"Ukuran sempurna untukku?" Jonathan nampak berpikir.
"Cantik, seksi, dia harus lembut, anggun, berkepribadian menarik dan bisa membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama."
"Sepertinya akan sulit mencarinya," kata Lily dengan hati yang menciut. Dia tahu diri untuk tidak jatuh cinta pada bosnya tetapi hati tidak bisa memilih kepada siapa dia akan jatuh cinta.
"Tidak sulit jika dia sudah datang. Aku hanya menunggu saat itu tiba."
"Lalu apakah jika dia sudah datang kau akan membuang semua wanitamu itu?" tanya Lily.
"Tentu saja. Pria hanya butuh satu wanita untuk menyempurnakan hidupnya."
***
"Apa tidak bisa sekali saja kau memakai dress dan memodel rambutmu?" tanya Jonathan pada Lily. Wanita itu memang manis dan cantik jika dipoles, tetapi dia hanya suka memakai celana panjang untuk setiap kegiatan walau tidak memalukan tapi gaya tomboy dalam diri Lily tidak bisa dihilangkan.
Seperti di jamuan penting ini wanita itu memakai celana panjang hitam cutbray dengan kemeja berwarna biru langit yang bagian lengannya sedikit di tekuk.
"Yang penting terlihat pantas kan, Pak? Makanya cari pasangan tetap biar kalau ada acara tidak harus membawaku sebagai pasangan," gerutu Lily.
"Ya, sudah aku akan cari calon istri dulu. Kau tunggu di sini dulu ya," kata Jonathan.
Lily meniup ringan rambutnya yang menutupi wajah. Selalu seperti itu, datang bersama, lalu di tinggal pulangnya sendiri. Ingin rasanya dia melangkah pergi sendiri.
Lily lalu duduk di bar, memesan soda dan melihat Jonathan sedang merayu para wanita. Berpikir wanita seperti apa yang bisa membuat pria itu jatuh cinta.
"Hallo, Cantik?" sapa Jonathan pada seorang wanita berpakaian dress merah yang memikat. Belahan dada rendah dengan dua buah benda padat yang besar, itu adalah mainan kesukaan bosnya. Pilih sudah faham dengan hal itu.
"Kau adalah calon istri idamanku," ucap Jonathan yang masih terdengar oleh Lily dan selalu dia katakan pada setiap wanita menarik yang ditemuinya. Apa tidak ada kalimat lain? Membosankan!
"Kau sangat manis sekali. Kenalkan namaku Casandra," kata wanita itu tersenyum menggoda. Tipe wanita murahan yang bisa dibawa ke kamar dengan begitu mudah, pikir Lily mengamati bosnya dari jauh.
"Jonathan, panggil saja Jo," katanya seraya mencium punggung tangan wanita itu.
"Apakah kau itu CEO Hotel Sultana?"
"Hmmm, pemilik dan sekaligus pimpinannya."
"Wow," ucap Casandra melingkarkan tangan dengan manja di lengan Jonathan. Ikan sudah tertangkap. Sudah pasti dia akan pulang dengan taxi sendiri nanti.
Seorang wanita datang ke acara itu dan menjadi pusat perhatian semua orang. Mata Jonathan yang jeli bila melihat wanita cantik langsung beralih pandang pada wanita itu. Dia mengabaikan Casandra yang memanggilnya dan terus mendatangi wanita itu.
Aura kecantikannya sungguh memikat, dia bagai Dewi kecantikan yang membawa cinta pada seluruh pria di dunia ini. Oh, tidak baginya saja.
Wajahnya berbentuk oval, dengan dagu yang terbelah indah. Bibir yang berisi di beri lipstik merah menggoda, membuat siapa yang melihatnya akan terpana. Hidung kecil dan tinggi, sangat sempurna. Dua mata indah berwarna hijau gelap, itu mungkin bukan warna mata aslinya tetapi terlihat sangat cocok untuk wajahnya. Dihiasi oleh bulu mata yang panjang dan lentik serta kelam, sekelam warna rambut dan alisnya yang berjejer seperti rombongan semut yang beriringan. Sepertinya tidak ada wanita yang secantik itu.
Bentuk tubuhnya terlihat jelas dalam balutan gaun berwarna emas yang menyala dengan hiasan sulaman berbentuk burung di bagian dadanya yang padat dan berisi. Tidak terlihat begitu besar namun pas untuk tubuhnya.
Gaunnya yang bermodel backless menampilkan punggung indahnya. Siapa dia? Dari mana dia? Pertama bertemu saja sudah membuat Jonathan jatuh dalam pandangannya.
