Sebelum menjemput Adel, saat Andi mengetahui kebenarannya.
Usai bertanding, Nao meminum sebotol air yang diberi oleh Malvin. Ia meletakkan botol itu di sampingnya dan menatap lapangan.
"Gue numpang lo ya" ucap Andi seraya duduk di samping Nao. Nao menoleh sekilas menatap Andi dan hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Naik bus atau taksi dong, masa numpang" cibir Kevin yang sedang membenarkan tali sepatunya.
"Berisik lo, Nao aja nggak ada protes" Andi menendang kecil sepatu yang sedang Kevin benarkan talinya.
"Sorry gue sengaja" ucap Andi terkekeh.
"Anj*r lo" Kevin menatap tajam Andi lalu melanjutkan mengikat tali sepatunya.
Lando yang tadinya duduk dengan tim basket SMA Charless kembali mendekati Nao dan teman-temannya. Terkadang ia merasa rindu akan kebersamaan mereka. Lando mengajak tos keempat orang itu begitu juga dengan Billy yang dulu merupakan tim basket SMA Helius.
"Thanks ya udah tanding sama SMA Charless, nice match" ucap Lando saat tos dengan Kevin.
"Sama-sama brother, kangen juga kita satu tim sama lo" sahut Kevin.
"Akhir pekan kumpul lah, pada nggak ada acara kan?" timpal Malvin yang mengibaskan tangan di depan wajahnya sebagai kipas.
"Ide bagus tuh, gue setuju" Andi mengacungkan salah satu jempolnya pada Malvin.
"Agendakan aja" ucap Kevin lalu merebahkan diri.
"Lo ikut aja Bil" sambung Kevin pada Billy dan dianggukinya.
"Di tempat biasa kan?" sahut Nao seraya beranjak.
"Yoi" ucap Malvin.
"Oke, gue duluan. Ayo cabut" pamit Nao seraya mengajak Andi.
Andi beranjak "Duluan guys" pamitnya melambaikan tangan dan diangguki mereka.
Nao memasuki mobilnya dan duduk di kursi kemudi. Andi mengikutinya dengan duduk di samping Nao.
"Lo duduk belakang" usir Nao seraya memasang seatbelt.
"Lah..kenapa? Kayak lo sopir gue aja" Andi hendak memasang seatbeltnya.
"Duduk di belakang" tegas Nao sekali lagi.
Andi mencibir "Iya-iya gue pindah ke belakang"
Usai Andi duduk manis di kursi belakang, Nao melajukan mobilnya. Namun arah mobilnya berlawanan dengan arah rumah Nao maupun Andi.
"Ini kan lawan arah, lo mau ke mana?" tanya Andi memajukan badannya mendekati kursi depan.
"Jemput orang" Nao menjawab sambil fokus mengemudi.
"Siapa? Sepupu lo?" tebak Andi, Nao belum sempat menjawab.
"Atau jangan-jangan, ce-wek lo?" ucap Andi lagi dengan nada sedikit ragu. Nao hanya menjawabnya dengan anggukan kepala membuat Andi terkejut. Ia menutup mulutnya yang menganga dengan kedua tangannya.
"Jadi Malvin benar?"
"Hm"
"Daebak, siapa?" tanya Andi yang kian penasaran.
"Anak kelas lo" jawaban Nao membuat Andi semakin terkejut.
"APA? SIAPA? NGADI-NGADI NGGAK LO?"
"Nanti lo juga tahu, tapi lo jangan bilang siapapun dulu kalau dia pacar gue. Entar dia marah lagi" jelas Nao.
"Santai aja bro, kalau sama gue mah aman. Kan gue bukan Kevin" Andi memang pandai menyimpan rahasia. Tidak seperti Kevin, ia akan dengan mudahnya menyebar rahasia temannya. Oleh karenanya mereka jarang sekali bercerita dengan Kevin. Kevin baru akan tahu justru dari orang lain.
Saat Nao menghentikan mobilnya, Andi refleks celingukan mencari siapa teman sekelasnya yang menjadi pacar Nao. Ia menemukan satu orang yang tengah duduk di halte.
"Adel?" Nao menganggukkan kepalanya.
"Lo harus ceritain gimana lo bisa pacaran sama Adel" sudut bibir Andi sedikit naik. Ia benar-benar penasaran bagaimana bisa teman sekelas dan sahabatnya itu berpacaran.
***
Masih di dalam mobil Nao. Adel yang masih kesal terdiam. Nao sendiri juga diam karena fokus mengemudi. Andi menjadi bingung harus bagaimana mencairkan suasana di dalam mobil itu.
"Nao, setel musik dong. Lagunya Blackpink yang ddu-du ddu-du" pinta Andi. Andi memang menyukai k-pop dan k-drama meskipun ia cowok. Namun ia juga membatasi dirinya agar tidak berlebihan. Makanya terkadang ia mengucapkan kata-kata dalam bahasa Korea.
