14. Nilai Ulangan

Bell jam pelajaran berbunyi, satu persatu siswa mulai memasuki kelas masing-masing. Terlihat Austin masih berjalan santai menuju kelasnya, mengabaikan setiap tatapan penuh kagum dari beberapa kaum hawa yang sedang menggerombol di koridor depan kelas mereka. Austin masih cuek, hingga terdengar suara seseorang memanggil namanya.

"Austin, kebetulan sekali. Tolong bantu bawakan buku-buku ini ke kelas, saya mau ke toilet sebentar." Bu Rahma, guru mata pelajaran yang akan mengajar di jam ini, tiba-tiba saja meletakkan setumpuk buku pada kedua tangan Austin. "Oh ya, jangan lupa sekalian bagikan ke anak-anak yang lain. Itu hasil ulangan kalian kemaren!" ucap Bu Rahma sebelum kemudian meninggalkan tempat.

Austin hanya terdiam di tempatnya, menatap kepergian Bu Rahma dengan wajah bingungnya. Belum sempat ia mengucapkan sepatah kata pun, Bu Rahma sudah lebih dulu pergi meninggalkannya. Mau tidak mau, Austin tetap membawa buku-buku itu menuju kelasnya.

"Anjir, tuh kakak kelas gantengnya nggak ada otak!" ucap salah satu perempuan setelah Austin melintas di sebelahnya.

"Sayang dia dingin banget, nggak kayak Kak Dion. Udah ganteng, manis, murah senyum, mana baik banget lagi orangnya." Sahabat dari perempuan tadi ikut menyahut, senyum manis terukir di bibirnya. Membayangkan bagaimana tampan dan baiknya Kakak kelas yang menjadi idamannya.

"Tapi tetep aja Kak Austin lebih ganteng sih menurut gue!" sahut yang lain.

"Ya elah, menang ganteng doang buat apa? Emang lo mau sepanjang hari ngobrol sama manekin es batu?" sewot perempuan sebelumnya.

"Ssstttt udah udah, kenapa jadi kalian yang ribut? Udah deh nggak usah mimpi tinggi-tinggi, lagian siapa juga yang mau sama kalian?" ucap salah satu diantara mereka melerai. "Daripada ribut, mending kalian masuk deh. Tuh Pak guru udah dateng!"

Dari kejauhan, sebenarnya Austin mendengar semua pembicaraan para perempuan itu. Namun, ia tidak peduli dan tetap berjalan menuju kelasnya. Sesampainya di kelas, Austin meletakkan buku-buku tersebut di atas meja guru. Pandangannya mengedar, menyapu seisi kelas yang masih sangat ramai dengan ocehan para siswanya. Tatapan dingin Austin membuat semua siswa dikelas perlahan terdiam, menunggu apa yang ingin disampaikan cowok yang kini berdiri di depan kelas.

"Ssstttt diem-diem, Austin mau ngomong!"

Alfian, si ketua kelas jadi-jadian itu memberikan instruksi pada beberapa siswa yang masih saja mengobrol. Sebenarnya, ketua kelas yang sebenarnya adalah Bobby, bocah nerd yang kini duduk seorang diri di pojok kelas. Aneh memang, tapi memang itulah yang terjadi sebenarnya. Pada dasarnya, menjadi ketua kelas bukanlah keinginan Bobby, melainkan permainan para siswa di kelas yang hanya ingin mengerjai cowok malang itu.

"Eh lo!" Austin menunjuk pada seorang gadis yang baru saja masuk ke dalam kelas, yang tidak lain adalah Shabira. "Sini, nama lo Shabira kan?" tanyanya.

Merasa dirinya dipanggil, Shabira menatap bingung Austin seraya menunjuk dirinya sendiri. "Gue?" tanyanya sambil mendekat.

"Bagiin nih, disuruh sama Bu Rahma!" Austin menunjuk tumpukan buku di atas meja, kemudian melenggang pergi menuju kursinya.

"Lah, kenapa jadi gue?" tanya Shabira cengo.

"Udah buruan bagi, lama banget! Udah kayak sinden aja lo?" celetuk Ronna yang duduk di sebelah kanan kelas.

Shabira hanya memutar bola matanya, mencoba mengabaikan ucapan Ronna barusan. Terpaksa ia mengambil alih buku-buku tersebut, kemudian membagikannya kepada pemilikannya masing-masing.

"Bangsat nilai gue?" Alfian tiba-tiba saja berteriak heboh, setelah melihat nilai hasil ulangannya kemarin.

"Kenapa? Lo dapet sepuluh lagi?" tanya teman cowok di sampingnya.

"Tujuh puluh coy, huahaha gue dapet tujuh puluh. Akhirnya gue pinter juga!" Baru kali ini Alfian mendapatkan nilai tinggi, itulah sebabnya ia begitu bangga dengan pencapaiannya saat ini. "Nyokap gue pasti seneng banget nih," lanjutnya senang.

"Ck nggak usah lebay deh lo, cuma tujuh puluh doang juga!" sewot teman yang duduk di samping Alfian sebelumnya.

