Bab 13 Kemarahan Via

Via kembali ke ruangannya setelah di rasa tenang, dia membasuh wajah sembab nya.

Semua karyawan yang berpasan dengan nya menatap dengan bingung karena melihat wajah sembab Via, Via sendiri langsung saja masuk dan memanggil Reres ke dalam ruangan.

"Bu, anda kenapa?" tanya Reres dengan khawatir.

"Tidak apa-apa, Res. Aku hanya sedikit pusing saja" jawab Via tersenyum.

Via lalu menyuruh Reres memberitahu yang lainnya karena dia akan mengadakan rapat sebentar lagi di divisi keuangan.

*

Tepat jam 3 sore pekerjaan Via sudah selesai, dia membereskan semua nya dan akan pulang karena sudah izin sejak tadi.

Via mengabaikan telepon dari Ajeng, entah kenapa dia merasa sangat bodoh saat ini.

"Maafkan aku Bu, aku merasa bahwa aku wanita paling bodoh karena tak tau akan semua ini" gumam Via dengan menghela nafas kasar.

Via keluar dari ruangan, dia berpamitan pada Reres dan setelah nya pergi dengan cepat.

Beberapa saat setelah kepergian Via, terlihat Ajeng yang sedang berjalan ke arah meja kerja Reres.

"Res" panggil Ajeng setelah Via pergi beberapa saat.

"Iya Bu, ada yang perlu saya bantu?" ucap Reres sopan.

"Via ada di dalam kan?" tanya Ajeng.

"Maaf, Bu Via sudah pergi sejak 20 menit yang lalu" jawab Reres.

"Loh bukannya belum jadwal pulang kan?" ucap Ajeng dengan wajah kaget nya.

"Iya Bu, namun Bu Via sudah izin karena sedang tidak enak badan" balas Reres sopan.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu" pamit Ajeng dan hanya anggukan saja balasan dari Reres.

Ajeng langsung menuju ruangan sang Abang, dia akan membawa ketiga nya ke Rumah Via agar semua nya selesai, apalagi lusa adalah pertunangan Al dan Fira.

Brak.

"Bang, ayo kita ke Rumah Via" ajak Ajeng dengan cepat.

"Bukannya dia ada di perusahaan? Kenapa harus ke Rumah nya sayang?" tanya Daffa sedikit bingung.

"Dia sudah pergi sejak tadi" jawab Ajeng cepat.

"Ayo berangkat" ajak Al dan Arion beranjak dari duduk nya.

Kemudian mereka berempat langsung saja keluar dari ruangan Alvredo setelah berbicara pada Asisten Max.

Mereka menggunakan 1 mobil agar lebih cepat dan tidak ribet, Al membawa mobil nya dengan kecepatan tinggi karena takut Via akan kabur kembali.

Sehingga tak lama kemudian mereka sampai di halaman Rumah Via, dan disana juga sudah ada mobil milik Via.

"Ayo cepat" ajak Ajeng.

Bruk.

Mereka langsung keluar dengan cepat dan menutup pintu mobil dengan kencang.

Tok.

Tok.

Ajeng mengetuk pintu nya dengan tenang, dia tidak ingin membuat Via ataupun anak-anak nya ketakutan.

Ceklek.

"Unty" panggil Vio dengan bahagia.

Deg.

Jantung Al berdetak dengan kencang, dia bahkan sampai bengong ketika melihat Vio di hadapannya.

"Apa apa ini anakku" batin Al dengan jantung berdetak kencang.

"Sayang, dimana Bunda mu?" tanya Ajeng lembut.

"Nda ada di dapul belsama Abang" jawab Vio dengan cadel.

Vio lalu membawa Ajeng dan yang lainnya masuk, dia berlari ke arah dapur untuk memanggil Bunda dan Abang nya.

"Jeng, apa dia anak Abang?" tanya Al pada sang Adik.

"Ya dia anakmu Bang dengan Via" jawab Ajeng lirih.

Hingga obrolan mereka terhenti saat terdengar derap langkah dari arah dapur.

"Kalian" ucap Via dengan kaget.

Via lalu memegang tangan Vio yang ingin menghampiri Ajeng.

"Yogi, tolong bawa Via main di kamar ya" ucap Via dengan lembut.

"Iya Bun" patuh Yogi.

Yogi lalu membawa sang Adik dengan cepat ke dalam kamar, dia mengerti bahwa ada sesuatu penting yang akan Bunda nya bicarakan.

"Via" sapa Daffa dan Arion.

Via hanya diam, dia lalu duduk di hadapan mereka dengan wajah datar dan sorot mata kecewa saat melihat Ajeng.

"Ada apa Tuan muda dan Nona muda datang kemari? Apakah ada kesalahan yang harus saya benahi di dalam pekerjaan?" tanya Via dengan tegas.

Ajeng menghela nafas dengan pelan, dia lalu menatap Via yang menatap nya dengan penuh kecewa.

