WARNING! PENUH MAKANAN HEHE ^^
...----------------...
Restoran penginapan terlihat ramai mengingat waktu makan siang akan segera datang. Leili berhenti di tempat reservasi dan meminta pelayan untuk mengarahkan mereka ke ruang makan yang lebih tertutup namun berada di dekat jendela.
Anak dan ibu ini pun dibawa menjauhi area depan restoran menuju bilik yang berada di bagian kanan restoran. Bilik yang dilapisi sihir kedap suara pun terlihat dari kejauhan.
Bentuknya transparan. Lapisan sihir itu menyelimuti setiap ruang makan disepanjang lorong yang mereka lewati.
"Silahkan Nyonya dan Tuan Muda," pintu bilik dibuka oleh pelayan pria itu dan dengan mudahnya menembus lapisan sihir. Lapisan sihir itu diam tak berkutik seolah tak ada apapun yang bisa mempengaruhinya.
"Tolong beritahu pelayan putriku supaya mengantarnya ke sini," ujar Leili sembari melewati pelayan itu dan memasuki bilik ruang makan.
Pelayan itu mengangguk sopan, "Tentu, Nyonya."
Victor mengikuti ibunya dan pintu tertutup ketika keduanya benar-benar telah memasuki bilik.
Sebuah meja makan dengan empat kursi yang mengelilinginya berada di tengah-tengah ruangan. Meski terlihat sederhana, ukiran rumit yang menyelimuti keempat kaki meja membuat estetika kayu menjadi lebih menawan.
Tidak hanya meja, bahkan kaki kursi yang diukir membentuk bunga membuatnya tampak lebih mewah.
Leili mengangguk puas.
Tidak sia-sia dia memilih menggunakan kereta daripada sihir teleportasi demi menginap di tempat yang baru-baru ini terkenal di kalangan bangsawan.
Penginapan yang bernama Radiance ini berada di daerah Tundra. Daerah yang menjadi tempat singgah para pedagang ataupun para makhluk yang tidak bisa melakukan sihir transportasi sebelum mereka mencapai ibukota kerajaan.
Tempat ini menjadi lebih terkenal di kalangan bangsawan karena seorang sarjana sukses membangun penginapan Radiance ini.
Leili mengetahui tempat ini ketika dirinya sedang memeriksa sesuatu. Sekarang, dia tidak perlu khawatir apabila semua orang membicarakan tempat ini. Leili tidak akan dicap sebagai bangsawan yang ketinggalan topik panas hanya karena tinggal di daerah perbatasan.
"Ibu ingin pesan apa?" tanya Victor seraya membuka menu yang tersedia di atas meja, membolak-balik halaman buku menu sejak tadi tapi ia belum juga memilih makanan.
"Hm...," Leili juga telah duduk dan melihat daftar menu yang tersedia saat makan siang, "aku sudah memikirkannya, bagaimana dengan kesukaan adikmu?"
Victor mengangguk, "Ya, aku sudah memilih untuk Viona."
"Kalau begitu," Leli membunyikan bel yang berada di sudut meja makan. Tidak lama setelah itu, muncul cahaya sihir dari suara yang dihasilkan oleh bel. Cahaya sihir yang transparan namun bertekstur itu perlahan menyusun bentuk seorang pelayan.
"Silahkan sebutkan pesanan Anda, Nyonya." Suara itu tidak seperti manusia mengingat suara ini dihasilkan oleh sihir, tapi itu tidak terlalu mengganggu.
"Aku ingin satu salad, pie apel dan wine putih." Leili selesai menyebutkan pesanannya dan menutup buku menu. Pelayan itu menggerakkan jarinya dan tulisan pesanan yang telah disebutkan muncul di udara.
"Aku pesan salmon panggang, soup krim kentang, dan ayam panggang. Minumannya lemonade dan susu." Kali ini Victor selesai memesan, ia juga mempertimbangkan selera Viona supaya saat adiknya datang makanan sudah siap disantap.
"Baik, kalau begitu silahkan diperiksa kembali." Pelayan itu menyebutkan satu persatu pesanan dan menanyakan detail kecil mengenai pilihan selera terhadap makanan yang dipesan.
Setelah keduanya puas, pelayan itu menunduk hormat. "Kalau begitu, mohon sabar menunggu pesanan. Terimakasih."
Pelayan itu menghilang bersamaan dengan sihir yang memudar.
"Apa kita tidak perlu memesan kue di toko depan, Bu?" tanya Victor agak khawatir. Ia melihat toko kue yang berada di depan penginapan ini dari balik jendela, "Aku khawatir Viona terlalu lapar untuk menunggu."
Kekhawatiran Victor tidak salah. Bagaimana tidak, pengunjung sudah mulai ramai sehingga sudah pasti jumlah pesanan meningkat. Mengingat mereka memesan hidangan panggang yang cukup banyak, mungkin perlu waktu yang lebih lama sampai hidangan itu disajikan.
