"Tentu saja !" kata Cahaya putih
"Akhirnyaaa..." kata Cahaya Hitam
"Eh? Hehhh??" kata sang remaja
Kedua Cahaya tersebut tiba tiba berubah menjadi sesosok anak kecil yang sangat imut dan cantik. Berbadan mungil dengan senyum yang sangatlah manis. Jikalau mereka tinggal di bumi pasti mereka sudah dinobatkan sebagai perempuan paling cantik dan imut yang pernah ada.
"Halo Pahlawan ! Namaku Ligiel" kata Cahaya Putih
"Aku Dagiel !" kata Cahaya Hitam
"Ligiel.. Dagiel..? Kalian saudara kembar?" jawab sang remaja
"Ya ! Oh ya.. ngomong ngomong kau kan tanpa nama.." kata Ligiel
"Bukankah baiknya kau memutuskan nama terlebih dahulu..?" sambung Dagiel
"Na-nama kah.. (teringat Liliana)" dengan bersedih
"Eh eh eh eh eh.. kalau kau masih belum bisa memutuskan tidak usah dulu saja...!!" kata Ligiel dengan panik
"I-i-iya.. nama bisa dipikirkan kapan kapan kan... hahaha...." dengan tawa palsu Digiel menyambung
"Baiklah.." jawab sang remaja dengan menghela nafas
Setelah perbincangan yang lama tersebut, sang remaja pun kembali beristirahat. Ia pun tertidur dan di dalam mimpinya, ia bertemu dengan ibu dan ayah angkatnya. Ia mencoba memanggil namun suaranya tak dapat terdengar. Ia menoleh ke belakang, ia pun melihat Liliana dan para penduduk Desa Gradi lainnya. Liliana mengulurkan tangan kepada sang remaja, dan sang remaja pun mencoba meraih tangan Liliana. Seketika sebelum sempat meraih tangannya, para penduduk desa dan Liliana terbakar kobaran api. Dan diatas kobaran api tersebut berkibar dengan kuat bendera Naga Merah.
"Huah!" terbangun dari mimpi
"Apa kau mendapat mimpi buruk..?" tanya Ligiel
"I-iya.. aku.. masih belum bisa melupakan yang telah berlalu.." jawab sang remaja
"A-aku pikir kau tidak perlu melupakannya !" kata Dagiel
"I-iya.. jikalau memang tak bisa kau lupakan maka jangan kau lupakan !" sambung Ligiel
"Kalau memang tak bisa maka tanamkan dalam dirimu, dan bangkitlah !" kata Dagiel
"Bangkitlah dan jadilah Pahlawan, hingga tak ada orang yang merasakan penderitaan sebagaimana yang engkau rasakan." kata Dagiel dan Ligiel mencoba memotivasi
Bangkit? Menjadi Pahlawan? Meski ia telah mengatakan bahwa ia akan menjadi pahlawan, namun masih ada hal yang mengganjal di dalam dirinya. Ia masih ragu, apakah ia bisa menjadi pahlawan. Karena baginya, semua itu masih terdengar seperti mimpi. Meski begitu, ia tetap mencoba untuk menerima takdir yang telah menantinya tersebut.
"Benar.. aku.. tak ingin lagi ada orang yang menderita.. tak ingin lagi ada orang yang bersedih.. tak ingin lagi ada yang berduka. Aku ingin semua orang dapat tersenyum, dapat berbahagia, hidup tanpa rasa takut. Mungkin terdengar seperti khayalan semata, namun itu adalah harapanku..." kata sang remaja
Wajah Ligiel dan Dagiel mulai berbinar seperti melihat cahaya
".. namun.. apakah orang lemah sepertiku bisa melakukannya? Bisa memenuhi yang dikatakan takdirku? Apakah bisa?!" bentak sang remaja
Ligiel dan Dagiel hanya bisa tersenyum dan berkata,
"Kau tidak perlu memaksakan dirimu."
"Sudah banyak penderitaan yang kamu lalui."
"Bahkan banyak penderitaan lain yang tak kau ceritakan pada kami."
"Beristirahatlah, renungilah, dan temui kami jikalau kau sudah memutuskan."
Mendengar perkataan itu, sang remaja bertambah bingung. Ia bertanya apa maksudnya. Namun sebelum ia dapat bertanya kedua Cahaya tersebut telah menghilang. Sang remaja mengalami kesendirian lagi. Di kamar putih yang sangat luas hingga mata tak mengetahui dimana dinding nya. Sangat luas namun hanya ada sebuah kasur putih tempat ia terbangun dan tertidur.
"Pahlawan. Apakah orang sepertiku pantas..?" kata remaja dalam hatinya
"Aku.. aku ini tak bisa apa apa.. lantas mengapa aku yang dipilih..!?"
