"Aku akan mengambilnya darimu jika kau tidak mau."
"Dia bukan milikku, ambil saja."
"Okay, deal?!"
"Terserah!" Jeaven menarik paksa kerah kaos Jennis lalu menyeretnya keluar ruangan hingga keduanya berhenti di depan pintu sebuah kamar. “Masuklah ke kamarmu lalu tidur.”
“Kau itu sebelas dua belas dengan mommy, sangat cerewet,” celetuk Jennis lalu mendorong daun pintu dan masuk ke kamar. Sedetik kemudian pemuda itu kembali menyembulkan kepala. "Kau harus mengajariku mengendarai motor besarmu."
"Iya, nanti. Sekarang tidurlah."
"Jangan buat aku merengek seperti anak kecil hanya untuk menagih janjimu itu. Aku tidak ingin terlihat bodoh."
"Itu tidak akan terjadi."
"Dan jangan bersikap seolah aku ini anak kecil lagi."
“Jangan larang aku,” sahut Jeaven tanda keberatan. Didorong kepala Jennis agar kembali masuk ke kamar lalu menutup daun pintu disusul dengan helaan napas berat.
"Dia sebenarnya sangat merindukanmu. Dia juga tidak pernah sekalipun melewatkan siaran langsung pertandingan balap motormu di TV. Kau sukses menjadi idola baginya," sela Jenny yang kebetulan berpapasan dengan putra sulungnya itu saat ingin kembali ke kamar bersama Jeffrey, sang suami
Jeaven seketika memutar leher ke samping, hingga sosok kedua orangtua memenuhi ruang mata. "Dia selalu saja membuatku cemas."
"Dia akan baik-baik saja. Kami akan beristirahat. Kau juga beristirahatlah," timpal Jeffrey, sang Daddy.
"Selamat malam, Sayang." Jenny mencium pipi si putra lalu mengikut pasrah tarikan suaminya menuju kamar yang selalu memiliki atmosfer panas di setiap malam karena ritual ranjang sebelum tidur.
Drrtt ...! Drrtt ...! Drrtt ...!
Perhatian Jeaven seketika beralih pada saku celananya yang bergetar. Ia merogoh ponselnya dan membaca nama si penelepon.
Firasatku kembali buruk.
Gerutunya di dalam hati setelah tahu siapa yang meneleponnya malam-malam begini.
"Hm, ada apa?"
"...."
"Tidak. Kau urus sendiri saja."
"...."
"Hah! Baiklah, aku akan ke sana."
Dengan terpaksa Jeaven langsung menuju kamar, mengambil jaket dan kunci kendaraannya terlebih dahulu sebelum melangkah keluar rumah lalu masuk ke dalam mobilnya. Sesaat ia terdiam, memperhatikan ribuan lempengan salju terjun dari langit sejurus dengan pikiran yang menerawang di kepala.
Sudah tahu takut salju, tapi masih saja kelayapan. Dasar wanita.
Helaan kasar kembali terdengar, mengakhiri lamunannya. "Lagi-lagi wanita itu merepotkanku," gerutunya beriringan dengan suara mesin yang menyala.
"Aku tidak akan memaafkannya kali ini jika kembali mempermalukanku." Jeaven langsung melajukan mobilnya menuju tempat yang diberitahukan melalui telepon tadi.
Deru mesin mobil berhenti tepat di pelataran sebuah bangunan hiburan malam yang terletak pada jantung ibu kota. Sesaat Jeaven tampak berpikir untuk membawa kaki menuruni mobilnya. Keraguan sedikit terbesit di rongga dada.
Namun, hal itu tidak bertahan lama. Lagi-lagi sisi kemanusiaannya lebih berkuasa. Meski ... sebenarnya dia sangat terpaksa.