Nao memutar bola matanya malas. Ia ikuti saja permintaan Andi. Dicarinya lagu milik Blackpink di spotify. Kini lagu itu lumayan mengurangi suasana mengerikan di dalam mobil.
Andi ikut menyanyi karena ia sudah hafal dengan lirik lagu itu. Ia sangat menyukai Lisa karena menurutnya selain cantik, rap-nya Lisa keren abis.
Untuk pertama kalinya Adel mengetahui fakta bahwa Andi menyukai budaya dari negeri gingseng sama seperti dirinya. Ia menoleh dan menatap heran pada Andi "Sejak kapan lo suka Blackpink?"
Andi menyengir karena sebenarnya ini adalah rahasianya. Hanya teman dekatnya saja yang mengetahui hal itu.
"Sejak SMP, kan abis UN gabut, gue iseng play lagu acak di spotify dan muncul lagu Blackpink yang ternyata asik. Terus kebetulan kakak gue suka k-pop sama k-drama" jelas Andi panjang lebar yang berhasil menghilangkan rasa kesal Adel.
"Oh" Adel manggut-manggut.
"Lagi nonton drama apa sekarang?" tanya Adel lagi.
"Business Proposal, lo nonton juga?" Andi berbalik tanya.
"Nonton dong. Apalagi si CEO Kang Tae Moo, beuh...ganteng banget" Adel menyahut dengan antusias. Nao yang mendengar obrolan mereka hanya menggelengkan kepalanya sebab dirinya tak pernah tertarik dengan hal itu apalagi menonton drama, jelas bukan seleranya.
"Gue setuju sama lo Del. Eh...tapi kalau sama Nao ganteng siapa Del?" Andi melirik Nao. Nao menjadi tegang dan gugup untuk mendengar jawaban Adel. Nao berdeham.
Adel menatap wajah Nao dengan lekat "Hm...jelaslah Kang Tae Moo" jawabnya dengan muka datar. Raut muka Nao terlihat kesal. Bagaimana mungkin dirinya yang mendapat julukan sebagai pangeran SMA Helius, orang paling tampan se-SMA Helius tidak mendapat pengakuan dari calon istrinya sendiri.
Andi tertawa keras mendengar jawaban Adel "Hadu...kasihan amat nggak dianggap sama cewek sendiri"
Nao menatap tajam Andi melalui cermin membuat Andi terdiam "Lo tetep paling tampan kok, kalau di negara ini. Tapi kalau di sana lo juga tampan tapi banyak yang lebih tampan" ucapnya kembali tertawa diikuti Adel.
"Gue turunin dipinggir jalan dekat kuburan" ancam Nao.
"Jangan dong, gue nggak mau dikejar mbak kunti maghrib-maghrib gini karena tersepona sama gue"
"Narsis banget lo" sahut Adel sedikit terkekeh.
Nao seakan mau muntah mendengar temannya itu ternyata bisa senarsis itu.
"Jadi sejak kapan kalian pacaran?" pertanyaan Andi kali ini berubah menjadi serius.
"Si-siapa juga yang pacaran?" sewot Adel.
"Del, Nao udah bilang ke gue tadi kalau dia mau jemput ceweknya. Berarti kan kalian pacaran"
"Mana ada, ng-nggak" elak Adel.
"Lo bantuin gue ngomong ke teman lo dong" gumam Adel pada Nao. Nao hanya menghela nafas sebagai jawabannya. Adel berdecak kesal.
"Gimana ceritanya kalian bisa dekat" Andi mulai meneror Nao dan Adel dengan berbagai pertanyaan.
"Lo nanya kayak introgasi calon mertua aja, panjang lebar" sahut Nao.
"Yee...gue kan sebagai sahabat lo dan teman sekelas Adel penasaran lah, gimana ceritanya teman sekelas gue bisa pacaran sama sahabat gue dan gue nggak tahu, kan kalau dipikir-pikir sangat aneh"
Nao memutar kemudi berbelok ke kanan "Kita dijodohin" ucapnya membuat Adel melotot pada Nao. Kenapa dengan entengnya Nao membeberkan rahasia mereka.
Lagi-lagi Andi dibuat terkejut. Ia bahkan masih tidak percaya dengan ucapan yang baru saja dikatakan sahabatnya "Wah, lo bercandanya udah parah"
"Gue nggak bercanda Andi" Nao menegaskan.
"Bentar-bentar, gue masih syok ini" Andi memegangi dadanya.
Adel sendiri semakin kesal dengan sikap Nao. Ingin rasanya ia memukul Nao saat itu juga. Kepalan tangannya sudah siap mengarah untuk menghantam wajah tampan Nao. Tapi niat itu ia urungkan karena Nao sedang mengemudi.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments