12. Masa Lalu Austin

"Abis dari mana kamu? Jam segini baru pulang?"

Austin menghentikan langkahnya, menoleh ke arah Papa Ray dengan wajah datar. Sebelumnya Papa Ray terlihat sedang duduk di sofa ruang tamu. Namun setelah melihat kedatangan Austin, pria itu langsung beranjak dari duduknya. Melirik pada jam yang melingkar di tangannya, kemudian memandang putranya dengan tatapan marah.

"Bukan urusan Papa!"

Austin kembali melangkahkan kakinya, tidak peduli bagaimana suasana hati Papa-nya saat ini. Setelah banyak melakukan aktivitas di luar rumah, kini Austin hanya ingin mengistirahatkan diri di dalam kamar. Jika bukan karena ia peduli dengan Papa-nya, mungkin malam ini dirinya akan memilih pulang ke apartemen miliknya, seperti biasanya.

"AUSTIN! MAU SAMPAI KAPAN KAMU AKAN SEPERTI INI TERUS HAH?!"

Ray meninggikan suaranya, merasa kesal melihat sikap cuek Austin padanya. Memang sudah cukup lama Austin bersikap seperti ini padanya, putranya itu selalu bersikap seolah tidak membutuhkan siapapun dalam hidupnya. Rasa kecewa dan trauma membuat Austin tidak bisa dengan mudah membuka hati untuk mempercayai orang lain, walaupun itu adalah Papanya sendiri.

Austin menghela nafas, dengan malas ia kembali menghadap ke arah Papanya berada. "Mau apa lagi sih, Pah?"

"Papa mau bicara sebentar sama kamu!" ucap Papa Ray akhirnya mengalah. Jika memaksa pun, pria itu tidak akan mungkin bisa meruntuhkan ego Austin. Bisa-bisa, Austin akan nekat meninggalkan rumah seperti yang biasanya ia lakukan.

"Bicara soal apa? Perjodohan itu lagi?" tanya Austin menebak.

"Papa sudah katakan padamu, jika kamu seperti ini terus, mau tidak mau, Papa terpaksa akan tetap melanjutkan perjodohan ini!" ucap Papa Ray tegas.

Belakangan ini, Ray baru menyadari, putranya selalu pulang larut malam dalam keadaan sangat berantakan. Bahkan seringkali Austin tidak pulang ke rumah, melainkan pulang ke apartemen yang dibelikan oleh mendiang Kakeknya dulu. Ray sangat tidak ingin putranya terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak sehat. Itulah alasannya, ia ingin mempercepat perjodohan ini.

"Aku seperti ini? Seperti ini apa yang Papa maksud?" Austin menatap Papanya datar. "Bukannya ini yang Papa dan Mama mau?"

"Sampai kapan kamu akan terus membenci Mama? Tidak bisakah kamu memaafkannya?"

Ray menatap putranya dalam, semburat penyesalan tersirat di permukaan wajahnya. Kesalahan dirinya dan mendiang istri memang sudah sangat fatal di mata Austin. Tidak bisa dipungkiri Ray dapat melihat dan merasakan apa yang putranya rasakan saat ini. Namun, karena karakter dirinya yang terlalu kaku, Ray tidak bisa bersikap lembut pada Austin. Meskipun sebenarnya, ia sangat ingin berbicara dengan putranya dari hati ke hati sejak dulu.

"Bukan hanya Mama, aku bahkan sangat membenci Papa!"

Deg

Ray terpaku, baru kali ini Austin mengatakan demikian. Hatinya terasa tercubit, melihat putranya seolah tidak merasa menyesal sama sekali setelah mengungkapkan isi hatinya. Jika waktu dapat diulang, Ray sangat ingin mengubah takdir hidupnya. Mengubah kisah hidup Austin yang hancur karena keegoisan dirinya dan mendiang istrinya, Clouna Lloyd.

"Kenapa? Papa marah? Atau, Papa nggak terima?" tanya Austin menantang, melihat tatapan Papanya tidak berpindah sejengkal pun dari dirinya. "Kemana aja Papa dari dulu? Papa tau? Sedekat apapun jarak kita sekarang, pada kenyataannya Papa nggak tau apapun tentang aku, tentang semua yang aku alami selama ini."