Namun Leili menggeleng, "Tidak perlu," Wanita itu melihat arloji di tasnya untuk mengecek berapa lama waktu yang restoran ini butuhkan sampai pesanan dihidangkan.
"Restoran ini cepat melayani pesanan. Kudengar karena para koki yang dipekerjakan bukan manusia, salah satu dari mereka adalah keturunan naga."
Victor terkejut mendengar hal itu, "Na-naga?"
Pasalnya, makhluk legenda seperti mereka sangat sulit untuk diajak bekerja sama. Terlebih naga, sudah beruntung jika dapat bertemu satu. Tapi keturunan naga bekerja di penginapan ini sebagai koki?
"Sepertinya, pemilik penginapan orang yang cukup berpengaruh." Gumam Victor pelan.
Leili mengangguk, "Ya, itulah salah satu alasan yang membuat para bangsawan tertarik. Terlebih lagi, tidak ada yang tahu siapa sarjana yang membangun penginapan ini."
Hampir semua pelayanan menggunakan sihir. Kegiatan sihir yang menakjubkan ini membuat orang merasa terhibur. Tentu saja, proses memasak yang cepat adalah poin utama mengapa restoran ini selalu penuh oleh pelanggan.
Bahkan orang yang tidak menginap di penginapan Radiance ini bisa masuk untuk memesan makan.
Wanita paruh baya ini mengamati interior ruangan dengan tenang. Ia tidak sabar untuk melihat bagaimana suasana kamar yang sudah ia pesan di penginapan ini.
...****************...
Viona sudah lebih segar daripada sebelumnya. Terlebih ia merasa lapar setelah beberapa jam perjalanan di dalam kereta. Yah, meskipun ia hanya tidur sepanjang perjalanan, tapi tetap saja lapar artinya ingin makan.
Tidak ada hubungannya dengan beraktivitas atau tidak, pikir Viona dalam hati.
Saat ini, ia sedang berjalan bersama Britta menuju bilik ruang makan. Seorang pelayan berjalan di depan untuk memandu arah mereka.
Viona hanya bisa terkagum melihat pemandangan penuh energi sihir di sekitarnya. Jika saja Britta tidak menggenggam tangannya, di pasti akan berhenti secara tidak sadar untuk mengamati betapa indahnya energi transparan itu.
Namun, pikirannya teralihkan ketika aroma lezat menyapa indera penciumannya. Matanya membulat ketika melihat hidangan yang penuh di atas meja.
"Woahhh..."
Victor terkekeh melihat mata bulat Viona yang berbinar-binar. Ia bangun dari kursinya dan menarik kursi di sebelahnya. "Ayo duduk, Viona. Makanan sudah menunggu untuk disantap."
Gadis kecil itu melangkah seraya sesekali melompat ringan menuju kursi. "Woahh ayam panggang, sup kentang, pie apel?!" matanya melirik ke setiap makanan di atas meja.
"Ekhem, Viona."
Leili meletakkan kipas tangannya yang terlipat di atas meja. Hal itu membuat Viona tersentak kaget.
"Ah, maafkan aku bu." Viona menunduk menyesal. Dalam hati gadis menggerutu, pikiran anak kecilnya sering kali muncul membuatnya malu setelahnya. Seharusnya dia tidak perlu melompat-lompat, rasanya ingin menangis saja.
'Ah, lihat. Padahal aku malu tapi kenapa aku ingin menangis?!' pikir Viona semakin menunduk kesal.
"Tidak apa-apa senang melihat makanan, tapi jangan melompat." Ujar Leili menjelaskan dengan singkat.
"Ibu," Victor merasa tidak enak melihat Viona yang semula ceria berubah murung. Ia menatap ibunya seolah menyalahkan.
"Apa? Jika dia jatuh apa kau akan bertanggungjawab?" Leili mulai mengambil garpu untuk menusuk sayuran di piringnya, "Kamu boleh bersikap kekanak-kanakan. Tapi jangan terlalu sering,"
"Nanti menjadi kebiasaan, tidak baik jika orang melihatmu sebagai anak dari kediaman Liez dengan sikapmu itu." Lanjut Leili setelah itu mulai makan dengan tenang.
Viona mengangguk mengerti, "Baik, Bu."
Victor menghela napas panjang. Ia agak setuju dengan perkataan ibunya. Viona sudah berusia 12 tahun, bahkan dia sudah debut di pesta ulang tahun putri meskipun ia tidak mengingatnya. Bersikap elegan dan sopan adalah hal yang selalu ditanamkan dalam diri seorang bangsawan.
Tapi tetap saja, ada sesuatu yang mengganjal di benak Victor saat menyaksikan hal itu.
Melihat Viona yang merasa lebih baik saat mengigit suapan pertama dari ayam panggang, Victor merasa lebih baik. Ia pun mulai untuk memakan salmon panggang di hadapannya.
Meski diawali dengan suasana tidak ramah, makan siang keluarga Liez ini berjalan lancar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments