Netra mata Arya lagi-lagi menangkap pemandangan yang bikin melongo. Aldian menggandeng wanita yang di pesawat itu, berjalan menuju are hotel. Lagi-lagi Arya mengarahkan kamera pada pemandangan tersebut dan diam-diam Arya mengikuti dari belakang. Hatinya begitu penasaran apa tujuan Aldian ke kota ini dan siapa lagi wanitanya?
Kok hobi banget ganti cewek. Kepala Arya menggeleng dan terus mengendap-ngendap memperhatikan mereka berdua.
Aldian dan wanitanya berdiri di depan pintu kamar hotel. Sambil bercumbu layaknya sudah tidak tahan dengan hasrat mereka.
"Kalau kamu ngasih servis yang memuaskan kali ini, Tentunya kau akan saya gunakan lagi dikemudian hari cantik." Aldian mencolek dagu wanitanya.
"Oh, wanita bayaran!" batin Arya yang tidak jauh dari mereka. Setelah tahu wanitanya yang hanya wanita bayaran Arya meninggalkan Aldian tak melanjutkan penyelidikannya.
Cukup tahu saja kalau Aldian doyan wanita penghibur. "Dasar pria gak tahu di untung, istri dan cantik. Pinter sukses masih aja di sakiti, heran. Kalau saja aku yang jadi suaminya gak bakalan aku biarkan dia kecewa sedikitpun." Monolog Arya sambil jalan.
Ketika melintasi toko mainan banyak boneka panda dari yang besar sampai yang terkecil. "Lucu nih." Arya mendekati dan jatuh hati pada boneka panda yang ukuran sedang berwana putih.
"Mbak. Tolong di kemas ya yang ini." Arya menunjuknya.
"Baik, Mas. Buat putrinya ya atau buat kekasih?" tanya si penjaga toko itu.
Arya cuma mesem dan mengangguk ramah. Lantas membayarnya, kemudian membawa boneka tersebut. Sesekali dipandangnya dengan seraut wajah yang sumringah.
Kini Arya sudah standby di awak pesawat bersama yang lain. Memasukan bonekanya.
''Wah, boneka pasti buat sang kekasih ya?" ucap salah seorang rekannya.
"He he he ... bisa aja!" sahutnya sambil mesem.
"Jadinya kapan nih?" selidik nya lagi.
"Kapan apanya?" Arya mengernyitkan keningnya.
"Diresmikan lah ...."
"Sudah, tunangan." Timpal Arya.
"Menikah, Bro ... biar lebih bebas dan enak aja kalau sudah menikah. Ada yang ngurusin," sambung rekannya lagi.
"Nanti waktunya."
"Jangan sampai diambil orang lho." Timpal yang lainnya.
"Kalo jodoh gak bakalan kemana kok, biar jarak dan rintangan menghadang sekalipun," ucap Arya dengan santainya.
Kemudian semua bersiap karena pesawat sebentar lagi mau take off. Kembali ke Jakarta. Akhirnya pesawat pun kembali mengudara di angkasa, panduan mematikan ponsel pun harus dituruti demi keselamatan semuanya.
Pesawat menembus cuaca yang mulai gelap dan mendung dilintasi burung yang terbuat dari besi ini. Orang-orang yang mengendalikan pesawat penuh dengan keseriusan dalam bertugas.
Sebab beban yang mereka tanggung bukanlah dirinya saja namun menyangkut banyak nyawa di belakang.
Muka-muka serius tampak dari pilot, termasuk Arya yang kelihatan tegang dengan kondisi cuaca saat ini. Dalam hati ia terus berdoa semoga Allah melindungi semuanya dan pesawat mampu mendarat dengan baik di tempat juga semua selamat.
"Alhamdulillah, sudah menuju jalur landing." Arya melirik ke arah pilot lainnya yang juga melirik dan mengangguk.
Awak pesawat mulai turun dan turun dan akhirnya bergerak di atas permukaan landasan.
"Masya Allah, Alhamdulillah." Arya dan para awak kini bernapas lega. Di luar hujan gerimis namun membuat landasan licin.
Semua penumpang turun pada tangga yang sudah disediakan meski harus dibawah air hujan. Pun pilot dan para awak lain turun membawa Nav bag masing-masing.
Usai melalui berbagai ini dan itu barulah kru bisa pulang dengan dengan tenang. Termasuk Arya menaiki motornya, menembus kegelapan. Jalanan yang dihiasi lampu-lampu penerang jalan.
Di lampu merah motor Arya berhenti dan tak sengaja menoleh ke arah kanan. Selang satu mobil ada mobil Doni dan yang membuat Arya penasaran di depan cuma berdua sama Renata yang melainkan tunangan Arya sendiri.
"Apa benar cuma berdua mereka?" batin Arya sambil pura-pura tidak melihat. Kemudian cepat-cepat melaju ketika lampu berubah ijo.