Ketika ia bertanya pada dirinya tanpa sadar ia pun tertidur.
"Bima.. Bima..." kata seorang wanita
"Su-suara siapa itu..?" sambil membuka matanya
"Siapa kamu ?!" sambungnya
"Bima.. kamu itu anak yang kuat. Sedari kecil kamu sudah sendiri tapi bisa menghadapi segalanya. Meski diganggu dan dibully kamu tetap tegar dan tersenyum. Kamu tidak ingin orang lain mengkhawatirkanmu. Kamu selalu memikirkan orang lain daripada dirimu. Kamulah yang membuat ayah dan ibu dapat tersenyum selalu, dapat tertawa bahagia, dan kamu adalah orang yang membawa kehangatan ke dalam kehidupan kami." kata wanita tersebut
"I-ibu.. ayah..?" kata sang remaja dengan air mata yang mengalir tanpa ia sadarnya
"Kamu pula yang membawa kebahagiaan di desa kami setelah sekian lamanya !" kata wanita lainnya
"Kamu adalah berkat. Kedatanganmu bertepatan dengan hasil panen setelah sekian lamanya !" kata Pak Tua
"Kamu.. adalah Pahlawan bagi kami. Kamu adalah Pahlawan desa kami. Kami melihatnya kok dari atas bahwa kamu yang membalaskan dendam kami. Kami bersyukur karena kamu telah membalaskan dendam kami, tapi.. jangan sampai kamu larut dalam kebencian, jangan sampai kamu larut dalam kesedihan. Kamu orang baik.. seandainya.. seandainya waktu itu aku tahu namamu.. pasti aku akan memanggil namamu sebelum kematian menjemputku. Hai remaja asing.. bersamamu memang sangatlah sebentar, namun kebahagiaan yang dirasakan tidak dapat diungkapkan dengan kata kata..." kata perempuan dibalik cahaya yang sangat terang
"Kamu.. Liliana...." kata sang remaja dengan menangis
"... kamu tak gagal menyalamatkan kami kok. Kamu telah menyelamatkan kami dari lubang penderitaan. Kamu adalah orang yang membawa kebahagiaan ke desa kami. Entah mengapa semenjak kamu datang, berbagai hal baik datang di desa kami. Kami sangat senang dan bersyukur karena di akhir hidup kami, ada cahaya sepertimu menghampiri kami. Oleh karena itu, kamu harus bangkit ! Bangkit dan jadilah cahaya yang sangat bersinar ! Hingga segala gelapnya kesedihan dan penderitaan orang lain terhapus oleh cahayamu !" sambung Liliana
"Mungkin terdengar aneh.. tapi.. sejak pertama kali aku melihatmu, ketika kamu berpesta dengan kami, tarian yang kita lakukan, serta pegangan tangan hangat tersebut. Aku.. aku ingin abadi di dalam kenangan tersebut. Hai remaja.. siapakah namamu..? Apakah.. apakah ada kesempatan di kehidupan selanjutnya untuk aku menjadi pendamping hidupmu..? Hahaha.. tersenyumlah, dan tebarkanlah kebagiaan di dunia ini ! Pahlawan, jadilah pahlawan yang dicintai. Jadilah Pahlawan yang dicintai semua orang, sebagaimana kami.. mencintaimu !" sambung Liliana dengan orang orang yang disayangi oleh sang remaja
Cahaya tersebut menghilang. Meski menghilang, cahaya tersebut telah menyalakan api di dalam tubuh sang remaja. Kesedihan yang ia rasakan perlahan mulai menghilang. Ia pun terbangun dari tidurnya.
"Liliana.. ibu.. ayah.. Pak Tua.. sekarang aku ingat semuanya.." kata remaja tersebut
"Liliana, pesanmu itu.. maaf aku belum bisa membalasnya. Nanti ketika kita sudah dipertemukan kembali, aku akan membalasnya. Tunggu aku. Dan lihatlah aku, lihatlah perjalananku menjadi Pahlawan. Menjadi Pahlawan hingga namaku terdengar dengan lantang di Surga, tempatmu tinggal." kata sang remaja dengan tangisan bahagia
"Jadi.. kau sudah memutuskan..?" tanya Dagiel
"Ya!" jawab sang remaja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
smile:•
beristirahatlah,renungilah dan taubat kepada tuhan yang maha esa🗿
2024-02-14
0
Regilius
ini sifat bakal gimana yah? gw bakal lanjut baca aja supaya mengetahuinya tapi kalo nggak sesuai ekspektasi gw bakal pergi
2022-05-08
2
Regilius
Sering gw dengar nih kata-kata
2022-05-08
1