"Aku nggak mau perjodohan ini dan sampai kapanpun aku nggak akan mengorbankan siapapun untuk masuk ke dalam keluarga seperti ini. Asal Papa tahu, aku bukan orang yang akan bisa dengan tega merusak kehidupan orang lain demi keegoisanku sendiri!" ucap Austin seraya menyindir.

"Austin! Jangan sembarangan bicara kamu!" bentak Ray.

Bukan tanpa alasan Austin mengatakan demikian. Sejak kecil, cowok itu sudah banyak mendapatkan akibat fatal dari keegoisan Papa dan Mama nya. Dulu, Papa Ray selalu sibuk dengan dunia bisnisnya yang mulai berkembang pesat. Sementara Mama Clouna selalu sibuk dengan karirnya sebagai seorang model terkenal saat itu.

Karena kesibukan kedua orangtuanya, Austin kecil sampai dititipkan kepada seorang pengasuh anak. Namun nahasnya, Austin yang saat itu baru menginjak usia tujuh tahun harus mengalami banyak sekali penderitaan. Seorang pengasuh baru yang dipekerjakan oleh Mama-nya ternyata adalah seorang yang sangat kejam. Ia mampu dengan tega menyiksa Austin tanpa ampun hingga menimbulkan trauma mendalam di kehidupannya.

Setiap hari Austin selalu mendapatkan luka baru di tubuhnya, sementara luka lama akan selalu disembuhkan oleh pengasuh yang telah melukainya. Penyiksaan tersebut Austin dapatkan hingga ia berusia sebelas tahun. Bukan Austin tidak membela dirinya saat itu, akan tetapi semua aduan yang ia katakan kepada Mama dan Papanya tidak pernah dianggap sama sekali.

Mereka selalu mengira luka itu ada karena Austin sendiri yang teledor dalam bermain, bahkan dulu sempat menganggapnya sebagai anak nakal. Hingga akhirnya, rasa lelah dan kecewa membuat Austin memutuskan untuk berhenti mengadu pada kedua orangtuanya. Semua siksaan yang diterima selalu Austin tahan. Sampai suatu ketika, karena suatu hal membuat Mama dan Papa menyadarinya.

Namun semuanya terlambat, Austin sudah terlanjur menjadi anak tanpa perasaan. Hatinya mati, setelah semua rasa sakit yang ia dapatkan atas keegoisan kedua orangtuanya. Bahkan, Austin tidak menangis sama sekali ketika melihat Mama Clouna menghembuskan nafas terakhirnya, karena kecelakaan lalulintas yang menimpanya saat itu.

Kini sudah hampir delapan tahun berlalu, namun sampai sekarang, rasa sakit itu masih kerap kali menghantui cowok itu. Semua kekecewaan yang ia dapat membuat Austin tidak bisa lagi mempercayai orang lain. Kini Austin hanya ingin memikirkan dirinya sendiri. Egois memang, tapi itulah yang ingin ia lakukan, selama yang ia lakukan tidak mengganggu kenyamanan orang lain.

Melihat Papa Ray masih terdiam menahan marah, Austin memilih pergi menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Setelah cukup banyak melakukan aktivitas fisik di luar, Austin kini hanya ingin membersihkan diri kemudian mengistirahatkan diri di atas ranjangnya. Namun baru saja Austin sampai di dalam kamar, bunyi pesan masuk di ponsel mengalihkan atensinya.

Dengan malas, Austin mengambil ponsel yang masih bersarang di dalam saku celananya. Memeriksa pesan masuk yang mungkin saja penting untuknya. Namun ternyata, Austin justru mengerutkan kening setelah melihatnya. Kini tertera di layar, sebuah chat dari nomor baru dengan foto profil gadis cantik yang tidak lain adalah Shabira.

Shabira Lawrence. Austin! 🤗

Ini gue, Shabira.

Lo masih inget kan? Jangan bilang lo lupa ingatan lagi?

Save nomor gue dong!

Ya elah dicuekin, anjir 😑

Gue tau lo udah baca chat gue!

Aauussstttiiiinnnnnn...!

^^^Austin Lloyd Apaan?^^^

Shabira Lawrence. Nah gitu dong, dijawab.

Save nomor gue dong, biar enakan dikit kayak seblak.

^^^Austin Lloyd. Dapet dari mana?^^^

Shabira Lawrence. Hah?

Apanya?

Seblaknya?

^^^Austin Lloyd. Nomor gue.^^^

Shabira Lawrence. Owh nomor lo?

