"Akh, baru jam 03.00 tapi tak apa lah, aku membersihkan diri saja. Kebetulan badan berasa lengket benget." Arya bermonolog sendiri.
"Sebentar, tadi tuan putri yang ada dalam mimpi ku itu ... siapa ya?" menggaruk tengkuknya. "Kalau gak salah sih, ya aku yakin. Itu Fatmala. Lagi-lagi dia yang menghantui pikiranku!" bermonolog sendiri dan meneruskan niatnya.
Lalu membawa langkahnya ke kamar mandi lantas mengguyur tubuhnya dengan air shower yang memakai suhu hangat. "Berrrr ... seger-seger, seger!"
Sekitar 15 menit kemudian keluar dengan handuk melilit di pinggang bawah dan langsung mengambil pakaiannya.
Setelah rapi ia buat kopi dan dibawanya ke balkon sambil ngopi memandangi suasana malam atau dini hari di sana.
Ketika tengah asik menikmati secangkir kopi dan angin dini hari, tanpa sengaja manik matanya melihat jendela apartemen sebelah yang terbuka dan yang bikin ia terkejut bukan soal terbukanya.
Tetapi soal orang yang berada di dalam nya! sepasang wanita dan laki-laki sedang bergulat panas membuat bola mata Arya terpancing tuk melihatnya dengan intens. Semakin lama semakin jelas kalau yang pria yang sedang bergulat itu Aldian. "Aldian suaminya Fatmala!" gumam Arya.
Sebentar Arya memalingkan pandangannya dan meyakinkan kalau apa yang dia lihat tidaklah salah. Kemudian mengarahkan pandangan nya ke tempat semula. "Gila, benar dia yang tadi berpapasan. Tapi siapanya dia wanita itu? aku jadi penasaran!"
Arya yang kebetulan membawa benda pintarnya di saku langsung aja dengan isengnya mengarahkan kamera ke tempat yang ia pandangi.
"Wah, bisa jadi film yang bagus nih. Ck-ck ada-ada saja babang Aldian istri cantik. Anak lucu masih saja tak puas tidak bersyukur nya ari maneh! dedeuh teuing istri dan anak mu." Arya menggeleng kepalanya kasar.
Yang jadi pertanyaan Arya saat ini adalah siapa wanita itu? istrinya kah? atau simpanan kah? Sesudah cukup mengambil video nya, Arya terus memperhatikan mereka hingga membuat ia sendiri kepanasan, keringat mengucur dari seluruh tubuhnya.
"Busyet dah, baru kali ini aku menonton siaran langsung kaya gini, bikin badan ku panas dingin." Bibirnya bergetar.
Lama-lama pergulatan panas itu berakhir. Tampak si pria beranjak dan mengeluarkan sejumlah uang pada si wanita tersebut dari tas nya. Terlihat si wanitanya senang, lalu menjilat permen coklat dan tampak bergerak gitu membuat Arya merasa ngilu dan mual. Segera ia membawa cangkir kopinya dan berlari ke dalam, terus ke toilet dan memuntahkan semua sisa isi perutnya. Jijik dan bikin enek saat melihat si wanita mengemut permen coklat tersebut.
Beberapa kali Arya bergidik. "Iih amit-amit, ampun Tuhan. Kok ada ya yang macam begitu? mungkin kalau di kampung mah, yang gitu teh namanya apa ya? lah kok aku jadi pelupa gini." Akhirnya menggeleng.
Waktu sudah menunjukkan kalau sebentar lagi memasuki waktu subuh. Arya sekalian mengambil air wudu dan kebetulan ia harus tugas pagi-pagi.
Usai itu, Arya menyiapkan semua keperluannya. Kemudian keluar dari tempat tinggalnya ini sambil berjalan pikirannya masih saja berputar memikirkan yang sudah ia lihat. Hatinya tambah penasaran akan kelakuan Aldian di luaran dan gimana yang sebenarnya hubungan pasangan suami istri itu yang sesungguhnya, kenapa bisa Aldian kelayapan dari istrinya.
Suasana yang masih gelap ini motor Arya melesat bak anak panah yang terlepas dari busurnya. Menuju kantor salah satu maskapai tempatnya bekerja.
Di sana sudah banyak rekan-rekan kerjanya. Seperti kapten, pramugara dan pramugari dan menyapa hangat kedatangan Arya.
"Pagi semua, apa kabar hari ini?" ucap Arya seraya mengedarkan pandangan ke semua orang yang berada di sana.
Semua membalas dengan anggukan dan senyuman secerah pagi ini.
Lanjut meeting hampir sekitar 30 menitan. Dan langsung menuju lapangan, dan memulai aktifitasnya masing-masing.
Unit pun sudah selesai pengecekkan agar unit aman tak terkendala ketika penerbangan nanti.
Arya dan sang kapten lainya sudah siap di garda paling depan tuk mengendalikan. Pesawat selama mengudara.
