" wujut kanlah keinginan terahir bapakmu Ra, dia ingin kamu bahagia, paman sudah menelfon mas mu dan besok Anton akan datang dari jakarta, bersiap-siaplah, kamu harus iku dengan dia,
" tapi paman,? jawab Zahra ragu
"apa yang kamu ragukan Ra,? kalau tentang rumah ini kamu jangan kuatir, paman yang akan membersihkannya setiap minggu,ucap pak lukman menyakinkan Zahra.
"paman tidak akan memaksa kamu, kamu berhak mengambil keputusan yang menurut kamu benar , paman hanya ingin melihatmu bahagia dan mungkin kebahagian kamu ada pada orang tua yang selama ini tidak pernah kamu temui.
Zahra hanya tertengung mendengarkan ucapan pak lukman dia belum siap jika harus pergi dan meninggalkan rumah serta kenangan dengan orang tua yang selama ini merawat dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang
"pikirkan dulu Ra, sebelum kamu mengambil keputusan jangan sampai kamu menyesal ini adalah waktunya kamu mencari orang tuamu dan berbaktilah padanya, paman tidak mau kamu tinggal sendirian di rumah ini Ra,
ucap pak lukman sambil menepuk pundak Zahra yang tertunduk
"paman tidak mau kamu semakin terpuruk di rumah ini sendiran, imbuh pak lukman
Zahra hanya terdiam, dia terus berpikir haruskah dia ikut sepupunya kejakarta dan mencari orang tua kandungnya, setelah berpikir cukup lama ahirnya Zahra memantap kan hatinya untuk ikut Anton dan mencari orang tua kandungnya
"iya paman, aku akan ikut mas Anton, aku akan mencari orang tuaku dan aku akan kerja di tempat mas Anton
" mas Anton pernah mengirim pesan kalau di tempat kerjanya ada pekerjaan buat aku, ujarnya lagi
"pekerjaan apa Ra,? tanya pak lukman
"guru ngaji, man,
pak lukman hanya mengangguk tanda ia mengerti, dia tau Zahra sangat pintar dalam mengaji munkin karna itulah Anton menawari pekerjaan itu pada Zahra, pikir pak lukman
"semoga kamu cepat menemukan orang tua kandungmu Ra, jika suatu hari nanti kamu bertemu dengan mereka paman harap kamu tidak akan lupa untuk pulang menemui paman dan berziarah kemakam bapak dan ibumu, ucap pak lukman dengan mata berkaca-kaca, meskipun Zahra bunkan anak kandung dari kakaknya tapi pak lukman sangat menyayangi Zahra seperti anaknya sendiri.
Zahra yang melihat pak lukman mengusap matanya yang basah, segera ia memeluk pamannya dari samping tumpahlah sudah air mata Zahra sambil memeluk sosok pengganti bapaknya
"paman jangan sedih, aku akan sering pulang untuk menemui paman dan aku tidak akan pernah lupa pada kasih sayang paman dan bapak, ucap Zahra sambil memeluk erat sang paman
pak lukman semakin tergugu dalam pelukan Zahra dia begitu menyanyangì Zahra dia tidak ingin Zahra pergi tapi inilah kenyataan yang harus dia terima karna Zahra bukanlah anak kandung kakaknya.
"besok pagi Anton akan tiba di sini dan kamu harus siap-siap, ucap pak lukman memberi tau
Zahra hanya menganggukan kepalanya lalu ia melerai pelukanya dari sang paman
"paman pulang dulu, kamu istirahatlah karna besok kamu akan bepergian jauh, ucap pak lukman dengan lembut
"iya paman aku akan istirahat,
Zahra melewati malam dengan perasaan yang tak menentu dia terus berpikir mengapa kehidupannya penuh dengan misteri , beberapa kali dia mencoba memejamkan matanya tapi tak kunjung terlelap pikirannya terus berkelana mengingat-ingat setiap kejadian yang dia alami
setetes air mata yang selalu menemani malam panjangnya meskipun dia wanita yang sangat tegar tapi sesungguhnya hatinya sangatlah rapuh.
sesekali jam dinding berbunyi mengukur panjangnya malam yang sunyi sesunyi diri yang menyendiri, kucoba untuk menghibur diri namun kemana kuadukan luka ini...
hati Zahra makin tak kuasa menahan sesak, ia semakin terhanyut dalam kesedihan hingga tanpa terasa ia mulai terlelap, membawa segala luka ikut dalam mimpi indahnya.
