Adel kembali ke mejanya "Balik kelas yuk" ajaknya pada Dita dan dianggukinya.
Seperti biasa Adel dan Dita selalu bercerita bersama. Mereka berdua memang tidak pernah kehabisan topik.
"Gue udah nonton film fantastic beast yang ketiga. Partnya Newt sama Theseus niruin kalajengking lawak banget dah" Dita bercerita.
"Oh ya? Hm...kapan ya gue bisa nonton. Lo sih ngajakinnya dadakan, waktu itu kan gue lagi ada acara sama papa gue" Adel menyahuti tak kalah antusias membicarakan film kesukaan mereka. Namanya sahabat pasti sering punya kesamaan bukan.
"Kak Adel" panggil Silvy, anggota paduan suara SMA Helius. Adel menoleh menatap Silvy.
"Sepulang sekolah kak Adel disuruh ke ruang musik sama kak Edgar"
Edgar adalah mantan ketua paduan suara SMA Helius yang diketahui oleh hampir semua anggota bahwa ia menyukai Adel.
Adel mengkerutkan keningnya begitu juga dengan Dita "Ada urusan apa ya Sil?" tanya Adel.
Silvy hanya mengangkat bahunya "Kalau gitu gue duluan kak" Silvy berlalu pergi.
"Jangan-jangan Edgar mau nembak lo lagi" ucap Dita membuat Adel menggigit jari kukunya.
"Dit, temenin gue nanti yah?" pinta Adel.
"Pengen sih...cuma gue ada les"
Adel mengerucutkan bibirnya. Ia takut Edgar akan melewati batas kali ini karena sudah kesekian kali Edgar mengajaknya untuk berkencan.
***
Keempat idola SMA Helius tengah berjalan di lorong untuk kembali ke kelasnya usai memanjakan perut mereka yang lapar.
Kevin tengah bernyanyi sendiri dengan suaranya yang bisa dibilang merdu tidak fals juga tidak.
"Lo nyanyi apa travelling? Nadanya ke mana-mana" celetuk Andi. Kevin justru menaikkan volume suaranya membuat Andi menggelengkan kepalanya. Nao dan Malvin sedikit terkekeh melihat tingkah sahabatnya.
"Aduh..." Kevin berhenti bernyanyi. kedua tangannya memegangi perutnya yang tiba-tiba sakit karena panggilan alam.
"Gue ke toilet dulu, ijinin gue sama pak Budi" ucap Kevin sambil berlari menuju toilet. Lagi-lagi Andi hanya menggelengkan kepalanya.
Andi menepuk dahinya "Oh iya, gue mau ke perpus pinjam buku Kimia" Andi berbalik menuju perpustakaan meninggalkan Nao dan Malvin yang kembali ke kelas dalam keadaan diam.
Keduanya memang jarang berbicara panjang lebar seperti Andi dan Kevin. Mereka bersahabat karena ketika SMP mereka satu tim basket bahkan ketika di SMA. Tentu saja bersama dengan Kevin dan Andi.
Malvin berdeham untuk mencairkan suasana "Lo nggak ada yang mau diceritain ke kita-kita?"
Nao mengkerutkan keningnya "Maksud lo?"
"Gue ngerasa aja ada yang lo sembunyiin"
Nao berdeham. Ia sedikit gugup merasa rahasianya diketahui oleh Malvin. Malvin benar-benar peka, batin Nao.
"Gue bakal cerita tapi nggak tahu kapan"
"Noted, We'll wait" Malvin merangkaul Nao. Keduanya melanjutkan langkah mereka menuju kelas.
***
Jam pulang sekolah telah tiba. Adel pergi ke ruang musik untuk menemui Edgar. Awalnya ia ingin mengabaikannya tapi ia akan merasa bersalah jika membuat Edgar menunggunya.
Adel membuka pintu masuk ruang musik. Dilihatnya Edgar tengah memainkan piano. Ia menyelesaikan satu lagu itu meskipun Adel sudah berada di sana.
