Kini Yuto kembali melanjutkan perjalanan-nya, Meskipun ia bingun tentang apa yang baru sja terjadi namun, ia tidak mau berlarut - larut dalam hal itu.
Banyak sekali pemukiman warga yang ia lihat dalam perjalanan, terdapat berbagain maca ras, Namun kebanyakan ras yang ia lihat adalah ras demon.
Memang dalam benua barat Mayoritas Penduduknya adalah ras demon, meskipun begitu mereka cukup ramah layaknya manusia namun memiliki perbedaan selaian dari bentuk fisik, mereka memiliki bakat alami untuk melindungi diri meskipun tampa melakukan latihan apapun, kebanyakan dari mereka menjadi seorang petualang, dan kebanyakan dari mereka adalah warior, namun di antara mereka ada juga yang menjadi pendekar sihir meskipun jumlahnya sangat sedikit.
Menurut penjelasan Hitori Untuk memasuki Place Of Death terlebih dahulu akan melewati hutan kabut yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sebuah desa bernama Kiri no Mura.
Yuto memutuskan pergi kedesa tersebut untuk menanyakan jalan menuju Hutan kabut, Sesampainya disana Yuto berhenti di sebuah warung untuk beristirahat.
“Biaya makanya dan minumnya, totalnya sepuluh koin perak” Ungkap pemilik kedai
Yuto pun membayarnya sambil menanyakan sesuatu kepada pemilik kedai.
“Apakah anda mengetahui jalan menuju hutan kabut” Tanya Yuto kepada pemilik kedai
“Tampaknya kau seorang petualang’ hutan kabut terletak dari arah selatan di desa ini, sebaiknya kau mencarai seseorang untuk mengantarmu dengan kereta kuda”
“dimana aku dapat menemukannya ?” Tanya Yuto
“Pergilah ke Ujung desa ada seorang Pria ras demon yang akan mengantarmu dengan beberapa bayaran” jawab wanita itu
Yuto bergegas ketempat yang di tuju tersebut, sesampainya disana yuto melihat sosok Pria dari ras Demon sedang memberi makan seokar kuda.
“permisi paman” gumam yuto
“Ada yang bisa kubantu anak muda?”
“Saya mau pergi ke hutan kabut, saya menanyakan kepada pemilik Kedai setempat bahwa ada orang yang bersedia mengantarkanku ke hutan kabut” jesal Yuto
“apakah kau akan kesana? hebat juga kau masih muda namun berani kesana jarang kutemukan anak muda seusiamu pergi kesana” jelas pria itu
“yaa aku akan pergi kesana” Jwab Yuto
“1 Koin emas dan aku akan mengantarmu” Kata pria itu
Yuto pun menyetujuinya, dan akhirnya mereka berangkat sesampai disana, pria tersebut menghetikan keretanyanya, sepertinya dia hanya mengantar Yuto tepat didepan hutan tersebut.
“sampai sini saja nak muda aku mengantarmu, aku tak dapat mengantarmu masuk kedalam” Ungkap Pria itu, dan beranjak pergi setelah menerima bayarannya.
Yuto pun melangkahkan kakinya menuju hutan , Tampak Kabut dimana - mana menutupi arah pandangannya, Namun Yuto tetap Terus berjalan namun Tiba – tiba saja.
Yuto terbangun disebuah Ruangan yang tampak tak asing lagi baginya, Yuto trus melihat keadaan sekeliling Ruangan tersebut, dan dia tak menyangka ini adalah kamarnya, ia melihat sebuah kaca dan dengan segera berlari ke situ.
“ini wajahku 4 tahun yang lalu, apa yang sebenarnya terjadi? apakah selama ini hanya mimpi?” Gumam Yuto
Tok, tok…..
“Yuto bangun sarapan pagi” Suara seorang wanita
Suara itu tampak tak asing baginya, Yuto yang mendengar suara itu, segera berlari dan membuka pintu kamar, terlihat sosok wanita yang selama ini dia rindukan, se akan tak percaya dengan apa yang di lihatnya sekarang.