Sepanjang perjalanan, dalam hati Arya terus beradu argumen. Setahu dia, Renata tak pernah pergi berdua sama pria lain kecuali sama dirinya. Paling pergi banyakan sama yang lain dan selalu ada wanitanya tapi sekarang cuma berdua, berdua!
Setibanya di unit apartemen nya. Arya menyempatkan diri menghubungi Renata untuk menanyakan kabar dan posisinya.
Tutty ....
Tutty ....
Tutty ....
Mulanya tak diangkat. Namun karena berkali-kali akhirnya di angkat juga.
^^^Arya: "Halo sayang?"^^^
^^^Renata: "Halo juga sayang ... sedang apa nih?"^^^
^^^Arya: "Aku baru mau mandi nih!"^^^
^^^Renata: "Oh, pantesan baunya sampai tercium ke sini. Mandi sana!"^^^
^^^Arya: "Iya nih, tapi kangen. Lama tak jumpa sama kamu."^^^
Rayu Arya, Memang dah lebih seminggu tidak ketemuan. Waktu itu datang ke rumahnya gak ada dan di mall juga Arya tak sempat temuin karena melihat ada kejanggalan yang dirasa Arya.
^^^Renata: "Hem ... kemarin ke rumah ya, kata bunda kamu nyusul ke Mall, tapi kok gak ketemu sih?"^^^
Arya baru ingat kalau waktu itu membeli setangkai bunga buat Renata dan tidak sempat ia berikan. Langkahnya tertuju pada jaket yang di dalam gantungan, meraba sakunya yang waktu ia menyimpan bunga. Ia keluarkan dan ternyata bunganya dah layu dan mengelupas.
^^^Arya: "Iya. Tapi gak ketemu. Sekarang kamu di mana?"^^^
^^^Renata: "Em ... di-di ... rumah, oya sudah dulu ya? aku ada bunda."^^^
Tutt ... tutt ... tutt ... sambungan telepon terputus.
"Kok dimatikan sih?" Arya menggelengkan kepalanya. Dan timbul curiga kalau yang tadi ia lihat adalah benar.
Kemudian menyimpan ponselnya lalu membawa langkahnya ke kamar mandi tuk membersihkan diri.
"Aku harus mulai cari tahu nih, perasaan ku jadi gak enak nih." Gumamnya Arya sambil mengisi bethub. "Huuh ..."
Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 perut jadi keroncongan kebetulan belum makan malam. Berjalan menuju lemari pendingin namun cuma ada mie rebus aja.
Akhirnya ia memutuskan tuk cari makan di luar. Meraih kunci motor kemudian meninggalkan unit apartemen nya, mencari buat makan yang terdekat saja.
Tiba-tiba kepincut bajigur di pinggir jalan. Pun Arya menghentikan motornya dan memesan segelas minuman bajigur yang benar-benar asapnya masih mengepul. Arya bersantai di sana sambil menikmati segelas minuman hangat.
...****...
Di malam yang sama dan waktu yang sama juga. Fatmala tengah berdiam diri di sebuah balkon kamar hotel Fatmala memandangi langit yang hitam pekat tiada berbintang.
Pikirannya menerawang akan nasib pernikahannya dengan Aldian. Kini bukti untuk perlengkapan gugatan cerainya semakin bertambah. Kecuali penganiayaan terhadap dirinya tak pernah ia bikin bukti karena itu terlalu pribadi.
Seperti saat ini ponselnya berdatangan pesan bukti-bukti Aldian dengan banyak wanita. dan selalu berakhir di ranjang panas yang entah kenapa seolah tak pernah ada puas-puasnya. dalam menjalani lawan jenisnya.
Tiba-tiba terbesit bayangan wajah Arya menari-nari di pelupuk mata. "Aish ... ngapain sih aku ingat dia?" menggelengkan kepalanya.
Bibirnya menunjukan senyuman mengingat senyuman pemuda itu yang menenangkan jiwa.
Kemudian membawa langkahnya ke dalam kamar tuk beristirahat. Besok pagi harus bangun lebih awal tuk meninjau ke lapangan. Malam yang semakin larut membawa Fatmala ke alam mimpinya di balik tidur yang begitu nyenyak.
Pagi-pagi Fatmala sudah bersiap untuk ke lapangan, yaitu meninjau dapur hotel yang sekarang ia tempati.
"Nyonya Fatma, kau tampak cantik pagi ini. Sangat segar dan inner bauty nya terpancar." Suara pria yang memakai pakaian formal tersebut. Menatap lekat ke arah Fatmala yang berdiri dekat meja hidangan ....
****
Arya dan Fatmala menyapa kalian reader ku semua. Mohon dukungannya, like dan komen, vote nya juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
Indri Permatasari
lanjut tohhr
2022-11-27
1
Wanda Khumairah
Lanjut Thor
2022-11-27
0
나의 햇살
emang udah diambil orang
2022-10-23
2