*******
"ini sadah malam sayang, apa gak sebaiknya kamu nginap di sini saja,? pinta bu siska pada putranya
" gak ma,! aku balik aja, aku lebih betah di apartemen, gak ada yang nganggu aku tiap pagi,! ucap Al, membuat bu siska merasa sedih dengan perkataan Al
"biarkan saja dia pergi,! ucap tuan fatih seraya menuruni anak tangga, " papa gak perduli lagi dia mau tinggal di mana, sudah cukup papa mendidik dia, tapi tetap saja dia jadi pembangkang, ucap tuan Fatih dengan nada yang mulai meninggi
dia begitu kesal pada Al karna Al tidak pernah meninggalkan kebiasaan buruknya yaitu sering mabuk dan bergonta-ganti pasangan
"inilah ma, yang bikin aku gak betah tinggal di sini, ucap Al kesal, dia berjalan meninggalkan mama dan papanya dengan perasaan kesal dia keluar dan membanting pintu dengan sangat keras, membuat orang tuanya terlonjak kaget
tuan Fatih hanya geleng kepala melihat tingkah putranya yang kekanak-kanakan
******
"asslamualaikum Ra,
"waalaikum salam, jawab Zahra dari dalam rumah, segera ia berjalan untuk membuka pintu dan melihat siapa yang datang ternyata pak Lukman dan sepupunya Anton
"mas Anton,! Zahra begitu senang dengan kedatangan sepupunya, senyum tak henti menghiasi bibir manisnya
" kamu apa kabar Ra,? tanya Anton tak kalah senang
"alhamdulillah mas, aku baik,
" jam berapa mas sampai di sini,?
"tadi pagi mas sampai ,Ra. jawab Anton sambil berjalan menuju sofa yang ada di ruang tamu, "dan nanti sore kita sudah harus berangkat Ra, karna mobil yang aku bawa itu adalah milik majikanku
"iya mas, ucap Zahra tanpa ragu lagi
pak lukman hanya diam mendengarkan pembicaraan antara anak dan keponakannya
waktupun begitu cepat berlalu, kini waktunya Zahra berangkat para tetangga berdatangan hanya untuk mengucapkan selamat tinggal pada Zahra beberapa sahabat Zahra ikut hadir untuk mengucapkan selamat tinggal
"paman Zahra berangkat dulu ya, tanpa ragu Zahra lang sungsung memeluk pak lukman dia menumpahkan air matanya dalam pelukan pak lukman
semua orang ikut meneteskan air mata, "kamu hati-hati di sana Ra, ucap pak lukman sambil mengusap air mata Zahra
Anton tersenyum melihat bapaknya begitu perhatian pada adik sepupunya, "bapak jangan kuatir, aku yang akan menjaga dia di sana,pak lukman tersenyum mendengar ucapan Anton
Zahra dan Anton berpamitan pada semua tetangga yang datang , mobil yang mereka tumpangi mulai meninggalkan halaman rumah almarhum pak Tohir, Zahra melambaikan tangannya pada semua orang, air matanya tak henti membasahi pipi tirusnya ia semakin kurus dan langsing akibat kehilangan dua orang yang ia cintai
mobil yang mereka naiki kini sudah mulai memasuki jalanan kota ., Zahra hanya memandang keluar jendela pandangannya begitu kosong, Anton hanya diam dan fokus menyetir dia tidak ingin mengganggu Zahra,
sesekali Zahra mengerjapkan matanya ia tidak ingin menangis di dalam mobil apalagi di hadapan Anton , dia tidak ingin Anton merasa kuatir terhadapnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Sandisalbiah
Bismillah utk langkah baru Zahra.. semoga harapanmu akan terkabulkan
2024-11-23
0
Elly Rasmanawati
moga zahra cepet ketemu dg kebahagiaan/Rose/
2025-01-09
0
Maryami
ikutan sedih
2024-09-28
0