“Ibu, Ibu” kata Yuto yang memeluk ibunya erat – erat , dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya
“Yuto ada apa denganmu ? mengapa kau menangis ?, Ibu ada disni sayang” Ungkap ibu Yuto
“Ibu, baik – baik saja, tapi ban.. ban…” Ucap Yuto yang terbata - bata
“Tenang sayang ibu ada disini, Lihatlah sekarang Ibu disni dedepanmu, Ibu tidak akan meningglkanmu” Jelas ibu Yuto
Tak lama Berselang
“aku pulang” ucap seorang Pria
“Ayah, Ibu itu benar - benar ayah?” Tanya Yuto yang masih tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini
Ibu Yuto hanya mengangguk
“Apa yang terjadi denganmu, ada apa ini mengapa dia menangis” Ungkap ayah Yuto
Yuto Pun bergegas memeluk ayahnya..
Keesokan harinya Yuto terbangun dari tidurnya tak menyangka ini semua yang dia alami selama ini hanyalah mimpi.
“Ayah kali ini kita akan kemana” Tanya Yuto kepada ayahnya
“Kita akan pergi berburu Rusa untuk makan malam” jelas ayah Yuto
Di dalam perjalanan terlihat penduduk desa melambaikan tangan dan menyapa mereka berdua, Yuto pun tak lupa membalas sapaan mereka
Sesampainya di hutan terlihat seekor rusa dewasa tengah makan rerumputan, Yuto menarik panahnya dan mengarahkan kerusa tersebut, dan dengan tepat mengenai rusa itu
Kini mereka beranjak Pulang membawa hasil buruan mereka, Ibu Yuto yang tampak dari kejauahan telah menunggu mereka sambil tersenyum
“Wahh, hasil buruan kali ini sangat besar” ungkap ibu Yuto
“Ibu gimana kalau besok kita kesungai” ungkap Yuto
“Ngapain kita kesungai?”
“Kita Piknik lah buk sudah lama kita tidak kumpul – kumpul bersama’ ungkap Yuto
“Hooo ide yang bagus” Ungkap ayah Yuto
Keesokan harinya Yuto dan kedua orang tuanya telah berada di tepi sungai, terdengar suara siulan burung - burung, dan gemercikkan air.
“Yuto kau mau keman hati – hati batunya licin” Teriak Ibu Yuto kepada Yuto yang sedang berlari di sungai, dan tak lama Yuto melihat seekor ikan Tepat berada di bawah kakinya tengah berenang, semakin lama – semakin dia perhatikan, entah mengapa tiba - tiba saja muncul sebuah gambaran di air tersebut, gambaran yang mengingatkan Yuto akan hal yang Pernah terjadi, Yuto yang saat itu sontak terkejut dan terkejut dan terjatuh, ibu Yuto yang melihat hal itu berlari mengempirinya, Namun Yuto tetap saja hanya terdiam dengan wajah layaknya seseorang melihat sesuatu yang buruk, Perlahan - lahan kini Yuto menenagkan pikirannya, dan kembali memikirkan sesuatu.
Yuto merasakan ada ke anehan yang terjadi sejak dia bangun hari itu.
Diman rumahnya yang seharusnya terdapat banyak buku, namun yang terlihat hanya bebera buku saja, bahkan ayahya yang sebagian besar waktunya ia habiskan untuk membaca buku, kini menghabiskan waktunya untuk berburu, Yuto kembali mengingat apa yang terjadi
Yuto telah mengetahui semuanya ia sekarang sedang berada di dalam halusinasinya atau bisa di katakan di dalam sebuah mimpi.
Yuto dengan cepat berlari meninggalkan kedua orang tuanya, berencana meninggalkan desanya saat ini, dengan harapan dapat menemukan jalan keluar dari tempat ini, namun hal itu percuma, seberapa jauhpun dia berlari, berapa kalipun dia mencoba hasilnya tetap sama, ia selalu kembali ketempat yang sama
Kini Yuto tak tau harus berbuat apa lagi, Ia tampak menyerah, Namun tiba – tiba saja Yuto Terpikirkan sesuatu.
“Jika mimpi ini bertujuan untuk mewujutkan apa yang selama ini ku rindukan, maka satu – satunya cara untuk kembali menghilangkan tujuan itu” gumam Yuto
Kini Yuto merasakan bimbang antar memilih bertahan di dunia ini, atau kembali pulang, namun apa bila ia ingin kembali satu - satunya cara menghancurkan desanya sendiri.
Meskipun ia mengetahui bahwa itu semua ada ilusinasi dan tidak nyata, tapi untuk menyaksikan hal yang sama kedua kalinya itulah hal yang berat, dimana ia harus menyaksikan orang yang sayang harus mati, bahkan oleh tangannya sendri.
Berselang beberapa waktu dimana matahari kini telah terbenam Yuto memutuskan kembali ke desanya namun tampaknya Yuto telah membuat keputusan yang bulat.