"Gue lebay? Biarin. Emang lo dapet berapa, berani ngatain nilai gue?" tanya Alfian penasaran. Apalagi ketika melihat sahabatnya tiba-tiba saja menyembunyikan buku hasil ulangannya. "Anjir diumpetin, gue curiga lo cuma dapet sepuluh hahaha."

"Sepuluh pala lo trapesium! Mana ada sep---" Ucapan sahabat Alfian seketika terhenti, ketika tiba-tiba Alfian merebut paksa bukunya. Membawanya lari kemudian membuka dan mengintip hasil nilainya. "Al, jangan dibuka anjing. Ntar lo nyesel seumur hidup!" teriaknya.

"Bahaha gocap anjir, ini nilai ulangan apa nilai mata uang?" ledek Alfian ketika melihat isi buku milik sahabatnya. "Masih mending gue dapet tujuh puluh!" lanjutnya.

"Ya elah Al, cuma tujuh puluh aja bangga lo. Yang lain dapet sembilan puluh juga diem aja, lebay lo!" sahut Milka, tidak suka melihat sikap berlebihan Alfian sejak tadi.

"Ya iya lah gue bangga, secara ini kan hasil kerja keras gue. Sorry ya, meskipun gue goblok seratus persen, tapi tetep gue harus menghargai hasil kerja keras gue. Itu kuncinya menikmati kehidupan! Kalo lo nggak puas dengan hasil kerja keras lo sendiri, nggak bisa dipungkiri lo bakal menghalalkan segala cara biar dapet nilai sempurna nantinya!"

Mendengar ucapan Alfian, seketika Shabira menutup mulut sambil menahan tawanya. Milka kini terdiam, merasa tersindir oleh ucapan Alfian barusan. Akan tetapi, apa yang Shabira lakukan tadi berhasil membuat beberapa orang di sana menatap ke arahnya. Gadis itu memang sempat kelepasan tertawa, karena sudah tidak mampu lagi menahannya.

"Ngapain lo ketawa, tumben banget? Biasanya lo paling gelisah kalo abis dapet nilai ulangan kayak gini?" Alfian menendang kecil meja Shabira yang memang berada di dekatnya. Tidak biasanya ia melihat Shabira bisa santai seperti sekarang ini.

"Nggak kenapa-kenapa, emang ketawa nggak boleh?" ketus Shabira bertanya. Sedikit melirik ke arah Milka yang masih menatap kesal padanya. Shabira sangat tahu, apa yang membuat Milka bersikap demikian. Selama ini, Shabira memang sudah tau tentang perbuatan licik geng Ronna demi mendapatkan nilai sempurna.

"Dapet nilai berapa lo?" tanya Alfian.

"Sembilan puluh," jawab Shabira.

Sebenarnya ia masih belum puas dengan nilai tersebut. Saat di dunia nyata, Livia selalu mendapatkan nilai sempurna karena kecerdasannya. Akan tetapi, kini dirinya hanya mendapatkan nilai sembilan pulu karena kecerobohannya. Shabira lupa, kalau sudah lama ia tidak pernah belajar mata pelajaran di SMA. Tentu saja, ada beberapa soal yang tidak mampu ia kerjakan dengan benar.

"Wiihhh tumben banget, biasanya lo paling mentok cuma delapan puluh! Abis dapet wangsit dari mana lo?" tanya Alfian curiga. Pantas saja sejak tadi Shabira bersikap santai, ternyata tidak lain karena nilai ulangannya mampu melebihi batasan yang biasanya tidak mampu ia gapai.

Dalam sekejap, lirikan tajam Shabira mampu membuat cowok bermulut lemes itu langsung terdiam. "Kepo banget sih lo jadi orang!" semprot Shabira.

🎀🎀🎀

Sambil menunggu HTKS up, mampir dulu yuk ke karya keren di bawah ini.

Judul : Rahasia Istri Culunku

Napen : Nurma Azalia Miftah Poenya

"Aku apa? ngomong yang jelas !" bentak Ali karena Ara justru diam.

"Aku mencintai Kamu.!" jawab Ara dengan lantang.

"Ha-ha-ha, lelucon macam apa itu? Jelas saja banyak wanita yang mencintai aku. Aku tampan, gagah dan juga berkarisma," Ali menjawab serta menertawakan gadis culun yang mengaku mencintai nya.

"sedangkan, Kau? Aku yakin, tidak ada yang sudi dengan gadis culun sepertimu. Seharusnya kau berkaca dulu, Nona Gunawan !" lanjut Ali semakin menghina Ara. ucapannya sangat menusuk hati Ara.

"Sial, kenapa rasanya sakit sekali. Ketika kau dihina, oleh orang yang kau cintai Ara ! Luka ini bahkan lebih menyakitkan, dari pada Lukamu yang biasa kau dapatkan," batin Ara menahan sakit yang Ali berikan di hati nya.

...Sampai bertemu di cerita HTKS selanjutnya 👋🏻...

Terpopuler

Comments

Ratna Komalasari

Ratna Komalasari

semangat terus jgn cape ya🤭💪

2022-05-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!