My Hot Boss
"Lily, tolong aku!" Sebuah pesan masuk ke dalam handphone Lily di saat dia mulai menutup matanya.
"Sial! Dasar Boss lucknut. Aku mau tidur pun masih diberi pekerjaan. Dia kira hidupku itu punyanya. Bukankah waktu kerjaku sudah habis dan dia masih saja menyuruhku untuk bekerja," umpat Lily sembari bangun dan kembali mengambil pakaian malam untuk berpesta.
Kali ini dia memakai celana panjang dan atasan berwarna putih tanpa lengan. Tidak terlalu seksi tetapi bisa memperlihatkan kecantikannya yang alami. Rambutnya dia ikat ke atas rapi menyapukan sedikit make up dan lipstik sedikit tebal.
Dia lalu mulai keluar dari kamar dan meluncur pergi menggunakan taxi online yang dia pesan dan sudah menunggu di depan rumahnya.
"Kita ke Hotel Sultan, Pak," ucap Lily.
"Baik Nona." Sopir itu melirik ke arah Lily melalui kaca spion.
"Apa! Jangan pikir macam-macam, saya bukan wanita panggilan." Lily adalah tipe wanita yang tidak suka diperhatikan oleh pria dan dia sangat risi melihat pria memandang dirinya dengan matanya yang nakal.
"Bukan Nona. Maaf," kata sopir itu
Setengah jam kemudian Lily sampai di sebuah kamar dengan nafas terengah-engah. Dia berdiri tegak dan membenarkan penampilannya sebelum mengetuk pintu kamar itu.
Pintu tidak kunjung dibuka. Akhirnya Lily memutuskan untuk membukanya setelah mengecek ternyata pintu itu tidak terkunci.
Dia membuka pelan dan melihat pemandangan tidak senonoh antara pria dan wanita. Si pria berada di bawah sang wanita dengan dada yang terbuka. Sedangkan wanitanya sudah menyingkap dressnya ke atas sehingga segitiga pengaman itu terlihat.
"Hei, siapa kau berani-beraninya masuk kemari," hardik wanita itu bangkit. Jonathan bangkit dari tempat tidurnya.
"Aku yang harusnya bertanya, kau itu siapa?"
"Aku kekasihnya," ucap wanita itu.
"Kekasih? Sayang, jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi!" ucap Lily melipat tangan di dada.
"Maaf, Sayang dia yang merayuku datang kemari," kata Jonathan bangkit seraya memegang kepalanya.
"Merayu atau kau sendiri yang merayu. Dasar pria breu engsek!" bentak Lily.
"Apakah diriku saja tidak cukup untukmu!" lanjut Lily mendekat ke arah Jonathan dan mendorong tubuh tinggi besar itu. Ini hal yang selalu dilakukannya menyingkirkan wanita yang ingin tidur dengan bosnya karena sebrengsek bosnya dia tidak ingin tidur dengan wanita yang belum dia nikahi. Apalagi wanita murahan dia merasa risih dan jijik.
Hanya sebatas cumbuan saja tidak lebih dan Lily menjadi wasit untuk mengakhiri sesi aksi gila sang bos.
"Sayang, sungguh, dia yang menjebakku dengan obat-obatan itu. Sekarang aku butuh pelampiasan."
Lily memutar bola matanya malas lalu menatap tajam ke arah wanita yang bersama dengan Bosnya itu.
"Aku hitung sampai tiga untuk pergi dari sini jika tidak, aku akan memanggil keamanan dan membawamu ke kantor polisi karena telah menjebak kekasihku dan aku pastikan wajahmu akan dipampang di laman berita sebagai wanita panggilan!"
"Tidak... tidak perlu... ," kata wanita itu lantas mengambil tasnya dan pergi keluar dari ruangan itu dengan cepat.
Lily lalu melihat ke arah Jonathan. Wajah pria itu terlihat memerah menahan sesuatu. Dengan cepat Lily pergi ke arah telepon dan meminta es batu sebanyaknya serta seorang pria untuk datang ke ruangan itu.
"Ayo, kita ke kamar mandi," ajak Lily pada Jonatan.
"Jangan dekati aku," ujar Jonathan yang sudah melihat Lily dengan mata yang gelap.
"Kalau begitu sekarang pergi saja ke kamar mandi sendiri. Sebentar lagi akan ada petugas yang membantumu," kata Lily mundur. Dia sudah beberapa kali menangani masalah ini.
Dengan tubuh yang terasa sangat panas dan penuh hasrat Jonathan menarik kakinya dengan paksa ke kamar mandi tetapi langkahnya terhenti tatkala menatap Lily.
Dia menelan Salivanya dalam-dalam. "Lily, aku membutuhkanmu, tolong aku ... ," serak Jonathan mendekat ke arah Lily
"Bos sadar, kau jangan lakukan ini padaku atau ... ," terlambat tubuhnya di peluk oleh Jonathan dan bibirnya dilumat oleh pria itu dengan beringas.
Lily yang memang menyukai Jonatan, sekuat tenaga menekan perasaannya agar tidak memanfaatkan situasi ini.
"Jo, sadarlah," kata Lily terengah-engah. Ciuman pertamanya telah direnggut oleh pria itu dengan paksa dan tanpa perasaan. Dia menginginkannya tetapi bukan seperti ini caranya.
Bibir basah itu kini beralih ke leher jenjang wanita itu dan menghisap mencari madu kepuasan di dalamnya.
***
Pagi harinya, Jonatan mulai membuka mata. Menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya matahari yang masuk ke dalam matanya. Dia menyapukan pandangan matanya ke seluruh ruangan itu dan menemukan seorang wanita menatap ke arahnya.
"Kau sudah bangun?" tanya Lily bangkit. Wanita itu memakai piyama tidur dengan rambut di gerai.
"Apa yang terjadi?" tanya Jonathan memegang kepalanya.
"Hal yang biasa terjadi jika kau terjebak dengan seorang wanita." Lily lalu mengambil sebutir obat dan air putih lalu duduk di dekat Jonathan dan menyerahkan obat itu padanya. Pria itu lalu menelan obat dan mengambil gelas dari tangan Lily lalu meminumnya.
"Apa aku melakukan tindakan itu padamu?" tanya Jonathan khawatir. Lily terdiam.
"Jika iya, aku akan bertanggung jawab," lanjutnya menunggu jawaban dari Lily. Wanita itu menghela nafas sebelum mengatakan sesuatu
"Hampir jika petugas tidak datang tepat waktu." Lily lalu mengambilkan jubah tidur untuk pria itu.
"Apakah aku melakukan hal buruk dan gila?" tanya Jonathan merasa bersalah.
"Kau hanya menciumku, tapi tidak usah dipikirkan karena aku tahu kau sedang tidak sadar karena pengaruh obat laknat itu."
"Maaf.. tidak seharusnya aku melakukan hal itu padamu."
"Sudah jangan dipikirkan. Ini resiko punya Boss seorang Cassanova. Aku harus bisa menyingkirkan wanita-wanita nakal di hidupmu. Terkadang aku lelah hanya saja yang rela membayarku mahal hanya dirimu. Namun, Sayang kau membuat diriku harus berkerja dua puluh empat jam."
"Aku akan memberi bonus untukmu nanti."
"Harus karena aku harus bekerja di tengah malam dan berbasah ria ketika membawamu ke kamar mandi." Lily mengatakannya seperti nada bicara yang biasa tidak terlihat tertekan atau canggung. Hal itu membuat hati Jonatan tenang. Tangannya dengan lincah menyiapkan makanan di meja untuk Bosnya itu.
Jonathan duduk di sofa dan menatap Lily lekat.
"Terima kasih, aku tidak tahu jika hidup tanpa dirimu."
"Lebay, " ujar Lily tersenyum. "Aku justru akan bahagia jika lepas darimu."
Jonathan mengiris sandwich dan memakannya.
"Aku akan meminta libur selama yang aku inginkan jika kau sudah menemukan seorang istri yang akan menemani hidupmu."
"Aku tidak akan membiarkannya. Pekerjaanku bisa kacau kalau kau tidak ada," ujar Jonathan.
"Aku akan jadi perawan tua jika berada di dekatmu karena tidak punya waktu untuk mencari teman kencan. Bahkan untuk tidur pun, aku hampir tidak bisa melakukannya dengan tenang. Kau selalu menggangguku dengan semua panggilanmu itu. Setidaknya jika kau sudah punya calon istri, aku tidak akan diganggu lagi oleh mu."
"Aku akan mencari seorang pria yang baik untukmu tetapi sebelumnya kau harus mencarikan aku seorang istri yang sempurna."
"Ukuran sempurna untukmu itu seperti apa?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Awal cerita yg bagus dan lucu. seru juga ngadepin boos yg gerot
2023-09-26
0
🍁K3yk3y🍁
mampir nyimak
2022-11-22
0
PeQueena
simak
2022-08-14
0