Yuto mengambil sebuah ranting yang ia temukan untuk ia gunakan sebagai senjatanya.
Ranting tersebut dengan cepat telah ia lapisi dengan sihir apinya, meskipun langkah kakinya terasa berat namun ia harus menerima kenyataan.
Kini yuto berada tepat di pintu masuk desanya, ia kembali mengingat waktu demi waktu yang telah ia habiskan.
“Terima kasih semunya atas waktunya, meskipun kalian semua hanyalah ilusi tapi aku bersukur bisa bertemu kalian kembali”
"Hufff" Yuto mengehela Nafas dalam - dalam
Kini Yuto berlari ke arah desanya, satu demi satu penduduk desanya ia bunuh tepasan demi tebasan ia lancarkan, mesikipun penuh dengan air mata Yuto tetap melakukan pembantain.
Kini yang Tersisa saat ini adalah kedua orang tuanya.
"Yuto dari mana saja kau nak? mengapa kau berlari meninggalkan ayah dan ibu.
Yuto yang mendengar hal tersebut membuat hatinya semakin Luka namun, dia harus melakukannya.
Kini Yuto mulai mengangkat pedangnya dan mengayunkan kepada kedua orang tuanya.
"Mengapa kau menangis nak? Ibu dan ayah akan selalu menyayangimu, kami akan selalu mendukungmu nak" Ucap ibu Yuto yang besimbah darah, dan memeluk Yuto
Dan kini Yuto telah berhasil terbangun dari mimpinya, Yuto tampak sedih menagis sejadi - Jadinya, Yuto mencabut bedanganya dan mengayunkan pedangnya yang membara, membuat seluruh Hutan kabut terbakar.
Seminggu setelah kejadian itu, disebuah tempat, didalam sebuah Guild.
“Apa? benarkah itu terjadi”
“Apakah kalian mendengarnya, Hutan kabut telah habis terbakar, Kini tidak ada lagi yang penghalang Untuk kesana” Ungkap salah satu petualang
“Hoooo” suara sorak petualang
Di Kekaisaran
“Tak kusangka Hutan kabut bisa terbakar” ucap salah tetua kekaisaran
“Sudah seribu Tahun telah berlalu sejak kejadian yang sama terjadi”
“Api Finix yaaa, sepertinya seseorang menguasainya”
“Tampaknya gelombang besar akan terjadi tidak lama lagi”
“Panggil Jendaral Zaou Kemari” Ucap salah satu tetua
“Baik Ketua” Ucap Salah satu Prajurit dan bergegas pergi
Tidak lama setelah itu muncul sosok laki – laki dengan mengenakan Sebuah kemeja militer berwarna putih, Terlihat Lambang empat Bintang di pundaknya, melambang sosok pemimpin yang berkedudukan tinggi Ia adalah Jendral Zaou, Pimimpin tertinggi Prajurit kerajaan
“Akhirnya kau dtang Juga” Ucap slah satu tetua Yang memegang sebuah pedang
“Sudah waktunya kau mengirim pasukannmu ketanah itu”
“Place Of Death yaa” Ucap jendaral Zao
Ada 4 Panggkat tertinggi Pasukan Kekaisaran
Yang pertama, Jendaral dan Wakilnya, Letnan Jendaral yang diduduki oleh 4 orang, Mayor Jenderal yang di Isi oleh 8 orang, dan yang terakhir Brigadir Jenderal yang di isi oleh 14 orang.
Sedangkan yang Memiliki jabatan Komdan, dan Kapten merupakan Pemimpin setiap divisi- difisi Prajurit kerajaan atau kekaisaran.
Kini banyak Petualang baik dari benua barat, selatan dan timur menuju ke Place Of Death, Kerena Rumor Terbakarnya Hutan kabut yang selama ini menjadi penghalang untuk bisa kesana, Namun mereka tak mengetahui Yang berbahaya dari tempat itu adalah Apa yang di dalam Place Of Death.
Ditemat lain terlihat larva yang sangat panas mengalir bagiakan sungai, terlihat sosok mahkluk yang sekujur Tubuhnya di selimuti oleh api, ia adalah salah satu Makhluk Legendaris Burung Abadi, sang Finix.
“sepertinya tidak lama lagi hari itu akan tiba, Benarkan Kenji! ” Ucap sang Finix
Bersambung…
Jagan Lupa Komen Vote dan Like
Semoga terhibur
...-By Alzan-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments