Malam menyapa dengan semilir angin yang cukup dingin, bahkan di luar terlihat hujan sedang turun membasahi Kota Bandung.
Setelah menidurkan Vio, Selvia langsung saja membuka laptop nya dan berselancar mencari pekerjaan di media sosial. Sedangkan surat menyurat nya sudah ia lengkapi dan tinggal mengirimkan pada perusahaan yang sedang membuka lowongan kerja.
"Bagaimana dengan Vio jika aku bekerja nanti, ya" gumam nya dengan menatap sang Putri yang sudah terlelap di atas ranjang.
"Aku akan pikirkan nanti saja lah, yang terpenting sekarang aku mendapatkan pekerjaan dulu" ucap nya dengan penuh semangat.
Selvia kemudian mencari kembali pekerjaan, dia mencari di berbagai media dan juga berita bisnis.
Hingga manik mata nya melihat ada yang membutuhkan seorang sekertaris di Perusahaan Elang.
"Aku akan mencoba nya" gumam Selvia dengan semangat.
Dan keberuntangan sedang berpihak padanya, bahwa cv nya bisa ia kirimkan lewat email perusahaan.
Selvia langsung saja mengirimkan semua yang tertera di dalam persyaratannya tersebut.
Hampir tengah malam dia baru menyelesaikan semua nya, Selvia mengirimkan ke beberapa email perusahaan yang memang sedang membuka lowongan pekerjaan.
"Semoga saja salah satu dari mereka ada yang menerima ku, tabungan ku sudah semakin menipis" gumam nya sambil merebahkan tubuh nya di atas ranjang.
Hingga tak lama kemudian Selvia pun terlelap di samping Putri nya, dia memeluk Vio dengan sayang.
***
Esok pagi nya, Selvia memandikan Vio dan menyiapkan sarapan untuk kedua nya.
"Unda, aku mau tu" ucap Vio dengan menunjuk ke arah ayam goreng kesukaannya.
"Ini, Nak. Makan yang banyak ya" balas Selvia lembut.
Kedua nya pun makan dengan lahap, Vio memang tidak pemilih makanan apapun namun ia sangat menyukai ayam goreng, apalagi paha nya.
Setelah selesai makan, Selvia membiarkan Vio main dan dia sendiri membuka kembali laptop nya. Berharap akan ada email masuk yang membuat nya bahagia.
Namun semua nya nihil, tak ada satupun email yang masuk kesana yang mana membuat Selvia membuang nafas kasar.
"Sabar" gumam nya dengan tersenyum kecil.
"Ndaaa" panggil Vio dengan menghampiri sang Bunda.
"Kenapa sayang?" tanya Selvia lembut.
Vio duduk di samping Bunda nya, dia menatap Bunda nya dengan tersenyum lembut.
"Aku nda apa kalau Unda akan kelja" ucap nya dengan santai.
Huhh.
"Nanti Bunda akan cari pengasuh jika Bunda bekerja, karena Bunda tidak akan fokus jika meninggalkan mu sendirian, Nak" jelas Selvia mengusap lembut kepala Vio.
"Tapi, ndak ada uang Nda" lirih Vio dengan tatapan sendu.
Selvia tersenyum, ia menggelengkan kepala nya dan memeluk tubuh mungil Vio dengan sayang.
"Do'akan Bunda supaya mendapatkan pekerjaan dan uang yang banyak ya, Nak" ucap Selvia tersenyum kecil.
Vio menganggukan kepala dengan semangat, ia membalas memeluk sang Bunda dengan hangat.
"Aku sayang Ndaaa" ucap Vio lembut.
Cup.
Cup.
"Bunda lebih sayang kamu, Nak" balas nya dengan menghujani kecupan di wajah mungil Vio.
Setelah puas memeluk sang Bunda, Vio melepaskannya dan kembali ke bawah untuk bermain.
Sedangkan Selvia, dia kembali fokus pada laptop yang ada di depannya. Dia akan mencari pekerjaan kembali di setiap sosial media, dia tidak akan pernah putus asa dan akan tetap semangat demi sang buah hati, Vio.
Hingga jam makan siang tiba, Selvi memutuskan untuk makan di luar karena Vio ingin sekali makan bakso yang dekat dengan Taman Kota.
Vio sangat riang saat ia dan sang Bunda sudah sampai di kedai bakso yang berada di pinggir jalan.
"Ayo pat Nda" ucap Vio dengan tak sabar.
"Iya sayang tunggu dulu sebentar, Bunda akan pesan dulu sama abang nya" balas Bunda tersenyum kecil.
Vio mengangguk patuh, kemudian kedua nya duduk di kursi yang sudah di sediakan disana. Vio duduk dengan tenang namun wajah nya sudah menunjukan wajah tak sabar ingin makan.
"Uh napa lama anget" gerutu nya dengan kesal.
Selvia hanya diam dengan tersenyum kecil, dia mengusap lembut kepala sang Putri.
"Yey siap" riang nya saat si abang penjual bakso menyajikannya di hadapan Vio.
"Acih bang" ucap Vio dengan tersenyum
"Iyaa anak cantik" balas abang bakso terkekeh kecil.
Kemudian Selvia dan Vio makan bakso tersebut dengan santai, disana hanya ada mereka berdua saja karena pembeli yang lainnya sudah selesai dan pulang
Vio makan dengan sangat lahap, bahkan dia belepotan saking lahap nya.