Edgar membalikkan badannya "Hai Adel. Lo apa kabar? Sejak kelas 12 kita hampir tidak pernah bertemu. Gue kangen banget sama lo Del"
Adel memutar bola matanya jengah. Harus bagaimana lagi ia menolak Edgar. Adel sudah pernah berusaha untuk kencan dengan Edgar namun perasaan itu tidak pernah muncul di hatinya. Ia hanya menganggap Edgar sebagai temannya saja tidak lebih.
Edgar berjalan mendekati Adel. Ia lalu menggenggam tangan Adel "Please, kali ini lo terima perasaan gue yah"
Adel melepaskan tangannya "Sorry Gar, gue nggak bisa. Gue nggak pernah ada perasaan apa-apa sama lo. Lebih baik lo cari cewek lain yang lebih baik dari gue"
"Nggak ada yang seperti lo, Adel. Cuma lo yang bisa buat gue senyaman ini"
"Maafin gue Edgar" Adel berbalik hendak keluar dari ruang musik. Namun langkahnya terhenti ketika Edgar mencekal lengannya. Edgar lalu menarik lengan Adel dan memeluknya membuat Adel membulatkan matanya.
"Lepasin gue Gar" Adel berusaha melepaskan dirinya namun pelukan Edgar justru semakin erat.
"Please, biarin seperti ini sebentar" Edgar berbisik lembut di telinga Adel.
"Makasih lo udah datang di hidup gue. Gue bersyukur kenal sama lo Del. Gue sayang sama lo sampai kapanpun. Gue akan selalu ada buat lo dan gue rela nunggu lo"
Adel terdiam mendengar ucapan tulus Edgar yang begitu dalam. Namun hatinya sama sekali tak merasakan debaran apapun. Sungguh aneh. Padahal Edgar juga terkenal diantara para siswi karena parasnya yang tampan dan sikapnya yang ramah, baik, dan suka menolong.
Edgar melepaskan pelukannya. Ia menatap lembut pada Adel. Mungkin wanita lain akan meleleh jika ditatapnya.
"Gue nggak akan maksa lo lagi Del. Kalaupun nanti lo suka sama orang lain, kalau dia bisa bikin lo bahagia, gue nggak papa, gue juga akan bahagia untuk lo" Edgar tersenyum lembut "Makasih udah datang ke sini"
Adel tersenyum tipis "Makasih juga karena lo udah baik ke gue selama ini" Edgar mengangguk.
"Hati-hati pulangnya" ucap Edgar dan Adel mengangguk. Ia lalu keluar dari ruang musik dan berjalan menuju parkiran.
Sementara itu, Nao bersandar pada body mobilnya sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada. Ia menunggu kedatangan Adel hingga di parkiran hanya tersisa beberapa kendaraan saja.
Nao melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia menghembuskan nafas kesal. Sudah 20 menit ia menunggu Adel.
"Lo ke mana sih?"
5 menit kemudian, Nao melihat Adel berjalan dengan santainya menuju parkiran, mendekatinya.
"Lo lupa kalau kunci mobil gue ada sama lo" Nao menatap tajam kehadiran Adel di depannya.
Adel menyerahkan kunci mobil pada Nao "Bagus dong, jadinya kan udah sepi. Gue nggak perlu sembunyi-sembunyi buat masuk ke mobil lo"
"Kemana aja lo?" sebenarnya Nao berusaha untuk tidak penasaran namun ia sudah merasa kesal karena dibuatnya lama menunggu.
"Ada urusan bentar" Adel menyahuti dengan mengalihkan pandangannya.
"Lo kira lo doang yang ada urusan, gue juga ada. Gue udah ditungguin buat tanding basket" ucap Nao masih dengan tatapan tajamnya.
"Siapa suruh kasih kunci mobil ke gue" Adel melipatkan tangannya.
Nao mendengus kesal. Ia berusaha menahan emosinya "Masuk. Sekarang!" perintahnya dengan tegas.
Merasa malas untuk berdebat, Adel langsung memasuki mobil Nao dan memasang seatbeltnya begitu juga dengan Nao. Ia langsung menancapkan gas.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
abdan syakura
Edgar....
Kl Adel gk bs cintaimu...
Mau bilang apa?
Cinta tdk bs dipaksa....
2023-04-26
1
Ellin So
jutek jutek ntar posesif
2022-09-06
1