"Bukan itu yang membawa kami kesini, Vi. Saya ingin meminta maaf pada mu" ucap Al dengan pelan dan penuh penyesalan.

"Maaf? Maaf untuk apa ya, Tuan muda?" tanya Via dengan mencebikan bibir nya.

Huh.

"Vi, kami minta maaf atas semua yang dulu kami lakukan padamu" ucap Daffa dan Arion dengan tulus.

"Memang nya kalian punya salah apa pada saya? Kenapa kalian terus meminta maaf" balas Via dengan tenang.

"Selvia Nugraha" bentak Alvredo yang sudah kesal.

Brak.

Via menggebrak meja di depannya dengan penuh kemarahan, dia bahkan menatap Al dengan benci.

"Apa? Kalian mau meminta maaf untuk apa? Untuk kebodohan ku yang dulu mau saja di jadikan taruhan? Atau kebodohan ku yang mau saja tidur dengan dia dengan di iming-imingi cinta, hah?" teriak Via penuh amarah.

"Aku tak butuh maaf kalian semua, karena maaf kalian tidak akan membuat kedua orangtua kembali hidup dan masa depan ku berjalan lancar. Pergilah, aki sudah memaafkan kalian meski sulit melupakan" ucap Via kembali dengan nafas memburu.

"Vi, dengarkan dulu Abang Al. Dia datang kesini untuk bertanggung jawab dan meminta maaf yang tulus padamu" ucap Ajeng dengan lembut.

Plak.

Via menepis tangan Ajeng yang menyentuh pundak nya, dia bahkan menatap Ajeng penuh dengan kecewa.

"Abang? Jadi pria itu adalah Abang mu?" ucap Via dengan tertawa miris.

"Kau tahu Al? Aku tak pernah menyesal memberikan kehormatan ku padamu, karena aku berpikir bahwa aku dan kamu akan menikah dan membesarkan anak-anak kita. Namun apa? Bahkan kau berpikir jika aku hamil pun kau akan menekan ku untuk menggugurkan nya" jelas Via kembali dengan berkaca-kaca.

"Kau tahu, Bu. Aku hidup selama ini dalam penghinaan dan cacian orang-orang, bahkan aku hidup dengan bayang-bayang dimana kedua orangtua ku meninggal karena aib ini" ucap Via penuh dengan kekecewaan.

Arion, Daffa, Al dan Ajeng diam, mereka melihat kesedihan, kecewa dan kemarahan di sorot mata Via.

"Maafkan kami, karena hal bodoh yang kami rencanakan membuatmu sampai begini" ucap Arion menundukan kepala nya.

"Via, aku aku ingin bertemu anak ku" lirih Al dengan tatapan memohon nya.

"Dia bukan anak mu, dia hanya anak ku" tegas Via dengan jelas.

"Vi, aku mohon" ucap Al kembali sambil sujud di kaki Via.

Via memalingkan wajah nya, dia menyeka air mata nya dan membiarkan Al begitu saja.

Perlahan Via mundur, dia menatap Al dengan wajah sendu nya.

"Aku tau kau berkuasa dan aku juga tahu kau bisa berbuat apapun sesuka mu. Namun aku mohon, jangan ganggu kehidupan ku dan anakku karena hanya dia yang aku punya" ucap Via dengan lirih.

"Aku mengandung nya dengan penuh air mata, penuh perjuangan dan juga pengerbonan. Aku mohon jangan ganggu kehidupan ku, beri aku waktu untuk mempertemukan kalian" lirih nya kembali dengan memejamkan mata.

"Ja jadi benar dia adalah Putri ku?" tanya Al dengan terbata.

"Ya, dia Putri mu" jawab Via dengan pelan.

Deg.

Deg.

Jantung Al berdetak kencang, dia menatap wajah Via dengan tersenyum haru. Dia langsung bangkit dan menghampiri Via.

"Vi, terimakasih" ucap nya dengan bahagia, tulus dan senyuman.

Via tak menjawab, dia hanya diam dan kembali duduk di kursi yang ada di sana.

"Aku mohon, kalian pergilah dari sini" ucap Via tanpa menatap ke empat nya.

"Baiklah, maafkan kami karena telah mengganggu kalian" ucap Ajeng lembut.

Via lagi dan lagi hanya diam, Ajeng menghela nafas dan membawa ketiga nya keluar dari Rumah Via.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Sidieq Kamarga

Sidieq Kamarga

Sakiiiiit hatinya pasti karena.penderitaan dan tekanam mental masyarakat sekitarnya atas kehamilan tanpa suami

2022-07-07

0

Azka Zaina

Azka Zaina

ak suka reaksi via sangt bijak meskpn dlm keadaan emosi, dan tdk mudah mengambil kuputusan seprt cerita2 lainnya yg lgsg kabur saatbertm lgi..🌹👍🏻

2022-05-28

0

zeanii_zhikazu

zeanii_zhikazu

oh via, jd ikutan nahan emosi nih ama al arion n daffa..

2022-05-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!