"Sayang, jangan buru-buru" tegur Selvia sambil membantu membersihkan bekas makanan di wajah Putri nya.
"Hehe" kekeh Vio dengan menampilkan gigi rapih nan bersih nya.
Selvia menggelengkan kepala dan kembali memakan bakso milik nya.
Namun, manik mata nya menangkap anak laki-laki remaja yang sedang di keroyok oleh anak-anak sebaya nya.
"Sayang, tunggu disini dan jangan kemana-mana ya" ucap Selvia pada Vio.
"Ya , Nda" patuh Vio tanpa bertanya apapun.
Selvia langsung menghampiri anak lelaki tersebut dengan tergesa.
Tak lupa ia juga menitipkan Vio pada penjual bakso disana.
"Hei hei hentikan" teriak Selvia saat sudah di dekat gerombolan tersebut.
Sekelompok anak tersebut pun langsung saja berlarian karena takut akan orang-orang disana yang mulai berdatangan.
"Hei Nak, kamu tak apa?" tanya Selvia sambil membantu anak lelaki tersebut.
Tak hanya Selvia yang membantu menghentikan aksi tersebut, ada beberapa warga yang kebetulan melihat nya.
"Dek tak apa?" tanya salah satu dari warga.
"Tak apa Bu, terimakasih ya" jawab nya dengan tersenyum namun meringis.
Selvia membantu untuk duduk di kursi yang ada disana, orang-orang pun mulai meninggalkan kedua nya dan menyisakan Selvia dan anak tersebut.
"Minumlah, Nak" ucap Selvia sambil memberikan sebotol air minum untuk nya.
Anak tersebut menerima dan meminum nya hingga tandas, namun perut nya yang memang lapar pun malah berbunyi yang mana membuat nya sangat malu.
"Kamu lapar? Ayo ke kedai bakso itu untuk makan" ajak Selvia tersenyum kecil.
"Terimakasih, Kak" balas nya dengan menundukan kepala karena malu.
Lalu kedua nya melangkah ke kedai dimana Vio sedang menunggu nya.
Tak lupa juga Selvia memesan bakso untuk anak tersebut.
"Nda, sapa?" tanya Vio yang sudah selesai makan nya.
Bunda hanya tersenyum, dia lalu menyuruh anak tersebut duduk di samping Vio.
"Siapa nama kamu, Nak?" tanya Selvia lembut.
"Yogi, Kak" jawab nya.
"Oh akak Ogi" ucap Vio dengan mangguk-mangguk.
Yogi tersenyum kecil, dia merasa sangat gemas dengan tingkah Vio.
"Kenapa kamu sampai di keroyok tadi, Yogi?" tanya Selvia penasaran.
Hufh.
Yogi menghela nafas dengan kasar saat teringat hal barusan.
"Saya di paksa mencopet oleh mereka, namun saya menolaknya dan mereka malah mengeroyok saya, Kak" jawab nya dengan helaan nafas kasar.
Dan entah kenapa Yogi malah menceritakan diri nya yang hanya anak yatim piatu dan tak di urus oleh Adik Ayah nya hingga mengakibatkan dia menjadi pengemis untuk makan.
Yogi terus saja bercerita sambil makan, bahkan dia juga sempat meneteskan air mata nya karena mengenang mendiang sosok kedua orangtua nya.
"Mau gak kamu ikut dengan Kakak, nanti kamu akan menjaga anak Kakak saat Kakak bekerja?" ajak Selvia saat mereka sudah keluar dari kedai bakso.
Yogi langsung mengangguk dengan semangat, tanpa pikir panjang dia menyetujui nya karena sangat suka pada Vio dan ia juga akan jauh dari orang-orang yang selalu mengucilkannya.
"Yeay Vio apat Abang" ucap Vio dengan semangat.
Selvia terkekeh melihat tingkah Putri nya.
"Yasudah ayo kita pulang" ajak Selvia pada kedua nya.
Kemudian mereka pergi dengan mengendarai sepeda motor milik Selvia.
Sebelum ke Rumah, Selvia membeli beberapa helai pakaian untuk Yogi kenakan disana nanti nya.
Hingga tak berselang lama mereka sampai juga di Rumah. Vio mengantarkan Yogi ke kamar mandi yang ada di kamar satu lagi, tak lupa ia juga membantu membawa pakaian Yogi.
Selvia sendiri, dia duduk di ruang tamu dan membuka laptop nya kembali.
"Ya Tuhan" gumam nya dengan lirih.
Selvia mendapatkan email bahwa ia besok bisa langsung ke perusahaan Elang Group untuk wawancara.
Dia sangat bahagia, tak henti-henti senyuman tersemat di bibir nya.
"Alhamdulilah, terimakasih Ya Allah" ucap Selvia dengan tulus nan bahagia.
Selvia lalu menyiapkan segala nya untuk di bawa ke sana esok pagi, dia juga langsung bergegas membereskan beberapa syarat yang harus di bawa kembali ke perusahaan.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Megumi
semangat nulisnya buat author, tp kalo bisa judulnya diganti aja pakai "child"
2022-07-07
0
Yuen
Maaf ya thor, anaknya disini kn cewek, judulnya kok isi son? Harusnya daughter kan?
2022-07-06
4
Chen Aya
semangat ya thor 💪💪💪
2022-07-03
1