Di kursi penumpang ada yang riuh dan membuat onar, sepertinya orang itu mabuk entah apa? yang jelas membuat keributan, pramugara dan pramugari Soak menghadapinya. Kebetulan ada tiga pilot yang siap saling membagi tugas sehingga Arya memutuskan untuk ke belakang sebentar.
Membawa langkahnya ke tempat yang riuh tersebut. "Ada apa nih?" selidik Arya dengan tegas.
"Ini kapten, ada orang bikin ribut." Jawab salah satu pramugara.
"Sebabnya apa nih?" tanya lagi Arya agar lebih jelas.
"Cuma gara-gara cewek, kapten." jawabnya lagi.
Arya mengarahkan pandangan pada si pria yang ngotot itu. Arya terkejut melihat pria tersebut, dini hari ia lihat pria itu di apartemen sebelah dan sekarang berada di depan mata di dalam pesawat pula. Bahkan setelah Arya perhatikan wanitanya lain juga.
"Eh, bajingan. Dia ini cewek gua. Dan yang membawanya sampai ada di pesawat ini juga itu sama saya, tahu gak?" pria itu menunjuk-nunjuk pada yang jadi lawannya itu.
"Enak saja. Dia ini cewek bayaran saya. Dan saya sudah membayar sekian pada dirinya, jadi suka-suka saya mau melakukannya di mana? ha ha ha ...."
"Dasar keparat." keduanya saling serang.
Membuat Arya terpaksa menjadi paling depan memisahkan keduanya. "Cukup!"
Namun mereka tidak perduli terus saja saling serang sehingga Arya pun hampir jadi sasarannya. Dengan geram Arya menghimpit leher Aldian, dibawanya agak jauh.
"Lepas!" pinta Aldian.
"Dengar ya? kalian bikin onar di dalam pesawat ini, saya tak segan-segan akan mengeluarkan anda dari pesawat ini jelas?" bentak Arya. Menatap tajam ke arah Aldian.
"Kau?" ketika Aldian menatap Arya. "Lepaskan saya!"
"Kau jangan berbuat macam-macam di sini. Sebab satu orang berbuat salah, jelas akan merugikan banyak orang, anda cukup duduk manis dan perjalanan sampai tujuan." Tambah Arya.
"Kau itu tidak tahu alasannya dan jangan bentak-bentak saya." Aldian malah nyolot sama Arya.
"Cukup! sekali lagi saya ingatkan, jangan macam-macam karena saya punya aturan dan wewenang di sini, untuk berlangsungnya keamanan dan kenyamanan perjalanan ini." Kemudian Arya memanggil pramugara agar menangani Aldian.
Aldian menatap kian tajam dan ada rasa dendam yang tersimpan di hatinya. Ia tahu pria ini adalah orang Fatmala biayai tuk pendidikannya. "Saya tahu siapa kamu anak muda. Kamu itu yang istri saya bantu untuk pendidikan mu sampai bisa seperti ini. Jadi kamu jangan kurang ajar ya?"
Mendengar itu, Arya menghentikan langkahnya yang sudah tiga langkah dan menoleh ke arah Aldian. "Itu benar! tapi setidaknya saya punya rasa terima kasih." Lalu pergi meninggalkan Aldian yang dipegangi tangannya oleh pramugara.
"Lepaskan saya!" ucap Aldian dengan angkuhnya.
Arya menghela napas panjang setelah duduk di kursi tugasnya. Tak habis pikir tadi wanitanya lain sekarang juga lain lagi. Kepala Arya menggeleng, Selang beberapa waktu pesawat pun landing dengan sangat sempurna di bandara tempat tujuan.
Di luar mulai hujan gerimis dan semua penumpang sudah keluar tinggal para awak saja yang masih berbenah.
"Cuaca sepertinya sekarang tak menentu. Kita harus lebih hati-hati dalam bertugas." Arya mengingatkan rekannya yang membalas dengan anggukan sambil meminum jus kalengan.
"Sebaiknya kita ke tempat istirahat dulu, masih banyak waktu nih untuk kembali atau mau jalan-jalan," kata salah satu rekan pilot.
"Kayanya, saya mau jalan-jalan saja," ucap Arya sambil memakai kaca mata hitamnya. Lalu keluar dari badan pesawat bersama yang lainnya untuk ke kantor terlebih dahulu.
Kini Arya tengah berjalan-jalan dan karena di luar hujan ia mampir di warung kopi. Ketika tengah menyesap kopinya kedua mata Arya menangkap pemandangan yang ah ....
****
Mohon dukungan ya dari reader ku semua, like. Komen dan vote nya, makasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 290 Episodes
Comments
wilda yunita
sdh kesekian x nya bca novel ini senang bgt dgn pasangn ini arya n fatma🥰
2023-09-24
1
Ummi Alfa
Yang di lihat Arya aldian kah? yg sellau berganti2 wanita.
2022-05-29
2
Wiek Soen
makin penasaran thor
2022-05-24
2