"Dia seperti itu karena kau, jadi kau yang harus bertanggung jawab atas dirinya saat ini," ucap Monica dengan gelagatnya terkesan sangat santai.
Berbanding terbalik saat dia berbicara dengan Jeaven di telepon beberapa saat tadi. Monica memang sengaja mendramatisirkan keadaan yang dimanipulasi, meminta tolong sambil menunjukan keputus asaan dan kecemasan hati. Seakan Jesslyn sedang dalam bahaya karena pengaruh alkhohol dosis tinggi.
Haha! Ternyata Jeaven sudah diperdayai!
Jadi seperti inilah situasinya sekarang. Kendati dengan raut wajah dingin, Jeaven tetap datang. Monica sangat tahu, pria berparas dingin itu masih memiliki sisi kemanusiaan yang matang, tidak akan membiarkan begitu saja Jesslyn si teman kecilnya itu berakhir malang.
"Ck! Yang benar saja. Sepertinya aku sudah masuk ke dalam perangkap licikmu," tuding Jeaven kepada Monica yang tak lain juga temannya dari kecil.
Orang tua Jeaven, Jesslyn, dan Monica memang bersahabat sangat dekat. Jadi tidak khayal jika anak-anak mereka juga saling berteman.
Monica berdiri seraya menyampirkan tas mahalnya di bahu. "Jangan langsung bawa dia pulang ke rumahnya, bisa habis dihajar Jaeden nanti. Kau tau sendiri si kembarannya itu sangat kolot orangnya. Belum lagi dia pasti akan mendapat omelan brutal dari kedua orang tuanya sampai pagi karena mabuk. Kasian dia. Aku cabut duluan ya. Urus sahabatku ini dengan baik," sambungnya kembali lalu melenggang pergi begitu saja dengan seringaian penuh arti, tanpa menghiraukan teriakan dan protesan Jeaven.
Jess, lagi-lagi kau berhutang budi kepadaku. Ah ... aku ini memang sahabat yang pengertian dan juga ... cerdas.
Batin Monica merasa puas dan tentunya ... bangga!
"Hei! Mau ke mana kau?! Arrhg ...! Sial!" umpat Jeaven karena kesal. Pria itu sempat tersentak saat merasakan pergerakan tubuh Jesslyn yang masih di dalam dekapannya.
"Jeav ...," Jesslyn tampak berusaha menegakkan tubuhnya meski kepayahan. Dengan kelopak mata setengah terbuka ia memandang lekat sepasang lensa hijau di depannya. "Ayo kita menikah. Aku janji akan menjadi istri cantik ... immuut ... seperti anak anjing yang sangaaaatt ... menggaemaskan!" Ia terkekeh sesekali terdengar suara cegukan.
"Jangan katakan apapun lagi, Jess. Kita pulang sekarang!"
Efek Alkhohol sepertinya sudah mengalihkan seluruh akal sehat Jesslyn. Alih-alih mendengarkan, wanita itu malah mengalungkan kedua tangannya ke leher kokoh Jeaven dan mulai memasang tatapan menggoda.
"Aku juga bisa menjadi istri yang suuupperr seksi dan puuaanass di atas ranjang. Aku benar-benar akan menjadi kelinci kecil yang manis untukmu," ucap Jesslyn, lalu berjinjit dan mengajak lidah bermain di leher Jeaven.
"Jangan gila, Jesslyn!" sentak Jeaven dan sontak sedikit menjauhkan tubuh Jesslyn dari dirinya, menghentikan tindakan nakal wanita itu yang ternyata sukses membuat organ keperkasaannya berdenyut.
"Hmm ... lagi-lagi kau membentakku. Kau menyakitiku dengan melubangi hatiku yang sangaaaatt lembut ini. Hiks! Dosamu kepadaku itu ... sudah sangat banyaaaaak sekali! Kau harusss ... menebusnya dengannn ... menikahiku," rengek manja wanita bermutiara hanzel itu. Namun, masih enggan berjauhan dengan sang pujaan hati. Ia bahkan kembali memeluk tubuh Jeaven.
Menggeleng jengah karena ucapan ngelantur Jesslyn, Jeaven berniat segera membawa wanita itu keluar dari bangunan. Namun, baru saja ia memutar tumit, pakaiannya harus basah karena terkena tumpahan minuman.
Bug!
"Ahk! Maaf Tuan. Aku tidak sengaja menabrakmu." Penabrak yang merupakan wanita seksi berbalut mini dress itu berlisan dengan rasa tidak enak hati. Pasalnya, pakaian Jeaven jadi basah karena terkena minuman yang ia bawa tadi.
"Lupakan," ucap Jeaven cuek dan tidak begitu ingin mempermasalahkannya. Baginya, semakin cepat ia keluar dari tempat terkutuk itu semakin baik.
"Tunggu, Tuan. Biarkan saya membersihkan pakaianmu dulu." Wanita itu dengan cepat merogoh sapu tangan dari tasnya lalu tanpa permisi menyapu bagian pakaian Jeaven yang basah.
Waow! Tubuhnya sangat keras dan kekar. Aku yakin dia pria yang sangat kuat di atas ranjang. Ah! Aku bahkan langsung horni karena melihat tonjolan di balik celananya.
Racau wanita itu di dalam hati.
Pikiran kotornya juga sudah menari-nari di atas kepala sedari tadi. Tanpa ia sadari kalau sedang berhadapan dengan Jeaven Allison, pembalap motor dunia yang sangat dikenal di mata publik, terutama di mata para pecinta dunia lintas balap.
Andai pria itu membuka topi dan masker wajahnya, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi. Sudah pasti keberadaannya di sebuah klub malam akan menjadi santapan lezat bagi pemburu berita.
"Sudah cukup!" Jeaven menunjukkan rasa tidak suka karena tangan wanita itu sudah mulai menjalar ke tubuh bagian bawahnya.
Risih!
Namun, wanita si penabrak itu seolah tidak peduli akan reaksi tidak nyaman Jeaven. Ia bahkan terkesan tidak punya malu.
"Sebentar, Tuan. Saya hanya ingin membersihkan pakaianmu," balasnya dengan pandangan yang enggan lepas dari lekuk tubuh Jeaven. Sebelah tangannya kembali bergerak terampil menyapu noda minuman dan tangan yang lain diajak menggerayang ke mana-mana.
"Kyaaak! Apa yang kau lakukan?! Lepaskan rambutku!" Wanita itu tiba-tiba memekik kesakitan saat Jesslyn menjambak kasar rambutnya.
Meski dalam keadaan mabuk, nyatanya Jesslyn masih punya sedikit kesadaran. Ia merasa tidak suka kepada si wanita penabrak yang nyatanya sedang mencuri kesempatan.
Kesempatan menyentuh tubuh gagah Jeaven.
Bersambung~~
Jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen ya ... Vote dan Gift juga boleh dong disumbangin untuk Jeaven dan Jesslyn🥰
Terima kasieeeehh... lop you🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
full dukungan sampai sini dulu 😍 nanti pasti mampir lagi 👍 salam dari Jenar Ayu 😘
2022-07-16
1
Ria Diana Santi
Ya elah si Mbak² nya cari mati tuh! Belum tau aja kalo si Jesslyn marah kek apa. Mundur deh mbak! Sebelum nyawamu melayang.
2022-07-06
1
Rozh
parah ni maboknya. wkwkwk hahaah
2022-06-07
2