"Hallo, Cantik , siapa namamu? Aku tidak pernah melihatmu di sini? Parasmu yang cantik rupawan membuat siapa pun yang melihat akan jatuh cinta. Kau merupakan lambang keindahan, kecantikan, bujuk rayu, kebahagiaan dan pastinya pria yang melihat akan selalu memuja wanita sepertimu." Jonathan memegang tangan wanita itu dan mencium punggungnya. Wanita itu tersenyum geli melihat tingkah pria di depannya.
Sedangkan, Lily yang sedang meminum air sodanya tersedak ketika melihat wanita yang sedang dirayu oleh Jonathan. Dia menepuk dahinya sendiri, lalu berlari mendekat ke arah Jonathan.
"Bos... Bos... ," bisik Lily memanggil Jonathan dengan cemas menepuk bahu pria itu. Bella yang menutup mulutnya menahan senyum.
"Apa sih, Ly, kau menggangguku saja. Sana kau duduk saja dengan tenang atau kau boleh pulang." Dia mendorong wajah Lily menjauh.
Lily menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan kesal. Ingin mengatakan sesuatu tetapi tertahan.
"Dia itu sekretaris yang merangkap segalanya. Maaf jika mengganggu pembicaraan kita," kata Lily.
"Hai Li," sapa Bella melambaikan tangannya pada Lily membuat Jonathan terkejut. Lily membalas lambaian tangan itu dengan canggung.
"Kau kenal dengan dia?" bisik Jonathan di telinga Lily. Lily mendengus keras dengan kesal.
"Hai, Kak Bella," balas Lily mengulurkan tangannya dan disambut pelukan oleh Bella.
Jonathan membuka mulutnya lebar.
"Kenalkan Pak Boss, ini adalah Bella Danuwijaya. Putra dari Bram Wijaya pemilik dari perusahaan sawit terbesar di negeri ini dan juga salah satu pemegang saham hotel kita juga... ," perkataan Lily terhenti ketika Jonathan memberi isyarat dengan tangannya.
Rupanya wanita yang sedang dia rayu adalah anak dari relasi bisnisnya. Dia sangat malu.
"Dia yang akan mengurus kerja sama dengan perusahaan kita," lanjut Lily lagi. Jonatan menghembuskan nafas lirih dan tersenyum canggung sembari menyugar rambut ke belakang.
"Oh, jadi kau itu Jo yang sering Ayah bicarakan?"
"Sungguhkah? Apa yang ayahmu katakan?" Jonatan sangat antusias mendengarkan.
"Katanya untuk berhati-hati padamu karena korbanmu sangat banyak."
Seketika terdengar tawa keras dari Lily. Dia sampai memegang perutnya tetapi mendapat tatapan tajam dari Jonathan. Lily lalu terdiam menahan tawanya.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Bella menyentuh bahu Lily.
"Buruk karena mempunyai bos seperti dirinya. Aku bahkan tidak bisa beristirahat dengan baik," seloroh Lily dan mendapat cibiran dari Jonathan.
"Aku ini Bos paling baik dan tampan."
"Ya, kau memang selalu memberi bonus lebih tetapi menambah banyak pekerjaanku."
Hancur sudah image Jonathan di depan gadis pujaan hatinya. Dia menunduk lemas.
"Kau tahu dia selalu menyuruhku berpura-pura menjadi tunangannya agar bisa menyingkirkan wanita yang ingin tidur dengannya. Jadi kau jangan termakan isu jika bosku itu suka berbuat aneh dengan wanita karena dia adalah pria yang suka bermain dengan mereka namun tidak melakukan hal lebih. Bosku ini sedang mencari calon istri idamannya," bisik Lily di telinga Bella, membuat wanita itu menatap Jonathan dengan ekspresi yang sulit untuk dimengerti.
"Aku mengerti."
"Kalian bicara apa? Kenapa saling berbisik?"
"Membicarakan tentang betapa baiknya dirimu itu dan kau adalah calon suami idaman semua wanita." Jonathan mengangkat kerah dan menyugar rambutnya.
"Ya, itulah aku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Jonathan somplak , kalau cari istri yg bener bukan di bar, kalau di Club yg ada ayam kampung, iya ngk thour
2023-09-26
0
Shin Gao
Jonattan gk sadar calon istri nya adalah Lily...nanti udah bersama Bella baru sadar
2022-05-12
0
Nila Nila
Jonathan nyari cewek calon istri kayak yg lagi nyari bakso....gampang banget 😂😂😂😂
2022-05-11
1