untuk rebahan di atas karpet, dan dia memeluk Vio agar cepat terlelap. Dan benar saja, Vio langsung terlelap begitu tangan Yogi mengusap nya lembut.
"Abang akan terus belajar hingga suatu hari akan membuat Bunda dan Vio bangga pada Abang. Abang juga akan mencari uang banyak agar Bunda tidak usah bekerja" gumam nya dengan lembut.
Yogi bangkit, dia mengambil laptop Via dan membaca beberapa resep makanan dari berbagai chef terkenal di sosial media.
Ting.
Yogi melirik ponsel nya yang berdering tanda pesan masuk, dia melihat pesan tersebut karena dari sang Bunda.
"Abang, nanti kalian makan malam duluan ya. Bunda akan pulang hampir tengah malam karena sedang berada di luar Kota, disini ada kendala yang membuat Bunda pulang telat, Nak"
Begitulah isi pesan nya, Yogi membalas yang mana membuat Selvia akan merasa tenang.
"Bukannya tadi Bunda menyebutkan akan pulang sore, ah yasudah gak apa mungkin benar kendala nya benar-benar rumit" gumam Yogi dengan raut wajah tak menentu.
"Sabar ya Bun, nanti aku yang akan bekerja dan Bunda diam saja di Rumah" ucap Yogi dengan penuh tekad dan yakin.
"Aih mending aku masak saja ah, daripada nonton begini malah pusing" ucap Yogi dengan menutup laptop nya.
Yogi akan membuat makanan ringan untuk nanti sore, Vio akan selalu meminta camilan jika bosan dan itulah yang memacu Yogi untuk berkreasi.
Tak lupa juga ia mengecup kening Vio dengan hangat, dia menaikan selimut untuk tubuh Vio yang kebetulan suasana sedang hujan di sana.
Yogi melangkah ke dapur, dia membuka kulkas dan melihat apa saja yang ada disana.
"Hemm, aku akan membuat bakso saja ah pasti enak apalagi kalau lagi hujan begini, nanti aku akan mengirim untuk tetangga di sebelah" gumam Yogi dengan tersenyum.
Tangan yanh masih mungil itupun langsung saja menyiapkan beberapa bahan yang di perlukan oleh nya.
Tahap hingga tahap ia kerjakan sendiri dengan senyuman dan semangat tulus.
1 bulan lebih dia dan Selvia tinggal disana dan mengenal beberapa tetangga yang cukup baik. Bahkan terkadang tetangga di sebelah Rumah nya selalu memberikan makanan ataupun oleh-oleh jika Suami nya pulang dari luar Kota.
Tak jarang juga ada yang menatap benci ke arah Via, karena memang mereka mengenal Via sebagai janda anak 2 dan itu yang membuat mereka waspada, apalagi dengan paras Via yang cantik alami.
Namun Via tidak mempedulikannya, dia acuh saja karena itu bukan hal penting untuk nya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Ooreoenakloo
jangan bilang bapanya si vio
2022-07-07
1
Sidieq Kamarga
Kayanya Kakaknya Ajeng itu papanya Vio ya ???
2022-07-06
0
Yati Rosmiyati
dan mungkin bos via yang di luar kota masih sodara ayah vio atau mungkin ayahnya atau kakeknya🤭
2022-07-02
0