Dapet dari temen lo.

^^^Austin Lloyd. Siapa?^^^

Shabira Lawrence. Bukan siapa-siapa, nggak penting!

Tin?

Austin!

Yah elah didiemin lagi, udah kayak jemuran aja gue!

^^^Austin Lloyd. Gue block^^^

Shabira Lawrence. Hah?

Apanya yang di block?

Irit banget chat lo, gue nggak ngerti! Apanya yang block? Tulisannya?

^^^Austin Lloyd. NOMOR LO, GUE BLOCK!^^^

Shabira Lawrence. Nah lho, kenapa di block?

Jangan dong!

Capek-capek gue minta sama Andika, masa dengan gampangnya lo mau block sih.

Austin?

^^^Austin Lloyd. Nggak penting!^^^

"Andika sialan!" Austin mengeratkan genggamannya pada ponsel, masih menatap layar yang masih menunjukkan aktivitas chat-nya bersama Shabira.

Shabira Lawrence. Nggak penting gimana? Sebagai calon tunangan, bukannya udah harusnya kita pegang nomor masing-masing ya?

^^^Austin Lloyd. Kata siapa? Pertunangan batal, gue nggak mau tunangan sama cewek kayak lo!^^^

Cukup lama tidak ada balasan dari Shabira, hingga akhirnya Austin kembali mengirimkan pesan padanya.

^^^Austin Lloyd. Dari awal gue udah bilang, jangan pernah suka sama gue. Masih banyak cowok lain yang lebih pantes buat lo di luar sana.^^^

Shabira Lawrence. Emang!

Masih banyak cowok tampan di luar sana.

Tapi gue cuma mau sama lo, gimana?

Gini deh, gimana kalo kita bikin perjanjian aja?

^^^Austin Lloyd. Ogah!^^^

Shabira Lawrence. Ish belum juga bilang apa-apa udah main nolak aja.

Masa lo nggak mau sih kasih kesempatan buat gue? Gue jadi curiga kalo sebenernya lo itu belok.

Selama ini kan lo mainnya cuma sama temen-temen cowok.

^^^Austin Lloyd. Gue masih normal!^^^

Shabira Lawrence. Ya udah kalo gitu, makanya lo harus setuju sama pertunangan ini. Oke?

Tin?

Austin!

Ok! Karena lo nggak jawab, gue anggap lo setuju sama perjodohan ini.

Kalau gitu, selamat tidur. Jangan mimpi indah, lo cukup mimpiin gue aja! 😎

🎀🎀🎀

Sambil menunggu HTKS up, mampir dulu yuk ke karya keren di bawah ini.

Cleo, cepat katakan pada mama siapa yang sudah menghamilimu? Kau sudah membuat dosa besar, Cleo! Apa kau tidak sadar itu namanya zina, Cleo. Itu dosa besar!"

Cleo pun hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Cleo, cepat katakan pada mama siapa laki-laki yang sudah berani menghamilimu? Jangan diam saja, Cleo! CLEEEEOOOOOO!"

"CEPAT KATAKAN CLEEEEOOOOO! KAU TELAH MELAKUKAN DOSA BESAR!!"

"Oh iya ma, emhhh Kenzo. Dia anak Kenzo, aku pergi meninggalkan kalian semua saat aku sedang hamil anak Kenzo, itulah sebabnya saat itu aku merasa sangat terluka karena mengira Kenzo hanya mempermainkanku, sedangkan aku sedang mengandung darah dagingnya."

"Jadi dia anak Kenzo? Kau tidak berbohong pada mama kan?"

"Y...Ya, dia benar-benar darah daging Kenzo."

"Syukurlah! Alhamdulillah, mama benar-benar sangat bahagia, mama mau mengakui dia sebagai cucu mama kalau dia anak Kenzo!" teriak Vallen kemudian mengangkat Shane lalu menggendongnya.

"Mama! Bukankah tadi mama mengatakan kalau aku berdosa karena sudah berzina! Lalu dengan mudahnya mama mengatakan Alhamdulillah setelah tahu dia anak Kenzo!"

Judul : Bed Friend

Napen : Weny Hilda

...Sampai bertemu di cerita HTKS selanjutnya 👋🏻...

Terpopuler

Comments

Mpok Nana

Mpok Nana

Berat juga yah msa kecilnya si Austin..

2022-05-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!