Mendesah berat, Jeaven lalu memasang masker wajah dan topi di kepala. Dia tidak ingin banyak orang mengenali muka tampannya. Bagaimanapun juga, dia harus melindungi image baik yang selama ini dijaga sebagai seorang pembalap dunia.
Lagian, masuk ke klub malam itu bukanlah kebiasaanya. Jeaven juga anti minuman setan memabukkan yang menurutnya bisa membuat ia kehilangan akal sehat seketika.
Dalam artian, pria itu memang tidak bisa meneguk cairan beralkohol meski barang setetes. Dia juga tidak akan menyentuh puntung rokok meski sedang stress. Bagi Jeaven, kedua benda mematikan itu dapat mempengaruhi langkahnya menuju sukses.
Sungguh pria idaman, bukan? Yakin banget, kalau di dunia nyata lelaki seperti ini bakal menjadi incaran, khususnya bagi para kaum hawa ngenes yang terjebak terlalu lama dalam kejombloan, karena bisa menghemat pengeluaran. Bahan dapur tidak pernah kekurangan, rumah tangga pun aman.
Semoga saja. Haha!
Jeaven berjalan gagah menembus gemerlap cahaya lampu disko warna-warni yang menyilaukan. Mata elangnya dibawa menyapu ruangan, mencari sosok yang harus segera ia temukan.
Di mana wanita itu? Monolognya di dalam hati.
Jujur ia sudah tidak betah berada lama-lama di dalam ruangan yang dipenuhi oleh lautan manusia. Ditambah lagi dentuman sound system yang memekakkan telinga. Belum lagi perpaduan aroma khas klub malam seperti bau minuman alkohol yang menusuk indera penciuman dan asap rokok yang menjalar memasuki rongga dada.
"Jeaven! Di sini!" panggil seseorang yang langsung menarik perhatiannya saat itu juga. Ia menoleh lalu mendekati sumber suara yang tidak jauh dari pijakan kakinya.
"Jangan tanya kenapa aku bisa tahu, karena hanya kau yang mengenakan masker dan topi di tempat seperti ini," imbuh Monica lagi setengah menyindir, seolah tahu dengan isi kepala Jeaven yang belum sempat membuka mulut untuk bersuara.
Jeaven mengamati kondisi Jesslyn yang terlihat sudah mabuk berat. Wanita itu bahkan terdengar meracau tidak jelas sambil terkikik seperti orang tidak waras.
"Jeaven? Kau Jeaven, kan?" Dengan sempoyongan Jesslyn beranjak dari duduknya lalu menubruk dan mendusel di dada bidang Jeaven. "Kau ini pria kejam, suka sekali membuatku menderita karena merindukanmu. Gara-gara kau, aku juga harus berkencan dengan pria bajingan itu!" Wanita itu tiba-tiba menangis tanpa aba-aba. "Apa aku ini benar-benar jelek? Kau harus tarik kata-katamu waktu itu!"
Jeaven tampak mendesah frustrasi, tapi ia masih membiarkan Jesslyn menguasai dadanya untuk bersandar. Bahkan tangannya dibawa melingkar di pinggang ramping wanita itu agar tidak terkapar. Kendati, sesaat terbesit keinginan jahat untuk melempar.
"Kenapa harus aku yang kau hubungi?" Ia melempar protes kepada Monica.
"Dia seperti itu karena kau, jadi kau yang harus bertanggung jawab atas dirinya saat ini," ucap Monica dengan gelagatnya terkesan sangat santai.
Bersambung~~
Jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen ya ... Vote dan Gift juga boleh dong disumbangin untuk Jeaven dan Jesslyn🥰
Terima kasieeeehh... lop you🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Bayangan Ilusi
Yeaayyy... Hidup J hidup J😂..
Nama pemeran utamanya J semua, sukaa😍
2022-07-21
2
Bayangan Ilusi
kereen👍👍👍
2022-07-21
1
Sophia Verheyden✨
dilemar kepelukan aja bang😁🤭
2022-07-21
1